Dua belas

610 16 4
                                    

Rain

Danish lo jangan marah, ya. Gue mau minta bantuan lo nih.

Danish mengerutkan kedua alisnya, ia bingung dengan kalimat 'minta bantuan'.

Bantuan apa?

Tadi gue jalan sama Anta, dan bodohnya mulut gue ngeluarin pertanyaan tipe cewek dia itu gimana, setelah dengar jawaban dia, gue belom termasuk kriteria cewek yang dia suka. Bantuin gue, ya, biar jadi kriteria cewek yang dia suka, please.

Setelah tau apa yang harus ia lakuin, dengan malas Danish membalas chat Rain.

Yaelah, lo, tuh, maksa banget tau nggak Rain. Kalau dia memang nggak suka sama cewek kayak elo, yaudah lah lupain aja. Jadi temen aja udah. Lagian masih banyak kali yang suka sama lo.

Tanpa sadar Danish mengetik pesan itu, dan ternyata kata-kata Danish itu berhasil membuat Rain sakit hati.

Kok lo ngomongnya gitu? Kan gue cuma minta tolong aja sama elo, kalau lo nggak mau ya nggak usah gitu juga ngomongnya.

Eh...  Jangan marah, gue nggak sengaja. Maksud gue nggak gitu. Iya- iya gue mau bantuin elo.

Sayangnya Rain cuma nge Read dan tidak membalas apa pun lagi.

***

Suara ketukan di pintu apartemen Rain berhasil membangunkan nya dari tidur.

"Iya-iya sebentar," teriak Rain memberitahu agar sabar pada seseorang  yang datang.

Rain melihat jam dinding. Masih menunjukkan pukul 06.00.

"Siapa, sih, yang pagi-pagi begini datang, nggak ada kerjaan banget." batin Rain

Saat Rain membuka pintu itu, terlihat seseorang dengan sepatu hitam serta seragam sekolah yang rapi. Tas ransel hitam yang ia sandangkan di pundaknya dan kacamata hitam yang membuat seseorang itu tampak menawan.

"Danish?! Ngapain lo datang pagi-pagi gini?" tanya Rain dengan nada sedikit kesal karena perkataan Danish tadi malam.

"Jangan marah-marah, ini masih pagi. Gue masuk dulu dong, capek nih berdiri," ucap Danish menggoda.

"Nggak, nggak! Gue nggak terima tamu yang suka nyakiti perasaan orang kayak elo! Mending lo pergi, deh, dari sini!" bentak Rain sambil menutup pintunya.

"Eh, tunggu, jangan marah dong, Rain. Maafin gue," ucap Danish sambil menahan pintu yang ingin di tutup Rain
Tapi sayang, tenaga Rain lebih kuat dari Danish dan pintunya berhasil tertutup.

Dengan penuh rasa bersalah Danish melangkah pergi dari apartemen Rain menuju sekolahnya.

***

Ketika Rain sampai di sekolah, semua teman-teman satu kelas Rain yang sudah datang sedang duduk di depan kelasnya melihat Rain sambil tersenyum dan berbisik-bisik menceritakan Rain. Dengan penasaran Rain bertanya pada salah satu temannya.

"Kenapa, sih, kok pada liatin gue begitu?"

"Lo masuk aja, deh, Rain, ntar lo juga tau sendiri," jawab salah satu temannya yang duduk di depan kelas itu.

Dengan cepat Rain masuk ke dalam kelas. Langkahnya terhenti ketika melihat meja yang ia tempati terdapat banyak bunga-bunga.

"Siapa yang hias meja gue pake bunga-bunga begini?" batin Rain

Rain berjalan mendekati meja nya dan berusaha mencari siapa yang membuat ini semua.

"Siapa tahu ada nama orang yang buat ini semua," gumam Rain pelan.

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang