Part 8

64 7 0
                                    

Happy Reading :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading :)

***

Felix memasuki kelasnya dengan aura dingin yang terpancar.Ia berdiri dihadapan semua teman-teman kelasnya,menatap mereka dengan tatapan tajam sebelum berbicara dengan suara yang keras dan tegas "sorry kalau gue harus ganggu waktu kalian lagi,gue ngomong disini 5 menit aja kok,tolong dengerin baik-baik"

Sesuai dengan apa yang Felix perintahkan,semua murid yang ada dikelas itu terdiam seraya memperhatikannya dengan seksama.

"ini masih menyangkut EMC tahun ini.Gue udah dengar dari anak kelas lain termasuk dari kakek gue sendiri kalau kelas kita yang paling cuek soal event ini.Gue sendiri ngerti apa maksud kalian sampai gak mau peduli soal tantangan konyol itu,tapi gue rasa gak ada salahnya kalau ditahun terakhir ini kita berusaha untuk jadi pemenang EMC,seenggaknya ada satu hal membanggakan yang akan kita tinggalkan di sekolah ini" tutur Felix

Teman-temannya masih terdiam,mencerna baik-baik tiap kata yang terangkai dalam ucapan Felix barusan.

Melihat respon temannya,Felix lalu menulis alamat suatu café dipapan "ini mungkin juga terakhir kalinya gue ajak kalian untuk saling bekerja sama dalam memecahkan teka-teki EMC,bagi yang berminat,kalian bisa ketemu sama gue pulang sekolah nanti di café ini"

Salah satu murid laki-laki sontak mengangkat tangannya hingga membuat seluruh perhatian murid yang lain kini tertuju ke arahnya.

"maaf Lix,gue menghargai usaha lo untuk ngajak kita ikut berpartisipasi dalam EMC,tapi apa gue boleh nanya kenapa lo pengen banget kalau kelas kita jadi pemenang untuk tahun ini?" tanya Bimo

"seperti yang gue bilang tadi,seenggaknya dengan EMC kita bisa meninggalkan satu jejak membanggakan di sekolah ini"

Vivian yang sebelumnya sempat menyergah ucapan Felix,kini kembali lagi bersuara "jejak membanggakan apa sih?lo cuma pecahin teka-teki doang dibilang membanggakan,ck"

Felix terdiam,temannya yang satu itu memang perlu ia beri pelajaran "weits,ini bukan teka-teki biasa kayak tts yang biasa lo mainin,gak cuma kerja sama doang yang diuji tapi juga kepintaran otak kita dalam menganalisis suatu hal,otak-otak sampah kayak lo mana mau berpikir sejauh itu" ucap Felix diakhiri dengan senyum smirknya

Vivian sontak tersulut emosi mendengar kata-kata Felix yang seakan meremehkannya,tanpa pikir panjang cowok itu maju dan memberi pukulan keras diwajah Felix.

"Gak usah sok bener lo kalau ngomong,lo pikir gue gak tahu kalau lo dipulangin kesini karena masalah yang lo buat dinegeri orang?" telak Vivian mengundang perhatian yang lainnya

Kelvin yang sedari tadi hanya diam kini membantu sahabatnya itu untuk berdiri,ia menatap tajam kearah Vivian "eh kaleng sarden,lo kalau gak tahu apa-apa gak usah asal jeplak,pake main mukul segala lagi,udah ngerasa hebat lo?"

EdelweissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang