Enam

649 25 0
                                    

-Tidak semua yang bandal itu buruk-

06.50

Rain terbangun dari tidur nya karena mendengar suara handphone yang berdering.

Tangan Rain meraba-raba meja yang berada tepat di sebelah kasur nya, berusaha mencari handphone nya yang berdering pertanda ada panggilan masuk . Tap. Ia sudah menggenggam handphone nya dan langsung mengangkat telfon itu. "Halo? Ini siapa?" Tanya Rain yang masih setengah sadar.

"Ini gue Danish, lo gak masuk sekolah hari ini?" ucap Danish. Danish? Dari mana dia dapat nomor Rain? Seperti itulah pertanyaan yang sekarang sedang memenuhi kepala Rain.

Rain mengerutkan dahi nya "Lo? Lo kok bisa tau nomor gue? Dari siapa? Dan lo ngapain nelfon gue pagi-pagi gini?! Ganggu banget sih!" ucap Rain dengan nada yang sedikit kesal.

Danish memutar bola matanya "Tapi ini udah jam 7 kurang 10. Rain, kamu bisa telat. Kalau ini masih kamu anggap pagi banget."

"Apa?! 7 kurang 10?!" Rain langsung melirik ke arah jam beker nya dan langsung mematikan telfonnya.

Refleks dirinya langsung lompat dari kasur dan berlari secepat kilat menuju kamar mandi.
15 menit kemudian Rain keluar dari apartemen dan berlari ke halte bus. Sepertinya hari ini Rain sedang bernasib baik. Karena sesampainya Rain dihalte bus, langsung ada bus menuju sekolah Rain yang datang.

****

Karena bus nya tidak berhenti didepan sekolah, Rain harus jalan sedikit menuju sekolah nya.
Rain berlari sekencang kencangnya tanpa memperdulikan orang lain lagi.

Gubrak...

Yaps. Rain menabrak seorang bapak-bapak yang bersepeda dan membawa koran. Koran yang dibawa oleh bapak tersebut jatuh dan berserakan di jalan.

"Gimana sih?! Kalau jalan liat-liat dong neng! Lihat nih dagangan saya beran--- Eh! bukannya nolongin malah kabur! Dasar anak pelajar sekarang sudah tidak punya sopan santun!" bentak bapak itu kepada Rain. Tapi ia tidak memperdulikan itu. Ia hanya berlari pergi meninggalkan bapak itu.

"Maaf pak maaf. Saya sudah terlambat." Rain menoleh kebelakang sambil berteriak berharap bapak yang tadi ia tabrak mendengar permintaan maafnya.

Yaaa begitulah namanya juga bad girl. Gak heran kalok dia bangun terlambat gak perduli orang lain lagi.

***

S

edikit lagi pintu gerbang ditutup. Sisanya hanya tinggal sekitar 25cm lagi. Beruntungnya Rain lumayan kurus. Jadi ia masih bisa melewati pintu gerbang itu. Tapi sangat disayangkan, guru piket yang katanya terkenal killer itu sudah menunggu siswa-siswi terlambat dilapangan utama sekolah.

Mata Rain membulat ketika melihat Pak Riza berdiri disana. Rain tidak memperdulikan. Ia hanya pura-pura tidak tau dan tidak melihat guru tersebut sambil berlari menuju kelasnya.

"Ehem. Hei kamu! Stop!"

Rain tanda sekali dengan suara itu. Itu adalah suara guru yang paling di takuti seluruh siswa-siswi di sekolah ini. Dan sekarang ia yang akan berhadapan dengan guru tersebut.

"Mampus gue ketauan." Batin Rain sambil menepuk jidatnya. "Eh ada bapak. Kenapa ya pak?" tanya Rain pura-pura tak mengerti sambil tersenyum layak nya seseorang yang tidak punya dosa.

"Oh. Pandai ya kamu pura-pura tidak tau. Kamu gak sadar kalau kamu terlambat?!" bentak nya

"Sadar pak." jawab Rain Santai sambil nyengir kuda.

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang