[BAHASA] Bukan Logika - Fanfiksi

Bagian 10

"Yo, Kong! Di sini!" panggilan berbahasa Korea yang menyebut namanya itu membuatnya memandang ke arah tempat duduk bersofa di pojok kafe. Di sana sudah duduk seorang gadis yang melambaikan tangannya. Kongphob tersenyum sedikit dan mengangguk, menggendong Rin agar lebih mudah bergerak menjauhi pintu kaca kafe ini.

"Sorry lama." Ucapnya saat ia sampai dan mendudukkan Rin.

"Santai. Aku juga baru datang kok." Gadis itu tersenyum manis. Ia lalu menyapa Rin hangat dan mencubit pipinya sampai membuat Rin tertawa geli.

Park Bom, itu nama gadis yang kini duduk di hadapannya. Usianya hanya lebih tua setahun dari Kongphob. Seperti yang dikatakan oleh ayahnya, Bommie, begitu panggilannya, kuliah di universitas dimana Kongphob menjalani pertukaran pelajar.

"Pesan aja dulu." Bommie menyerahkan menu di sampingnya. Memang di depannya sudah ada secangkir kopi hangat yang masih mengepul dan kue cokelat. Kongphob membiarkan Rin mencari-cari makanan dan minuman yang ia suka terlebih dulu, sambil mengobrol ringan dengan Bommie.

"Akhirnya ada sinar matahari juga." Ada nada lega yang keluar dari mulut Kongphob. Maklum, ia tetap saja tidak terbiasa dengan udara dingin dan bahkan salju yang turun di Seoul. Ia harus memakai baju berlapis-lapis untuk pergi keluar. Rin juga sudah ia pastikan untuk tetap merasa hangat saat akan bepergian kali ini.

Bommie tertawa kecil. "Sudah mau musim semi. Sabarlah."

Hari ini Bommie memakai sweater dengan kerah tinggi berwarna violet. Warna itu cocok sekali dengan kulitnya yang putih dan bibirnya yang diulas pink. Rambutnya yang panjang melewati dada juga dibiarkan jatuh terurai tanpa aksesori. Bommie bukanlah gadis yang cantik. Tapi ia punya senyum yang manis sekali, yang membuat wajahnya tampak menenangkan.

"Senior Lee kemarin jadi mengajakmu pergi?" Kongphob bertanya setelah ia selesai memesan pada pelayan yang sekarang sudah pergi. Gadis itu malah membalas dengan helaan napas yang panjang.

"Jadilah. Capek banget ternyata." Ia cemberut. Senior Lee adalah senior tingkat 3 yang tidak sengaja Kongphob kenal. Mereka sama-sama suka dengan fotografi. Dan ternyata Senior Lee ini kakak angkatan Bommie waktu SMA. Hari sabtu kemarin, senior itu mengajak Bommie untuk pergi dengannya ke bukit, mencari-cari objek foto baru.

"Kan aku udah bilang. Pasti capek. Kamu tetap ngeyel." Ucapan Kongphob hanya menyebabkan Bommie berguman tidak jelas.

"Ya tapi seru kok! Aku belajar banyak dari Senior Lee." Kata-katanya membuat Kongphob tersenyum. Sifatnya yang suka melihat hal yang positif ini yang Kongphob suka darinya.

"Es krim!" Rin berseru saat pelayan membawakan semangkuk banana split ke meja mereka. Ya, meskipun udara dingin, tetap saja Rin ingin makan es krim. Pelayan itu juga membawakan cokelat hangat pesanannya dan apple pie yang akan dibagi dua dengan Rin.

Untuk sesaat, mereka berhenti bersuara, menikmati makanan dan minuman yang sudah tersaji. Bommie tahu ia tidak suka mengobrol ketika sedang makan, sesuatu yang Kongphob beritahu sejak awal mereka bertemu.

Sehari sesudah ia sampai di Seoul, Kongphob akhirnya mengirim pesan padanya. Ia pikir gadis itu hanya bersikap sopan di depan ayahnya, tapi ternyata pemikirannya salah. Bommie langsung membalas pesannya dan menanyakan kapan ia akan ke kampus agar mereka bertemu di sana saja. Gadis itu benar-benar menunggunya di depan gedung kampus setelah Kongphob selesai orientasi, senyum merekah meski wajahnya merah karena cukup lama menunggu saat udara dingin. Ia juga benar-benar mengantarnya ke tempat-tempat yang sekiranya Kongphob perlukan, dan bahkan memperkenalkannya dengan teman-temannya.

"Sudah, cantik?" Bommie bertanya pada Rin setelah ia membantunya membersihkan wajahnya yang belepotan dengan tisu basah. Rin mengangguk tersenyum.

Hari ini mereka akan pergi ke Myeongdong, membeli beberapa baju dan oleh-oleh sekalian. Yah, meski masih cukup lama juga sih untuk Kongphob kembali ke Bangkok.. tapi jarang-jarang Bommie mau diajak untuk mencari make up.