Part 6

70 14 3
                                    

Hi,Hi,and Hi!!!tanpa terasa cerita ini udah masuk ke part 6 aja ya.Untuk mengingatkan aja,kalau kalian suka sama cerita ini tolong dong bantu aku dengan VOTE cerita ini,kalian nanti bisa klik tanda 'bintang' yang ada dibawah.Jujur,aku sedih loh kalau ngelihat kalian cuma baca doang tapi nggak vote sama sekali,jadi hilang semangat aja gitu buat lanjutin ceritanya,hehehe :)

Selamat Membaca,semoga suka ya!!!

***

"PERHATIAN SEMUANYA!!!" Kelvin tiba-tiba berseru setelah jam pelajaran terakhir usai.Seisi kelas 12 ipa 4 sontak menoleh kearahnya dan Felix yang ada disampingnya

"gue ada pengumuman penting buat kalian semua,Lix lo aja yang sampein" lanjut Kelvin dan mempersilahkan Felix untuk berbicara

"well,teman-teman semua,maaf banget kalau gue harus ngambil waktu kalian,tapi ini nggak lama kok.Jadi langsung aja,gue berdiri disini karena pengen menyampaikan satu hal penting yang diamanatkan langsung sama kakek gue,yaitu Pak Mario selaku pemilik dari sekolah ini"

Seluruh murid yang ada dikelas itu memperhatikan Felix dengan serius,beberapa gadis juga mengambil kesempatan itu untuk mengagumi ketampanan Felix

"Pak Mario menantang gue dan juga kalian semua untuk memenangkan EMC tahun ini,gue rasa kalian pasti udah nggak asing dengan EMC,gue cuma mau minta partisipasi dari kalian untuk melakukan apa yang kakek gue minta,apalagi ini tahun terakhir kita di sekolah ini"

Seorang murid yang mengenakan topi terbalik tiba-tiba berseru, "ya elah Lix,tantangan kayak gitu mau lo peduliin,tahun terakhir Sma itu harusnya dinikmatin Lix" ucap Budi asal

Felix menatap Budi dengan tatapan tajam,semakin membuat suasana menjadi hening "maksud lo kita cuekin aja apa yang pemilik sekolah ini minta?lo bego apa gimana?kalau emang gak punya niat buat sekolah ya nggak papa,tapi jangan ngajak orang lain juga dong" tukas Felix sarkastik

"weits,santai bro,gue ngerti maksud lo baik,tapi menangin EMC itu nggak ada gunanya,palingan lo cuma dapat piala doang,uang tunai sama tambahan nilai aja nggak seberapa,buang-buang tenaga aja brother,ya nggak teman-teman?" ucapan Budi selanjutnya mendapat lebih banyak pro dibandingkan kontra dari teman-temannya

Felix semakin dibuat kesal,amarahnya baru saja akan diungkapkan sebelum Kelvin yang lebih dulu mengambil alih

"mohon maaf nih kawan-kawanku yang kucintai dan kubanggakan,maksud Felix sebenarnya baik kok buat kalian semua,apalagi dari tahun-tahun kemarin emang cuma kelas kita yang paling nggak peduli sama EMC,kan bagus tuh kalau kita bisa menangin EMC terakhir dimasa-masa kita menjadi murid disekolah ini,gue selaku ketua kelas setuju sama apa yang Felix bilang" seru Kelvin

"bilang aja kalau lo setuju karena Felix itu sahabat lo dan cucu pemilik sekolah,cemen banget lo" ceplos Vivian yang duduk di barisan paling belakang

Amarah Felix tak dapat lagi di bendung tangannya buru-buru mengambil vas bunga yang ada didekatnya dan membuangnya dengan hentakan yang sangat keras

"kalau lo semua emang gak mau ya udah gak papa,gue cuma mau kerja sama dengan orang yang emang ada niat buat sekolah bukan sama anak badung kayak kalian semua" seru Felix kembali membuat seisi kelas menjadi diam

Cowok itu lalu pergi dari kelasnya untuk meredakan amarahnya.Kelvin sendiri menyusul kepergian sahabatnya itu.Sementara yang lainnya justru menyalahkan Vivian dan Budi yang telah menyulut emosi Felix

***

Seraya memakan biskuit kelapa yang tadi sempat bi Sumi bawakan kekamarnya,Elena membaca buku motivasi yang diberikan oleh Wendy,seorang psikiater yang dekat dengan keluarga Elena.

EdelweissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang