7

2 1 0
                                    

.
.
.

Aku berhenti di sebuah toko kecil di pinggir kota.
Entah pikiran dan hati ku saat itu langsung kacau.
Aku tidak tahu raffa dimana dan dhewa dimana.

Yang jelas saat itu hati ku sangat hancur.
Aku jauh jauh ke jerman hanya untuk menerima pernyataan yang menyakitkan ini.

Kenapa harus aku yang merasakan ini??
Apakah hanya aku??
Semua ini membuat aku merindukan ibu.
Benar apa kata ibu.
Ibu melarang ku keras untuk tidak berpacaran itu ada maksud tertentu contohnya seperti ini.

Ternyata ibu melarang ku untuk mengenal cinta itu, karna ibu tidak mau melihat ku terjatuh sakit hanya karna cinta.

Maafkan aku ibu yang sudah menentang mu.

Tak lama raffa datang membawakan ku air mineral.
"minum dulu biar kamu tenang" ucap raffa.
"ra... Raffa..." aku langsung memeluknya dengan erat.
Dia mengusap rambut ku.

"semua sudah terbukti bahwa dia bukan lah yang terbaik untuk kamu... Kamu harus percaya cinta sejati itu ada... Kamu jangan sedih hanya karna di campakan seperti ini..." ucap raffa.
"percuma aku kesini... Aku memang bodoh, aku udah nunggu dia selama ini... Aku bodoh kenapa aku percaya dan mengikuti perkataannya... Semua pria sama aja tau gak... Sama sama jahat" ucap ku
"gak ta... Ga se buruk yang kamu pikirkan itu... Nih biar gak sia sia, kan tujuan kamu kesini awalnya buat ketemu sama dhewa... Sekarang kita ubah, tujuan kita kesini buat holiday... Biar kamu gak sedih dan kepikiran sama dia lagi" ucap raffa
Aku hanya mengangguk.
Raffa menghapus air mata ku.

Baru aku larut dalam pelukan raffa, dhewa datang.
"bita" ucapnya

Aku langsung membuka mata ku.
"buat apa kamu kesini ??" tanya ku
"aku mohon kamu percaya sama aku, dia hanya ngada ngada aja... Itu semua gak bener... " ucapnya
"semua udah terlambat dhewa... Kamu mending lanjut sama dia... Dan hubungan kita mungkin cukup sampai di sini aja... Aku juga pengen bahagia, walau bukan sama kamu... Makasih untuk semua yang udah kamu kasih ke aku... Aku akan kembaliin semua barang yang udah kamu kasih ke aku... Ayo raf... Kita pergi" ucap ku.
"gak ta... Aku gak mau... Aku gak bisa lepasin kamu gitu aja... Aku sayang banget sama kamu" ucapnya
"dan sayangnya aku udah gak mau peduli lagi tentang kamu" ucap ku.

Aku langsung pergi bersama raffa.
Aku dan raffa menyewa hotel.
Karna kamar hotel tinggal satu jadi kami satu kamar, tapi raffa tidur di sofa kalau aku di kasur.
Syukurnya kami masih bisa menjaga diri sampai tiga hari.

Setelah tiga hari di sana, aku dan raffa kembali ke indonesia.
Saat di pesawat, tempat duduk kami bersampingan dengan tempat duduknya dhewa.

"bita??" tanya nya.
"lo juga mau balik wa??" tanya raffa
"iya, nyokap nyuruh gue balik... Gue kira kalian udah balik dari dua hari yang lalu" ucapnya
"ekhemm raffa... Kamu tadi makan, dan lupa minum... Jadi kamu minum dulu ya, gak baik" ucap ku yang langsung menyodorkan aqua botol yang sudah aku buka kan.

Raffa mengambilnya dan menenggaknya dengan perlahan.
Setelah minum, raffa mengacak rambut ku.

"makasih ya" ucap raffa

Aku hanya mengangguk dan tersenyum.
Aku lakukan itu semua untuk terlihat kuat dan bahagia di depan dhewa.

Kami sampai di indonesia bersama sama.
Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut aku dan dhewa.
Aku dan dhewa saling diam, kecuali raffa yang bertanya.

"ta, kamu tunggu sini ya sama dhewa, aku mau ke toilet dulu sebentar aja" ucap raffa.
"oh yaudah cepetan ya" ucap ku

Raffa pun berlalu di situ aku menunduk dan dhewa masih memperhatikan aku.

"jujur sama aku ta, kamu masih sayang kan sama aku?? Masih ada cinta kan buat aku?? Aku minta maaf, wanita yang di sana hanya teman kuliah ku... Aku memang baik padanya tapi sumpah aku tidak pernah punya hubungan dengannya" ucap nya panjang lebar

"udah lah ga usah di bahas... Gue udah lupa" ucap ku
"gak, ini harus di selesain" ucapnya
"ya emang udah selesai kan?? Selesai semuanya... Selesai sudah cerita cinta dalam 14 bulan ini.... Aku memang wanita bodoh yang mungkin dengan mudah percaya dengan kata kata kamu saat iti bahwa kamu sibu... Hahaha tapi di pikir pikir bener juga sih kamu sibuk... Sibuk berhubungan dengan wanita di sana..." ucap ku.

"gak shabita... Kamu dengerin aku dulu... Di sana, dua bulan aku sakit di rumah sakit karna kecelakaan... Dia, cuma dia yang rawat aku di sana... Dia yang senantiasa ada buat aku di sana.. Jadi apa salah aku balas semua kebaikannya dengan menjadikan dia sahabat ku??" tanya nya
"ya kamu yang nganggap sahabat tapi dia anggap kamu lebih dari sahabat.... Lagian, aku tuh siapa nya kamu sih sampai kamu ga ngabarin aku kalau kamu kecelakaan... " ucap ku
"saat itu aku koma, satu bulan dan saat aku bangun dari koma... Aku mau hubungin kamu tapi dokter di sana melarang aku untuk menggunakan handpond dulu selama pemulihan... Dan aku juga gak mau bikin kamu cemas di sini..." ucapnya

"oh gitu?? Ok alasan kamu masuk akal..." ucap ku
"jadi??" tanya nya
"jadi apa??" tanya ku balik
"jadi kita gak jadi putus kan??" tanya nya.
"kamu tuh lucu ya... Setelah kamu campakin aku, kamu mau kita gak putus?? Aku gak sebodoh itu... Ya alasan kamu emang masuk akal seperti itu, tapi aku belum tau penjelasan dari cewek itu... Yang aku baru tau cuma dari pihak sebelah yaitu kamu... Dan aku gak bisa percaya sepenuhnya sama kamu" ucap ku.
"astaga... Ta aku harus gimana lagi biar kamu gak pergi, biar cerita cinta kita gak sampai di sini... Aku benar benar sayang sama kamu ta... Asal kamu tau kedekatan kamu sama raffa membuat aku hancur perlahan... Membuat aku takut akan kehilangan kamu, dan nyatanya sekarang benar... Kamu bakalan pergi, sama dia" ucap nya
"apa coba yang membuat aku pergi dari kamu?? Ya pasti diri kamu sendiri... Diri kamu sendiri yang membuat aku untuk pergi dari kamu. Ini bukan soal raffa atau siapa... Demi allah aku ga punya rasa apapun sama raffa apa lagi hubungan... Ayah yang menjodohkan aku sama raffa karna ayah juga akan menikah dengan tantenya raffa.... Aku menolak perjodohan ini karna siapa?? Karna kamu... Karna kamu masih berarti di hidup aku... Tapi sayangnya kamu yang aku yang aku banyak artikan di hirupku malah mencampakan aku seperti ini... Kamu harusnya mikir dhewa!!!" bentak ku.

Tangis ku pecah seketika.
Dia hanya diam menatap ke lantai bandara.

"aku benci!! Kenapa aku harus bertemu dengan manusia seperti kamu... Seharusnya waktu dulu kita gak usah kenal sama sekali jika akhirnya seperti ini..." ucap ku.
"kenapa kamu jadi gini sih ta?? Aku udah cerita sejujur jujurnya sama kamu tapi kamu malah tetep kek gini sama aku... Mau kamu apa??" tanya nya.

"kamu tanya mau aku apa?? Mau aku, kamu lupain kamu kubur semua tentang kita... Semua tentang 'dheta' karna sekarang udah gak ada lagi 'dheta' dhewa bita... Udah gak ada lagi... Aku butuh bahagia walau bukan sama kamu lagi, dan kamu juga pastinya butuh bahagia walau bukan sama aku lagi... Selamat, selamat menjalani lembaran baru" ucap ku yang langsung bergegas pergi.

Dhewa masih terpaku di tempat itu.
Aku menelpon raffa untuk mengabarkan kalau aku pulang duluan.

S
   K
       I
         P

remaja KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang