Wajahnya penuh keringat, langkah kakinya pun mulai lamban, seorang gadis pemilik rambut pendek tersebut rupanya sedang kelelahan karena baru saja menelusuri area rumah sakit yang konon katanya memliki luas kurang lebih 10 Hektar. Maklum, Rumah sakit tersebut memiliki luas Yang sangat besar karena menjadi rumah sakit pusat rujukan se-jawa barat.
Hingga tibalah di salah satu ruang rawat, gadis itu nafasnya jadi terdengar tak terarur. Diperhatikan juga area sekitaran matanya pun ternyata nampak sedikit menghitam bak mata panda. Secara keseluruhan dari ekspresi wajahnya memanglah menunjukkan ia yang sedang sangat kelelahan.
Salah satu dari rekannya kala itu pun lantas menegur, ia terkejut akan kedatangannya yang tiba-tiba dalam kondisi kacau seperti itu. Karena terlihat juga dari gerak-geriknya gadis itu seakan sedang kebingungan seperti sedang mencari sesuatu yang hilang.
"Loh, Kenapa kamu teh malah balik lagi Eunha? Bukannya cepet pulang, capek kan habis dines malam."
Ya, nama panggilan dari gadis itu adalah Eunha, atau ia bernama lengkap Eunhasya Ardelia. Eunha adalah mahasiswa Profesi Ners (Pendidikan lanjutan setelah lulus menjadi Sarjana Ilmu Keperawatan) yang kini sedang praktek dalam stase Medikal Bedah di rumah sakit besar itu yang beralamat di Jl. Pasteur kota Bandung tersebut.
"Ih uang aku gak ada, kayaknya jatuh. Kamu gak nemuin gitu? Plis, aku gabisa pulang kalau gak ada uang, hah."
Eunha mulai sibuk memperhatikan seluruh sudut ruangan berharap ia akan menemukan uangnya yang tenyata hilang karena besar kemungkinan terjatuh itu. Ia mondar-mandir tak karuan, membuat seorang temannya pun jadi ikut pusing Tujuh keliling.
"Astagfirullah, emang uangnya berapa sih? Kenapa gak kamu masukin dompet? Udah cari di jalanan rumah sakit pas kamu jalan tadi? Atau di tas kamu gitu"
"Udaah dan gak adaa Yeriiinnn. Aku cuma bawa seratus ribu selembaran itu aja jadi aku gak bawa dompet." Eunha kekeuh, katanya uangnya itu sudah ia cari tapi tak ia temukan juga.
"Ih lumayan atuh seratus ribu mah, dasaaaar kamu mah Eunha ada-ada aja. Yaudah atuh sok ini pake uang aku dulu aja buat ongkos pulangnya, kasian juga liat kamu udah capek gitu."
Yerin, teman dari Eunha tersebut pun akhirnya memberikan solusi kalau ia akan meminjamkan uangnya untuk ongkos Eunha pulang. Tapi pada kenyataaannya Eunha malah menolak, ia bersiteguh kalau ia tidak boleh punya 'Hutang'.
"Nooo. Gamau ah. Gamau aku punya hutang."
"Terus sampe lebaran Gajah kamu mau terus tetep nyari uang itu gitu? Buset."
"Ya pokoknya harus ada."
Yerin menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir akan sikap Eunha yang begitu, padahal ia sendiri tak pernah menyampaikan bahwa ia keberatan jika meminjamkan uangnya kepada Eunha.
Menyerah menghadapi Eunha, Maka Yerin pun segera pergi ke Nurse Stasion untuk memulai dinas paginya. Dan anehnya Eunha malah mengikuti langkah Yerin menuju nurse stasion tersebut.
"Mau lanjut dines?" Ujar Yerin iseng
"Yakali, mati aku kalau sampai lanjut. Belum tidur semalam." Sahut Eunha sewot.
"Huh, siapa suruh juga gamau nerima uang aku. Udah atuh ini aja ambil, 20 ribu cukup kan buat grab sampai ke rumah kamu?" Yerin pun memberikan selembar uang dua puluh ribu berwarna hijau itu pada Eunha.
Akan tetapi,
Lagi-lagi Eunha malah menolaknya.
"Gak mau ngutang aku bilang, yakin da uang aku ada Yer disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perebut Rasa [ Eunha - Jungkook ]
Fanfiction'Kapan-kapan boleh ya kita kenalan lebih jauh lagi. Hehehe :)' Eunha dibuat tak menyangka oleh Jungkook, rupanya isi dari secarik kertas itu bukanlah nama-nama obat, melainkan kata-kata manis yang ditulis dalam kertas yang seharusnya digunakan untuk...