Sepuluh

387 15 0
                                    

Hari ini seluruh kelas freeclass karena akan ada pemilihan ketua osis baru. Tapi, hukuman bagi murid yang terlambat tetap ada. Rain termasuk salah satu murid yang terlambat. Gadis itu dihukum berlari mengelilingi lapangan. Karena hari ini freeclass semua murid bisa dengan bebas keluar kelas, bahkan ke kantin.

Cukup banyak murid yang duduk di sekitar lapangan. Mereka sibuk melihat ke arah siswa-siswi yang sedang dihukum. Terutama saat pandangan mereka melihat ke arah Rain, tidak jarang ada yang melontarkan cibiran. Ada juga beberapa yang tertawa.

Rain yang menyadari bahwa dirinya menjadi bahan cibiran murid-murid hanya bisa menundukkan kepalanya karena malu. Walaupun Rain gayanya seperti badgirl dia akan tetap merasa malu jika menjadi pusat perhatian.

Tinggal satu putaran lagi dan Rain akan menyelesaikan hukumannya. Rain terlihat sudah sangat kelelahan. Keringat menetes dari pelipis gadis itu kemudian mengalir ke bawah hingga membasahi wajahnya.

Satu persatu helaian rambut Rain terurai ke bawah karena terlepas dari ikatannya.

Hukuman selesai. Rain berjalan ke kelas dengan wajah yang ditekuk. Penampilannya saat ini sangat berantakan. Bau parfum yang ia pakai tadi pagi sudah berganti menjadi bau keringat.

Rain duduk di depan kelasnya. Pandangannya lurus ke depan. Gadis itu mengatur nafasnya perlahan-lahan.

Tiba-tiba seseorang yang di tangannya terdapat sebotol air mineral mengulurkannya ke hadapan Rain. "Nih, minum dulu," Danish mendekati wajahnya ke arah Rain. Sedetik kemudian ia menutup hidung nya dengan jari telunjuk dan ibu jarinya. "Lo bau banget astaga."

Rain menoleh, kemudian mengambil air mineral itu. "Makasih." ucap gadis itu mengabaikan perkataan Danish yang terakhir karena ia sedang malas berdebat.

Danish melihat wajah Rain yang terlihat lelah dengan keringat yang bercucuran di wajahnya sambil tersenyum.

"Ngapain lo liatin gue kayak gitu? Gue cantik? Iya, gue udah tau itu dari dulu," ujar Rain yang menghentikan lamunan Danish.

"Dih, pede banget lo. Lagian, kenapa sih lo terlambat terus kerjaan? Nggak capek apa dari dulu begini terus?" tanya Danish

"Lo nggak lihat? Kalau nggak capek nggak kaya gini gue," Rain bangkit dari tempat duduknya, "udah ah bawel. Geser, gue mau masuk kelas," gadis itu meninggalkan Danish sendirian.

-Rain itu hujan. Hujan yang hanya bisa aku rasa tanpa bisa aku genggam-

***

Sekarang sudah pukul 13.00. Itu artinya pemilihan ketua osis akan segera dimulai.

Rain dan teman-temannya yang lain berkumpul di plapangan untuk melakukan pemilihan ketua osis. Menurut Rain, ini tidak terlalu penting. Dengan rasa malas Rain harus menunggu giliran untuk menentukkan pilihannya.

Selesai memilih Rain duduk-duduk di taman sambil menunggu dua temannya yang masih memilih, Tasya dan Keisha. Tiba tiba datang sosok lelaki tampan dan tinggi dihadapan Rain yang membuat Rain salah tingkah.

"Boleh gue duduk disini?" tanya Anta.

Rain menoleh ke arah sumber suara, "oh, boleh dong. Kan ini tempat umum, hehe." ujar Rain sambil tertawa kecil.

Duduk di hati gue juga boleh.

"Kok kamu sendirian?" ucap Anta sambil menatap wajah Rain dan membuat gadis itu semakin salah tingkah.

"Ha? Lo bilang apa tadi? Kamu? Baku amat. Biasa juga lo-gue,"

"Ya, gapapa dong. Biar kita lebih akrab aja." ucap Anta sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda Rain.

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang