1

9 2 0
                                    


.
.
.

Flashback<

Waktu sudah menunjukan pukul lima sore aku masih menunggu ayah di depan gerbang sekolah baru ku.

Tiba tiba dia datang membawa motor vespa merahnya.

"woii murbar... Murid baru, masih di sini lo... Nungguin sapa si?? Ayo gue anter" ucap nya
"murbar murbar... Gue punya nama... Gak gue nungguin ayah gue kali" ucap ku saat itu dengan ketus.

Tiba tiba handpond ku berdering
"hallo ayah... Issh tuh kan ayah selalu gitu.... Terus bita pulang sama siapaaa.... Aaaa ayahh tau ah bita sebel sama ayah"

Aku langsung mematikan telpon dari ayah.
Dia melihat ku sambil tersenyum semyum.

"ngapa lo senyum senyum??!!" tegur ku
"udah lo tuh jodoh sama gue... Jadi harus balik bareng gue..." ucap nya sambil cengengesan
"apa sih gak deh ya mending gue naik angkot" ucap ku
"emang cukup duit lo?? Kan tadi gue liat lo beli banyak barang di bazar tadi..." ucap nya

Setelah aku pikir pikir, dia benar uang ku tidak cukup untuk naik angkot dua kali.

"udah naik, lagi pula... Kalo udah jam lima lewat suka banyak orgil yang mau tidur di sini... Ayo naik" ucapnya
"masa si??" tanya ku
"iyaaa nakbaru... Cepet naik" ucapnya
"hmmm yaudah deh" ucap ku yang langsung naik ke motornya.




Sesampainya di rumah.

"bita, kamu pulang sama siapa?? Ko sama cowo??!! Ayah kemana memangnya??" tanya ibu yang lagi menyiram tanaman di halaman

Ibu memang sangat tidak suka jika aku dekat dengan pria.
Ibu melarang keras aku untuk pacaran.
Ibu lebih keras di banding ayah.
Kadang jika aku tidak nurut, dan pulang telat ibu selalu memarahi ku.
Bahkan ibu suka memukuli ku jika aku melakukan kesalahan kecil

"iya bu, ayah tadi telpon gak bisa jemput" ucap ku sambil menunduk
"kalau udah di kabarin ga jemput kenapa pulang jam segini?? Lihat rena, dia sudah pulang dari jam tiga... Kalian pasti main dulu kan!!" ucap ibu dengan nada yang sudah mulai marah.
"ayah baru kabarin aku bu tadi... Aku gak main dulu" ucap ku ketakutan
"iya bu, kita gak main dulu... Memang tadi ayahnya baru telpon" ucapnya membela ku.

Kenapa dia harus membela ku, pasti ibu sudah berpikiran macam macam.
Pasti ibu sudah sangat marah

"kamu siapa nya anak saya ya??!! Sudah sore... Kamu pulang!! Ayo bita... Ikut ibu!!" ibu langsung menarik ku masuk ke dalam.
Air mata ku sudah menetes.

Ibu mendorong ku hingga aku jatuh ke lantai.

"jujur sama ibu!!! Siapa anak yang di depan tadi??!! Kamu pacaran haa??!!! Jujur bitaaa!!" teriak ibu.
"nggak bu... Bita gak pacaran... Bita cuma di kasih tumpangan bu... Bita juga gak ada ongkos buat pulang!!" ucap ku sambil menangis.
"bohong!! Kamu ga usah bodohi ibu bita!!! Ibu tidak suka kamu bohong!!!" teriak ibu yang sudah mengambil sapu.

Beberapa pukulan mendarat di bagian tubuh ku.
Aku meringis kesakitan, dan tiba tiba ayah pulang.

"minaaaa!!! Sudaahh!!" bentak ayah
Aku langsung memeluk ayah dengan erat.

Cuma ayah yang selalu melindungi ku.
"dia pacaran... Dia harus di beri pelajaran!!!" bentak ibu
"dia tidak pacaran, anak cowok yang masih ada di depan, menceritakan semuanya sama saya... Kamu jangan kasar sama anak mu sendiri!!!" bentak ayah

Dia masih di depan?? Kenapa dia masih di depan??
Saat itu aku bertanya tanya.

.
.
.

Saat besoknya.

remaja KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang