Siang itu Jin baru saja mengganti cairan infus yang masih tertancap di punggung tangan Eunha. Suhu tubuh Eunha yang masih diambang naik dan turun otomatis membuat Jin masih merasa khawatir.
Namun bedanya dengan kemarin, kini Koping Eunha sudah jauh lebih baik. Ia tak banyak mengeluh akan sakit juga masalah yang sedang dihadapinya lagi. Sekarang Eunha cenderung turut mengikuti segala apapun yang telah Jin perintahkan.
(Koping ; cara yang dilakukan oleh individu dalam menyelesaiakan masalah, menyesuaikan diri terhadap perubahan, respon terhadap situasi yang mengancam.)
"Neng.. kalau nanti sore masih demam lagi sama pusing dan mual kita ke rumah sakit buat check darah ya. Aa curiga kamu postifif Thypoid--" ujar Jin sambil mengusap-usap pelan rambut Eunha
"Iya Aa... Tapi ini Aa izin gak masuk jaga di RS lagi gara-gara neng sakit gapapa emang?" Tanggap Eunha dengan suaranya yang parau
"Udah itu mah bukan urusan kamu neng, yang penting kamu sehat ya? Soal kamu kangen Papih dan mama, Tenang aja karena mereka udah janji bakalan ke Bandung sekitaran 2 hari lagi."
"Baiklah A..."
Eunha mengangguk kecil, karena kondisinya yang masih lemas sepertinya Eunha jadi tak mampu untuk banyak berkata dan Jin pun paham akan hal itu. Jin memanglah sosok figur seorang kakak idaman.
"Aa sekarang mau samperin Nara dulu ya, kacau dia daritadi susah banget disuruh tidur siang. Kalau dia udah tidur nanti Aa kesini lagi."
Sampai pada akhirnya Jin pergi meninggalkan Eunha dikamarnya, yang Eunha lakukan hanya menatap tetes demi tetesan infus yang perlahan masuk kedalam pembuluh darah ditubuhnya.
Akan tetapi kala itu tiba-tiba saja Eunha tersenyum, apalagi alasannya kalau bukan ia teringat akan semua yang Jungkook katakan juga jawaban yang keluar dari ucapannya sendiri di hari kemarin...
---- "Bismillah.... Gini neng.. Niat saya sebenarnya bukan sekedar baik tapi melainkan menuju ke serius. Ya maksud saya serius, saya serius buat jadiin kamu pendamping hidup saya. Saya sayang kamu neng, semenjak itu saya janji ke diri saya sendiri untuk bahagiain kamu. Tapi saya paham saya gak bisa nentuin ini sendiri, sekarang semua keputusannya ada di kamu... Kamu mau nerima saya sebagai calon pendamping hidup kamu atau enggak..... ?"
"Sekarang saya percaya dokter itu memang murni orang baik, jujur dan tulus apa adanya. Ah. saya terlelu bodoh rasanya kalau sampai tolak dokter... Iya, saya terima dokter sebagai calon saya." -------
Jujur saja sebenarnya kata-kata yang terkesan Awkward itu terucapkan begitu saja dari mulut Eunha. Tapi dalam perasaan sebenarnya Eunha tulus menyampaikan hal tersebut karena turut merasakan pembawaan Jungkook yang memang serius bukan hanya karena omongan kosong semata.
Dilain sisi Eunha pun merasa tak habis pikir karena pernah 'mengabaikan' Jungkook begitu saja. Namun yang pasti meski dalam waktu yang singkat, Eunha percaya semua akanlah indah waktinya, dan mungkin saja waktu yang singkat ini memanglah waktu yang tepat untuk dirinya dan Jungkook bersatu.
Drrrtttt.
Handphone milik Eunha tiba-tiba bergetar kala itu, yang tandanya ada sebuah pesan masuk ke Whatsapp-nya
Panjang umur, tadi saja Eunha baru teringat soal Jungkook kini saat Eunha memeriksa dari siapakah notifikasi chat itu masuk, rupanya itu adalah Jungkook yang konon semenjak tadi pagi belum memberikan kabar---
Beginilah isi dari chat-nya tersebut,
- Assalamualaikum Neng, Maaf ya saya baru kabari soalnya tadi saya sibuk banget. Kamu gimana kondisinya sekarang neng? Masih demam? masih mual? Nurut ya sama Aanya dirumah. Neng Eunha harus sehat, minggu depan di Pusdai ada wedding exhibition loh, masa kita gaakan dateng buat milih milih? Hahaha. Ohya InsyaAllah kalau udah selesai urusan di RS sekitaran saya ke rumah ya, kamu mau dibawain apa neng?-
KAMU SEDANG MEMBACA
Perebut Rasa [ Eunha - Jungkook ]
Fanfiction'Kapan-kapan boleh ya kita kenalan lebih jauh lagi. Hehehe :)' Eunha dibuat tak menyangka oleh Jungkook, rupanya isi dari secarik kertas itu bukanlah nama-nama obat, melainkan kata-kata manis yang ditulis dalam kertas yang seharusnya digunakan untuk...