Memasuki masa tahun ketiga sebagai bagian dari Program Pendidikan Dokter Spesialis atau biasa disingkat dengan sebutan PPDS, Jungkook sudah terbiasa melewati Jadwal jaga yang cukup padat, jadwal operasi mendadak, ataupun segala tugas yang diperintahkan oleh sang konsulen. Namun sebenarnya semua ini belumlah seberapa dari perjuangan Jungkook yang akan datang, kurang lebih perlu waktu sekitar dua tahun lagi lah Jungkook akan resmi mendapatkan gelar spesialis bedah dibelakang namanya.
Seperti pada kesempatan hari ini Jungkook baru saja menjadi bagian tim dokter untuk sebuah Operasi. Awalnya Jungkook kira akan selesai dalam kurun waktu sekitar tiga jam saja akan tetapi pada pelaksanaannya tanpa disangka ternyata sampai melampaui waktu enam jam lebih lamanya, dua kali lipat lebih lama dibanding yang Jungkook duga.
"Hah? Seriusan sekarang udah jam tiga sore?" Ujar Jungkook terkejut saat ia baru saja melihat jam di dinding,
"Iya emangnya kenapa kook? Mau pergi? Buru-buru gitu, padahal mah tenang aja kali." Sahut salah satu rekan sesama dokternya yang bernama Jimin
"Kita nanti malam gak ada jadwal operasi lagi kan Jim? Sorry-sorry, lagi ada sesuatu yang urgent pisan." Lanjut Jungkook sambil mulai sibuk membawa barang bawaannya di loker. (*Pisan : banget)
"Ya mudah-mudahan aja Dokter Kim gak suruh kita jaga dadakan. Emang apaan atuh yang urgent teh? Tumbenan pisan maneh kayak gini kook." (*Maneh : kamu.)
"Adalah urusan aing pokoknya, maneh gak usah ikut campur."
Ups, sepertinya Jungkook mulai merasa risih karena Jimin yang bertanya terus menerus. Namun Jimin seorang malah kebalikannya, Jimin tak merasa seperti itu, dengan keisengannya Jimin berkata spontan seperti ini,
"Ohiya-iya, aing baru ngeuh kook. Pasti yang urgent ini teh ada hubungannya sama si neng perawat kan? Iya kan? HAHAHA."
"Anj***r, berisik maneh tuh Jimin. Udah ah, aing berangkat dulu sekarang. Bye! Assalamualaikum!" Mendengar apa yang Jimin katakan, Otomatis sungguh membuat Jungkook ingin segera pergi dari ruangan.
Sementara itu Jimin yang telah berhasil membuat Jungkook jengkel, rupanya masih tak habis akal untuk menambah kejengkelan yang kini Jungkook rasakan. Maka sembari menanggapi Jungkook yang berpamitan, Jimin nyeplos....
"Hahaha, iya-iya waalaikumsalam. Mangkannya maneh tuh ya buruanlah cepet nyusul aing sama istri aing yang udah punya dedek Hana. Setelah dipikir-pikir Pusing juga ya lama-lama aing temenan sama orang macem maneh Jungkook si Jomblo tuak. Hahaha."
"TER-SE-RAH!"
Hingga pada akhirnya Jungkook kini teah benar meninggalkan ruangan penyimpanan loker yang berada di area stase ruangan operasi tersebut dengan kekesalannya terhadap Jimin
Mohon maaf kalau kata-kata yang diucapkan mereka berdua agak sedikit kasar, Karena maklum sebenarnya Jungkook dan Jimin telah menjadi sahabat baik semenjak duduk dibangku SMP sampai menjadi dokter Residen seperti sekarang ini, jadi wajar kalau mereka menunjukkan sifat aslinya Kkkkk.
By the way.... yang diucapkan oleh Jimin tadi itu adalah benar, hanya saja Jungkook malu untuk terus terang. Apalagi alasannya Jungkook ingin pulang cepat kalau bukanlah karena Eunha. Terlebih lagi Jungkook sudah mengirimkan pesan kepada Eunha, Jungkook tak mau Eunha menunggu, Jungkook ingin usahanya selalu tersampaikan pada Eunha.
Namun masalahnya...
Apakah mungkin Eunha menang 'sedang' menunggu Jungkook? Hmmmm.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Perebut Rasa [ Eunha - Jungkook ]
Fanfiction'Kapan-kapan boleh ya kita kenalan lebih jauh lagi. Hehehe :)' Eunha dibuat tak menyangka oleh Jungkook, rupanya isi dari secarik kertas itu bukanlah nama-nama obat, melainkan kata-kata manis yang ditulis dalam kertas yang seharusnya digunakan untuk...