8

2 1 0
                                    


Setelah semuanya berlalu, aku kembali di kejutkan dengan hal dari raffa san keluarganya

Tiba tiba raffa dan keluarganya datang ke rumah melamar ku.

"gimana bita kamu terima??" tanya ayah.

Pikiran dan hati ku masih tertuju pada dhewa yang kini berada di jerman.

"ta, kata gue sih lo terima aja... Lagian ngapain sih lo masih mikirin dhewa yang jelas jelas udah campakin dan kecewain lo... Toh lo juga udah kenal deket sama raffa..." bisik rere

Aku pikir awalnya rere benar tapi suatu hari dimana hari itu akan terbongkar semuanya.
Aku akan menceritakan nanti setelah pernikahan aku dengan raffa

Aku menerima lamaran raffa.
"alhamdulillah" ucap syukur mereka semua.

Dari sejak lamaran itu, aku dan raffa di sibukan kembali dengan urusan masing masing yaitu aku kuliah dan dia menjadi dokter pada umumnya.

Entah dhewa tau dari siapa tentang lamaran ini yang jelas setelah seminggu lamaran itu, dhewa menelfon ku.

"...."

"iya emang kenapa?? Dan urusannya sama kamu apa?? Toh kita juga udah gak ada apa apa lagi kan..."

"....."

"kamu tanya kenapa aku kek gini?? Dan kenapa aku terima lamaran raffa... Karna aku pengen bahagia, pengen lanjutin hidup aku dengan mebuka lembaran baru dan menutup semua lembaran lama rapat rapat!!"

Aku mematikan telpon dari dhewa.
Aku melanjutkan langkah ku menuju perpustakaan.
Aku ke sana mencari buku tentang kedokteran dan setelah menemukan bukunya, aku langsung ke tempat praktiknya raffa untuk meminta di jelaskan semuanya karna minggu depan aku ada tes uji coba.

"raffa" panggil ku.
Ia yang sedang menulis di meja nya pun langsung berdiri menyambut ku.
"kamu kesini?? Ngapain?? Kangen ya??" tanya raffa
"apa sih kamu tuh... Aku mau minta ilmu dokter kamu sedikit aja... Soalnya mingdep aku ada tes uji coba" ucap ku
"oh begitu?? Tapi aku hari cek beberapa pasien lagi... Kalau harus nunggu setengah jam gapapa??" tanya nya
"hmm iya gapapa, aku juga udah gak ada mata kuliah lagi" ucap ku
"ok... Duduk manis di sini, dan aku segera selesain tugas aku" ucap nya
"siap pak dokter ganteng" ucap ku

Dia hanya tertawa melihat aku.

Aku sendiri bingung jika di tanya aku mencintai raffa atau tidak.
Yang jelas jika aku bersamanya aku merasa nyaman dan bahagia walau hati dan pikiran ku terus tertuju pada dhewa.

Mungkin dengan seiring berjalannya waktu aku akan mencintainya.
Cepat atau lambat.

Setengah jam aku menunggunya sampai aku ketiduran.
Saat aku membuka mata, dia sudah di depan ku.
Dia sedang memperhatikan aku sambil senyum senyum.

"ehk?? Aduh aku ketiduran ya??" tanya ku.
"gapapa... Maaf aku bikin kamu nunggu lama... Sekarang tugas aku udah selesai dan kita mau kemana nih??" tanya nya
"kan mau ajarinbaku" ucap ku
"hmm iya tau... Yaudah gimana kalau kamu aku bawa ke tempat dimana aku selalu sisihin waktu aku di sana" ucapnya
Aku hanya mengangguk.

Aku di bawa ke sebuah rumah kecil yang letaknya di paling belakang runahnya raffa.
Di dalam rumah kecil itu terdapat banyak buku layaknya perpustakaan.
Ada beberapa rak tinggi yang isinya buku semua.

Ia membawa salah satu buku di situ dan duduk bersama ku.
"ini perpustakaan??" tanya ku
"bukan, ini tempat dimana aku selalu kesini di saat keadaan sedih, terpuruk, dan merasa sangat lelah.
Aku akan menghabiskan waktu banyak di sini sampai sampai waktu itu aku tidur di sini" ucap nya
"waaah iya juga si nyaman tempatnya... Aku jadi punya mimpi... Nanti kalau aku udah sukses aku bakalan bikin tempat bimbel gratis buat anak anak jalanan... Dan kalau perlu aku bakalan bangun rumah panti untuk para pengemis dan pengamen jalanan gitu biar mereka bisa hidup selayaknya" ucap ku.

remaja KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang