02. Sebenarnya hanya modus

3.9K 421 47
                                    

Sepertinya efek lelah dari dinas malam dihari kemarin masih begitu melekat pada diri Eunha. Harusnya pukul lima sore ini Eunha sudah terbangun dari tidurnya dilanjut sholat shubuh dan segera bersiap untuk berangkat dinas pagi ke rumah sakit.

Namun pada kenyataannya Eunha masih tertidur lelap, padahal alarm di ponselnya itu sudah terdengar berbunyi lebih dari satu kali. Rasa-rasanya seperti lubang telinga Eunha sedang dihalangi suatu benda kecil yang membuat dirinya tak mampu mendengar deringan alarm tersebut.

"Neng, cepet bangun atuh terus sholat subuh keburu waktunya habis. Kamu dines apa emang hari ini?"

Hingga pada akhirnya saat ada seseorang yang membangunkan secara langsung, Eunha baru tersadar dari tidurnya yang lelap itu. Awal mula Eunha menguap lebar, menbuka matanya perlahan dan tiba-tiba saja ia dengan spontan bangun dan memposisikan tubuhnya menjadi duduk.

"Aa Jin! Neng teh dines pagi hari ini! Aa kenapa gak bangunin neng dari tadi atuuh? Neng jadi kesiangan kaan."

Dan tiba-tiba saja Eunha mengamuk, nyaris saja bantalnya ia lempar ke arah wajah Jin. Alasannya karena seseorang yang membangunkannya alias Jin sang kakak tersebut dilansir telah membuat dirinya kesiangan hanya karena telat membangunkan.

"Astagfirullah, bukannya Aa gak mau bangunin kamu neng Eunha, tapi tadi alarm kamu udah bunyi berkali-kali loh. Masa gak kedengaran neng?" Ujar Jin menanggapi amukan Eunha sambil menghela nafasnya panjang

"Ya wajar aja atuh A neng teh capek banget, boro-boro kedengaran alarm, harusnya Aa yang peka langsung bangunin neng pagi-pagi." Keluh Eunha kembali pada Jin sambil sedikit mengerucutkan bibirnya.

"Hm, Mana Aa tau kamu dines pagi neng, kan kamu gak bilang. Yaudahlah sok atuh sekarang mah kamu cepet sholat terus siap-siap. Sarapan lagi disiapin sama Teh Sowon, terus nanti kamu berangkatnya barengan sama Aa aja, Aa anter." Jin dengan sabarnya memberikan solusi kepada Eunha agar tidak terlalu panik karena kesiangan itu.

"Iya - iya A iyaa deh, sekarang neng mau sholat terus mandii." Tanpa banyak basa basi lagi Eunha pun mengikuti apa kata kakaknya tersebut. Yang mungkin karena Eunha tidak mau banyak diomeli lagi dan ia juga yang memang takut kalau semakin kesiangan.

Padahal usia Eunha kini sudah menginjak 22 Tahun--- Namun tingkahnya terkadang masih saja seperti anak kecil. Eunha cenderung mengerjakan sesuatu karena perintah karena ia senang diperhatikan oleh orang lain terutama oleh Jin kakak laki-lakinya tersebut. Namun untungnya Jin memanglah sosok kakak yang sangat penyabar, sampai kini ia sudah beristri dan mempunyai seorang anak ia tetap saja memberi perhatian penuh kepada adik perempuan satu-satunya itu.

"Ayaaah, Ateu Unaa, Dadaah~ Hati-hati dijalan ya. Nanti pulang beliin Nara Eskrim oke?" Begitu seru Nara anak sulung dari Jin yang masih berusia 4 tahun itu ketika mendapati sang Ayah juga Tantenya  akan segera pergi.

"Iya Nara sayang, nanti Ayah sama Ateu beliin Nara Eskrim ya. Sekarang Ayah sama Ateunya pamitan pergi dulu. Assalamualaikum..."  Jin pun menanggapinya sambil menunjukkan senyuman hangat. Padahal belum tentu juga nanti Jin akan memberikan eskrim kepada Nara ataukah tidak.

"Hehe, Waalaikumsalam Ayah... Jangan lama-lama ya pergi kerjanya ya~" seru Nara kembali. Dari dalam mobil Jin dan Eunha pun turut membalas, melambai-lambaikan tangannya kepada Nara sampai mesin mobilnya itu ia tancapkan gasnya.

Sejenak diperjalanan suasana pun terkesan damai, Jin yang fokus dengan jalanan dan Eunha yang sesekali melihat layar ponselnya. Namun ketika Jin tiba-tiba saja mengatakan sesuatu yang terkesan sensitif, hingga Eunha jadi merasa tersinggung.

Perebut Rasa [ Eunha - Jungkook ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang