sebuah kejutan

8 2 1
                                    

.
.
.

Sesampainya di panti aku dan raffa langsung masuk ke dalam.
Di dalam ada penjaga pantinya juga yang memberi sambutan ramah pada aku dan raffa.
Semua anak anak panti juga sangat senang melihat kedatangan kami.

Aku sangat takjub melihat kondisi panti yang dari dulu aku impikan.
Tertata rapi buku buku dan serta semua benda di sana.
Persis seperti apa yang aku pernah lukis di buku catatan ku.

"gimana seneng gak??" tanya nya pada ku
"ini persis sama seperti apa yang pernah aku gambar..." ucap ku
"ya memang... Aku tata semuanya dari lukisan kamu... Aku temuin itu pas kita pindah dari rumah ayah" ucap nya
"pantesan aku cari cari ilang... Aku seneng banget tapi lebih senang lagi kalau aku bisa bangun semuanya dsri hasil keringat aku sendiri bukan dari suami aku" ucap ku
"ingat sayang, uang ak kan uang kamu juga... Jadi ini sama aja hasil kerja keras kamu... Anggap aja ini hadiah dari aku karna kamu udah ngandung si utun" ucap nya
''lah ko gitu sih... Si utun ada juga kan berkat kamu" ucap ku.

Tak lama ada seorang anak kecil berusia 4 tahunan.
Dia cantik, tapi sayang dia cacat tidak bisa jalan.
Ia hanya duduk di kursi roda kecil.
Ia menghampiri ku.

"semoga dede bayi tante dan om bisa lahir dengan sehat ya... Semoga allah melindungi dedek bayinya" ucap anak kecil itu.
"waah iya aamiin... Makasih ya nak... Nama kamu siapa??" tanya ku sambil membelai rambut anak kecil itu.
"aku thara... Tante siapa??" tanya thara
"nama tante, tante shabita panggil aja tante bita... Kamu cantik sayang... Kenapa kaki kamu??" tanya ku
"aku lumpuh kak, dari lahir... Jadi mama aku buang aku kesini karna malu punya anak seperti aku..." ucap thara
"mama kamu bukan malu punya anak seperti kamu nak dan mama kamu gak buang kamu... Mama kamu cuma menitipkan kamu di sini... Mama kamu sayang banget sama kamu... Mungkin mama kamu sibuk sama pekerjaannya" ucap ku dengan lembut.

Aku pun langsung memeluk thara.
Raffa yang melihat itu langsung tersenyum.
Semua anak anak panti ikut memeluk ku bersama raffa.

"tante... Tante ajarin kita baca dong sama nulis" ucap mereka semua.
"hmm boleh... Ayo kita duduk di sana, kita belajar sama sama... Raffa, kamu mau ikut??" tanya ku
"aku mau liat ke belakang apa ada kerusakan atau gak... Jadi kamu main dulu sama mereka ya" ucap raffa
"ok ... Ayo anak anak kita duduk di situ" ucap ku

Semuanya duduk tertib di depan ku.
Mereka sangat nurut dan cepat tanggap atas materi yang aku kasih.
Mereka sangat paham sekali apa yang sudah aku jelaskan.

Setrlah dari panti aku dan raffa menuju rumah sakit untuk mengecek korban pesawat jatuh itu.

Saat di dalam mobil.
"kamu gak perlu khawatir lagi raf kalo mau pergi ninggalin aku sendirian.... Aku bisa main di panti ko sama anak anak di sana... Aku seneng banget" ucap ku
"kalo tiap hari kamu overaktif kayak tadi bisa bisa kamu kecapean sayang" ucap raffa
"gak... Aku gak capek... Malah nanti ak jadi kuat... Oh iya ngomong ngomong panti, aku pengen deh thara tinggal sama kita" ucap ku
"lah?? Maksud kamu kita adopsi dia gitu??" tanya raffa
"iyaa... Aku udah sayang sama thara... Biar aku ada temen juga kalau di rumah" ucap ku
"gimana ya sayang... Aku sih agak sedikit keberatan" ucap raffa
"kenapa?? Apa karna dia cacat?? Apa lumpuh dia gak bisa di obatin??" tanya ku
"gak bisa sayang... Dia udah lumpuh dari lahir... Kalau pun bisa harus di bawa ke luar negri..." ucap raffa
"tapi kenapa kita ga boleh adopsi dia??" tanya ku
"kamu lagi hamil, dan kalau kamu adopsi thara aku takut janin kamu terpengaruh... Aku dokter aku tahu semua nya... Kamu nurut ya sama aku... Nanti kalau si utun udah lahir baru kita adopsi thara" ucap nya
"yaudah deh... " ucap ku

Raffa langsung mengelus perut ku dan berkata.
"utun kamu cepet cepet keluar ya, biar bunda kamu gak kesepian" ucap nya.

Aku hanya tersenyum melihat kelakuan raffa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

remaja KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang