Part 4

105 10 4
                                    

Hope you enjoy it!!!Jangan lupa Vote dan Comment ya!!!

***

"Molly,come here" Elena berseru memanggil kucing kesayangannya yang tengah bermain di halaman depan rumahnya.Kucing Savannah tersebut merupakan kucing pemberian ayahnya dulu.

Elena tentu sangat menyayanginya.Ia memang sangat menyukai kucing.Dirumahnya sendiri,ia tak hanya memelihara kucing Savannah tersebut,masih ada kucing Sphnyx yang ia beri nama Oliver juga ikut bermain disana.

"Seru banget main sama kucingnya,gue datang aja sampe di acuhin" sahutan itu berasal dari seorang cowok yang kini mengenakan jaket army

Elena yang melihatnya tampak acuh dan kembali melanjutkan aktifitasnya.Sedangkan cowok tadi,kini ikut duduk disamping Elena.

"Gimana kabar lo di sekolah?udah dapat teman selain Nadya belum?" cowok itu kembali bersuara

"kakak gak usah kepo" jawab Elena dingin

Cowok yang berada disamping Elena itu hanya mengulum senyumnya.Dirinya sudah terbiasa menghadapi sikap Elena yang selalu dingin kepadanya.

Baru saja dirinya berniat untuk membalas ucapan Elena,gadis itu terlebih dahulu menggiring dua kucing kesayangannya untuk masuk kedalam rumah tanpa berkata apa-apa.

Cowok itu bernama Rendra Angkasa.Usianya terpaut 3 tahun lebih tua dari Elena.Ia adalah anak dari salah seorang sahabat almarhum ayah Elena,dirinya sendiri merupakan seorang mahasiswa di fakultas hukum Universitas Indonesia.

Rendra sudah lama menaruh hati kepada Elena.Mereka sendiri dulu sempat dekat.Namun sayang,akibat permainan takdir,hubungan keduanya menjadi renggang.

"Ele,tadi waktu pulang kuliah gue gak sengaja lihat kalung kucing dipinggir jalan,mumpung yang huruf M dan O ada gue beli deh buat si Molly dan Oliver,lo terima ya?" Ucap Rendra setelah menyusul Elena yang kini mengambil makanan untuk kucing peliharaannya.

Melihat niat baik Rendra,Elena langsung saja menerima kalung tersebut.Bola matanya kini menatap kepada Rendra "thank you" kata gadis itu tak berekspresi

Rendra hanya terdiam seraya menatap punggung Elena yang kini berjalan menjauhinya,bibirnya tersenyum kecut,sangat seiras dengan hatinya yang terasa begitu nyeri.

Jika boleh,Rendra sangat ingin berteriak didepan Elena demi mengembalikan kisah persahabatan mereka yang dulu.Cowok itu sangat bingung tentang kesalahan apa yang ia buat,dan mengapa Elena yang ia kenal dulu sangat berubah drastis dengan gadis yang baru saja ia ajak berbicara.

Ia ingin Elena nya yang dulu sangat ceria kembali ke hadapannya,bukan sosok Elena yang pendiam dan suka menyendiri

"andai aja lo tau Ele,kalau gue sayang banget sama lo"

***

Kantung belanjaan Felix tampak menumpahkan semua isinya diatas lantai minimarket.Felix yang melihat itu tentu saja terkejut dan bersiap untuk memberi umpatan pada orang yang baru saja menabraknya.

"bangsat,lo-lho,bang Rendra?" Umpatan Felix terhenti kala melihat wajah sang pelaku.Raut wajahnya tampak semakin terkejut tak kalah dengan sang pelaku tadi.

"Felix?lah,ini beneran Felix?" balas Rendra

"woah,apa kabar lo bang?makin ganteng aja deh perasaan" seru Felix kali ini,melupakan barang-barang belanjaannya yang tergeletak di lantai

Rendra tertawa lalu beralih memeluk Felix sekilas "gue baik,lo sendiri apa kabar?lagi liburan disini?"

"alhamdulillah gue baik-baik aja,aman,sehat sentosa.Gue lagi gak liburan disini bang,tapi tinggal"

EdelweissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang