"Jungkook? Kok diem?"
"...."
Bagai mendapat tamparan yang keras, Jungkook sejenak terdiam ketika sang Mama semakin menjelaskan kalau ternyata orang yang beliau maksud adalah sosok Eunha. Jungkook seakan tiba-tiba saja tertiban rasa bersalah yang semakin menjadi karena bagaimana bisa dihari kemarin ia seakan menyudutkan Eunha tanpa mau tahu apa masalah yang terjadi sebenarnya, terlebih lagi ternyata awal mula bisa muncul masalah ini karena ulah sang ayah sendiri.
"Jungkook? Astagfirullah, gitu ya orang tua ngomong teh gak di denger." Sampai pada akhirnya Mama Irene pun protes kepada Jungkook menyangka kalau Jungkook tadi tidak mendengar apa katanya.
"Eh, Maaf Ma.. Maksud Jungkook bukan kayak gitu---" Jungkook mencoba mencari alasan, karena didalam pikirannya ia masih tak menyangka kalau hanya karena hal itu rencana pernikahannya dengan Eunha akan terancam batal
"Hah... Bohong sih kalau sampai dia bilang gak sakit hati, Mama yakin pasti dia sakit hati banget. Ya kamu tahu sendiri ceritanya, Mama dulu perawat juga sampai pada akhirnya gak dibolehin lagi kerja di rs sama Papa kamu karena emang capek nak, Bahkan karena saking capeknya dulu janin kamu hampir keguguran. Belum lagi sekarang biaya Profesi Ners tembus sampai 40 juta besarnya, orangtua dia pun pasti kerja keras buat biayain dia jadi perawat. Ya seharusnya si Papa bisa hargain dia---"
"I--iya ma,"
"Sekilas Mama liat dia kayaknya Anak baik-baik, lugu, pendiem gitu ya Kook. Kalaupun si papa berpikiran negatif ke dia gak mungkin jugalah kayaknya."
"Iya..."
Andalan Jungkook kini hanyalah kata 'Iya'. Semenjak perkataan sang Mama yang semakin menjuruskan bahwa orang yang beliau maksud adalah Eunha yang tidak bersalah Jungkook tak tahu mesti berkomentar dengan kata apalagi, yang ada hanyalah Jungkook yang jadi ingin mencaci maki dirinya sendiri karena telah membuat Eunha tambah sakit hati
"Bukannya iya iya aja Jungkook, pokoknya kalau ketemu dia cepet ajak ketemu Mama.. ya lebih bagus lagi kalau pas si Papa ada disini."
Mama Irene pun rupanya seolah dibuat jengkel atas sikap tak karuan yang ditunjukan oleh Jungkook tersebut. Ucapnya tetap teguh berpesan untuk segera mempertemukannya dengan Eunha.
Jungkook menghela nafasnya panjang, ia tak tahu langkah mana yang baik ia lakukan untuk saat ini. Kepalanya benar-benar dipenuhi banyak problema yang muncul akibat sikapnya sendiri.
Hingga pada akhirnya tak lama seusai itu, dari balik sampiran nampak Wonwoo datang masih dengan jas putih khas dokternya. Namun bukannya lantas menyapa sang Mama terlebih dahulu, malah dengan spontan Wonwoo malah berseru,
"Jungkook! Eunha udah kesini ? Kok Mas gak liat dia lagi ya semenjak kemarin yang dia tiba-tiba pulang itu?"
Karena secara langsung mendengar sebuatan nama 'Eunha' yang terasa asing ditelinganya, maka Mama Irene pun lantas bertanya siapa 'Eunha' yang Wonwoo maksud tersebut,
"Eunha? Eunha itu siapa Mas..?"
"Loh? Mama belum tau ? Kan---"
Wonwoo nyaris menjelaskan semuanya, namun detik itu Jungkook langsung melerai agar Wonwoo tak bicara lagi dengan cara mencubit kecil tanggannya,
"Masss iih, Sssstt!." Hadang Jungkook sembari berbisik kepada Wonwoo dan kini Wonwoo pun merasa risih kesakitan karena dicubit dirinya,
"Apasih kook? Biasa aja kali!"
"Mass! Udah pokoknya ikut aku keluar dulu."
Jungkook dan Wonwoo nyaris bertengkar kecil, membuat sang Mama protes kalau tak selayaknya di usia mereka kini Jungkook dan Wonwoo bertengkar. Namun pada akhirnya Jungkook pun menjadikan itu jadi sebuah alasan agar ia bisa menjelaskan semuanya kepada Wonwoo
KAMU SEDANG MEMBACA
Perebut Rasa [ Eunha - Jungkook ]
Fanfic'Kapan-kapan boleh ya kita kenalan lebih jauh lagi. Hehehe :)' Eunha dibuat tak menyangka oleh Jungkook, rupanya isi dari secarik kertas itu bukanlah nama-nama obat, melainkan kata-kata manis yang ditulis dalam kertas yang seharusnya digunakan untuk...