04

1.5K 136 1
                                    

Jongin selalu berhasil membuat dua bocah berusia 5 tahun itu menjadi bocah aktif dan cerewet sementara Chanyeol tengah bersiap dengan pakaian formal untuk ke kantor.

"dad jangan lama-lama! " Chanyeol mendengus mendengar teguran dari jackson di pintu kamarnya.

"nee"

"dad.."

"ya son"

"appa jong bilang appa ingin pergi jauh" chanyeol membalikkan badannya dari kaca dan duduk di pinggir ranjang. Jackson masih berdiri di depan pintu kamar chanyeol.

"kemari jack" jackson membawa langkahnya mendekati chanyeol.

Chanyeol menarik tangan mungil anaknya dan meletakkan tangan besarnya di atas kepala jackson.

"daddy boleh pergi? " jackson menjawabnya dengan gelengan.

"jadi kau ingin daddy tetap di rumah?"

"molla" jack menunduk.

"daddy tidak akan pergi, apa itu terdengar bagus? "

"hmm" jack mengangguk tersenyum hingga memperlihatkan gigi-gigi putih kecilnya membuat chanyeol ikut membentuk garis senyum.

"ayo berangkat jack"

Chanyeol menggandeng tangan jack turun ke lantai dasar dan diikuti jongin juga jessi. Hari ini chanyeol dan jongin mengantar kedua bocah itu ke taman kanak-kanak sebelum berangkat ke kantor.

Chanyeol dan jongin menjadi pusat perhatian. Dua laki-laki berjas,tampan,sexi,tinggi dan berkelas mengantar anak kembar ke taman kanak-kanak tentu mengundang atensi segala mata baik itu dari para orang tua yang hampir seluruhnya perempuan mengantar anak mereka ke taman kanak-kanak ataupun guru perempuan yang menatap dua laki-laki berbeda status duda dan lajang itu dengan penuh minat.

"belajar yang benar dan jangan nakal arra? " kata-kata yang selalu Chanyeol lontarkan untuk kedua anaknya sebelum dedua anaknya masuk ke kelas.

"jangan mengganggu orang lain selama orang itu tidak menganggumu jack. Bila mereka menganggumu duluan kau boleh menghajar mereka"

"yah jangan mengajari anakku untuk berbuat seperti itu. Dia masih kecil jong" ujar Chanyeol tidak terima, apa-apaan nasehat jongin untuk anak lelakinya itu.

"dan untuk jessi, jika bocah laki-laki yang mendekatimu, pilihlah yang tampan seperti appa arra? " jongin mengabaikan Chanyeol dan beralih menasehati jessi.

"ay ay Captain" jessi dan jackson hormat dan terkikik geli.

"ah benar-benar tipekal anak yang penurut pada orang tua. Cha pergilah ke kelas" jongin mencubit gemaa pipi jack dan jessi.

"annyeong appa, annyeong daddy" ujar sikembar dan berjalan menuju guru yang menunggu mereka di gerbang.

"ayo berangkat chan, tuan park marah besar padamu" ujar jongin masuk mobil terlebih dahulu.

"hah" chanyeol menghela nafas berat.

"daddy!! " Chanyeol yang hendak membuka pintu mobil mengurungkan niatnya dan berbalik begitu mendengar panggilan yang melengking itu.

"saranghae, sampai bertemu di rumah" Chanyeol mengulas senyum dan melambaikan tangannya pada jessi yang meletakkan tangannya di kepala membentuk simbol hati.

"brmmm"

Menjalankan perusahaan besar bagi Chanyeol bukanlah sebuah kebanggaan, sebagai seorang ayah dari anak kembar dia hanya ingin memiliki banyak waktu bermain bersama anak-anaknya. Tapi tanpa pekerjaan dia tidak bisa memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Bekerja (menjadi CEO) disebuah perusahaan besar dan menjadi seorang ayah adalah dua peran yang membuat Chanyeol sering merasa dilema. Dia bekerja membantu orang tuanya dan kehilangan banyak waktu bersama anak-anak. Dia menjadi orang tua yang 24 jam di rumah mengecewakan orang tuanya dan menjadi orang tua yang tidak bisa memenuhi kebutuhan anak karena pengangguran. CEO ataupun seorang ayah memiliki sisi baik dan sulit bagi Chanyeol. Seperti saat ini dia menghadap pria paruh baya yang tengah membalikkan koran dengan santai, oh jangan lupakan kaca mata baca bertengger manja di hidungnya.

DADDY PARK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang