Part 2

106 11 0
                                    

Happy Reading :)

***

"Attention please,for all the passengers,please prepare yourself and wait for the airplane to depart,thank you" sekiranya itulah kalimat yang terdengar ketika pesawat yang Felix tumpangi akan berangkat

Cowok itu sendiri kini duduk di dekat jendela dengan mata yang tertutup dan headphone yang terpasang dikepalanya.

Dapat ditebak bahwa Felix tak ada niatan untuk mendengar kicauan beberapa pramugari.Pikirannya masih melayang pada kejadian saat di London Oxford Airport tadi.

Dengan sangat terpaksa,sebagai hukuman atas masalah yang disebabkannya,ia harus berangkat sendirian ke Indonesia tanpa ditemani oleh siapapun.

Kedua orang tuanya saja hanya mengantarnya sampai ke Bandara berhubung mereka juga harus berangkat ke Belgia dengan private jet 1 jam sebelum pesawat yang Felix tumpangi lepas landas.

Seketika pula,potongan kalimat yang tadi sempat ayahnya ucapkan padanya terngiang-ngiang ditelinganya

"Maaf karena kami cuma bisa mengantar kamu sampai disini.Daddy juga minta maaf soal keputusan daddy yang mungkin belum bisa kamu terima.Semua ini hanya untuk kebaikan kamu sebagai anak Daddy bukan sebagai pewaris satu-satunya perusahaan keluarga kita"

Tampaknya potongan kalimat itu kini mampu menciptakan senyum miring dibibir Felix.Cowok itu menghela nafas kasar seraya membuka kelopak matanya yang sebelumnya sempat tertutup

"sudah jelas-jelas pendidikan di Oxford itu jauh lebih baik,ngapain harus pulangin gue ke Indonesia dengan alasan kalau ini cuma untuk kebaikan gue?huh,the joke that you made is so interested,dad" batinnya.

Setelah 14 jam waktu yang Felix habiskan di dalam pesawat,kini pria jangkung itu tampak menarik kopernya tepat diatas ubin bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Tak dapat dipungkiri bahwa beberapa orang yang berlalu lalang disana sesekali mencuri pandang kearahnya.Bukan hanya para kaum hawa,namun kaum adam pun ikut serta melirik kearahnya.

Perhatian itu sendiri tak dihiraukan oleh dirinya,Felix terus saja berjalan dan sesekali menoleh ke layar ponselnya.Entah sudah berapa meter jalan yang ditapaki oleh kakinya,kini senyum pun terbit diwajahnya kala melihat seorang pria tua yang mengenakan pakaian serba hitam dan mengangkat papan yang bertuliskan namanya.

Pria tua itu tampak celingukan namun sepertinya sebentar lagi telah berhenti karena orang yang dicarinya kini berjalan kepadanya

"Lo pasti orang yang disuruh sama kakek gue kan?" tanya Felix setelah berada dihadapan pria tua tadi

Pria itu tersenyum kearah Felix.Ia tentu sangat mengenali wajah cucu dari atasannya itu,Mario telah menunjukkan fotonya kepada dirinya "Felix ya?" tanya balik pria itu

"iya,gue cucu paling ganteng dari kakek Mario" jawab Felix narsis

"Wah,ternyata cucunya pak Mario lebih cakep dari yang difoto ya?Oh ya,saya Mang Aji,supir pribadinya bapak.Maaf karena pak Mario tidak bisa ikut ya den,bapak sedang ada tamu penting tadi" jelas Mang Aji

Felix hanya mengangguk dan tersenyum bangga,meskipun dalam hati ia menggerutu karena tampaknya tak ada yang mau menyambut kepulangannya ini.

Setelah keberangkatannya terpaksa harus sendiri,kini sang Kakek pun tak menunjukkan batang hidungnya demi menjemput cucunya itu.

Oh,apa memang hari kepulangan Felix ini bertepatan dengan hari sibuk sekeluarga?

"ya sudah,mari saya antar ke Rumah Den,kopernya biar saya aja yang bawa" tawar Mang Aji dan langsung disetujui oleh Felix

EdelweissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang