Jisoo kini sudah siap dengan seragam yang ia kenakan dengan rambut yang ia biarkan tergerai. Jisoo menatap jam yang melingkar dipergelangan tangannya dan segera menyambar tas sekolahnya lalu pergi meninggalkan kamar miliknya.
Jisoo menuruni anak tangga secara perlahan dengan senyum yang mengembang disekitar wajahnya. Namun, langkahnya terhenti kala melihat sosok pria tinggi yang kini tengah terduduk disofa ruang tamu seraya memegang sebuah ponsel ditangannya, Kim Seokjin.
Mood nya saat ini mendadak menjadi buruk kala melihat sosok pria itu. Untuk apa dia datang ke sini pagi-pagi sekali? Merusak mood saja!!
"Kenapa kau ada disini?" tanya Jisoo
"Menjemputmu" jawab Seokjin
"Aku bisa berangkat sendiri" jawab Jisoo
"Tapi aku tidak akan membiarkanmu berangkat sendiri" ucap Seokjin
"Terserah!" ucap Jisoo dan melangkahkan kakinya menuju pintu keluar
"Kau mau kemana?" teriak Seokjin, Jisoo menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Seokjin yang kini tengah berjalan menghampirinya.
"Sekolah, kau tidak lihat aku memakai seragam?" tanya Jisoo ketus
"Aku tahu. Tapi kau belum sarapan" ucap Seokjin
"Aku sarapan dikantin saja" jawab Jisoo
Seokjin menghembuskan nafasnya pelan dan menarik tangan Jisoo untuk menuju meja makan.
"Duduklah, aku akan memasakan sesuatu untuk mu dan jangan membantah." ucap Seokjin dan berlalu menuju dapur untuk membuatkan sarapan untuk Jisoo.
Jisoo memutar bola matanya malas. Pria itu memang tidak suka penolakan.
Jisoo menatap sekeliling rumahnya, ia baru sadar bahwa pagi ini rumahnya sepi sekali. Kemana Ayah dan Ibunya?
"Ayah dan Ibumu sudah berangkat pagi-pagi sekali. Beliau bilang ada meeting dadakan" ucap Seokjin tiba-tiba seakan tau apa yang Jisoo pikirkan.
Seokjin meletakan segelas susu dan air putih disana dan kembali berbalik menuju dapur.
Tidak butuh waktu lama, Seokjin kini kembali dengan sepiring nasi goreng dan meletakannya dihadapan Jisoo.
"Makanlah, setelah ini kita berangkat" ucap Seokjin
Jisoo tidak menjawab perkataan Seokjin dan memilih melahap makanannya. Ohh pria ini juga pandai memasak ternyata. Masakannya benar-benar lezat walaupun hanya nasi goreng, tapi ini benar-benar lezat.
"Kita akan benar-benar berangkat bersama?" tanya Jisoo
"Kenapa?" tanya Seokjin balik
"Aku tidak mau teman-temanku curiga jika aku berangkat denganmu" ucap Jisoo
"Aku akan menurunkamu dekat halte sekolah" ucap Seokjin
Jisoo hanya memangut-mangutkan kepalanya paham. Syukurlah, pria itu mengerti apa yang ia inginkan.
"Aku sudah selesai" ucap Jisoo
"Air putihnya habiskan" ucap Seokjin
Jisoo meraih segelas air putih tersebut dan meneguknya sampai habis.
"Sudah, ayolah aku sudah terlambat" ucap Jisoo
Seokjin mengangguk dan menarik tangan Jisoo untuk segera pergi menuju sekolah.
***
Mobil Seokjin kini berhenti tepat didepan halte sekolah Jisoo. Seokjin benar-benar menepati ucapannya untuk mengantarkan Jisoo hanya sampai halte sekolah saja.
"Kau harus pulang denganku nanti, aku tunggu diparkiran sekolah" ucap Seokjin
Jisoo tidak menjawab dan memilih pergi keluar dari mobil milik Seokjin. Jisoo segera berlari setelah keluar dari mobil Seokjin dan meninggalkan Seokjin yang masih menatap kepergian Jisoo.
Seokjin menghembuskan nafasnya pelan kemudian kembali menjalankan mesin mobilnya untuk memasuki area sekolahan.
***
Jisoo mengempaskan tas sekolahnya kasar dan segera menelungkupkan dirinya dilipatan tangan yang ia buat diatas meja.
"Kenapa?" tanya gadis cantik berponi yang kini duduk disamping Jisoo, Lisa
"Tidak" jawab Jisoo
"Kau bertengkar dengan Namjoon oppa?" tanya Lisa
"Tidak. Mood ku hanya sedang buruk" ucap Jisoo
"Kenapa?" tanya Lisa
"Seseorang membuatku kesal" jawab Jisoo
"Siapa?" tanya Lisa
"Tidak tahu!" jawab Jisoo kesal
"Ishh kau ini kenapa sih? Tiba-tiba datang dan marah-marah tidak jelas" ucap Lisa
"Terserah" jawab Jisoo
"Ahh aku baru ingat. Kau ditunggu Namjoon oppa ditaman sekolah" ucap Lisa
Jisoo segera bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kelas tanpa mengucapkan sepatah katapun pada sahabatnya.
"Sama-sama Jisoo" teriak Lisa sebelum Jisoo menghilang dibalik pintu kelas.
***
Seokjin memasuki ruangan pribadinya yang berada diarea taman sekolah dan membantingkan tubuhnya disebuah sofa disana.
Meskipun Seokjin hanya menjadi seorang guru disekolah miliknya, tapi ia juga memiliki ruangan priadi seperti ruang kepala sekolah.
Hanya saja perbedaannya itu adalah isinya. Jika dalam ruangan kepala sekolah hanya berisi sebuah sofa besar, kursi dan meja untuk kepala sekolah dan juga rak-rak besar yang bersisi data-data penting milik sekolah. Sedangkan dalam ruangan milik Seokjin terdapat sebuah sofa besar, tempat tidur ukuran sedang, televisi, lemari es, serta meja dan kursi untuk dirinya bekerja.
Seokjin memijit pelipisnya pelan, kesabarannya benar-benar sedang diuji oleh calon istrinya sendiri. Mendapatkan hati Jisoo memang tidak mudah. Ada beberapa rintangan yang harus ia lalui, termasuk memasuki hati Jisoo dan menyingkirkan sosok Kim Namjoon disana.
Seokjin melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya dan mendengus pelan. Saatnya ia mengajar.
Seokjin beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu keluar. Namun, pergerakannya terhenti kala ia melihat kearah luar jendela dan mendapati sosok gadis yang beberapa hari ini sukses membuatnya tidak tidur dengan tenang. Kim Jisoo, ia disana bersama seorang pria yang ia ketahui bernama Kim Namjoon, kekasih Jisoo.
Seokjin merapatkan kembali pintu ruangannya dan beralih menatap Jisoo dan juga Namjoon dari balik jendela ruangannya.
Ia bisa melihat gadis itu tersenyum dan tertawa dengan pria itu. Bahkan ia bisa melihat sisi menggemaskan gadis itu saat ini.
Terlihat pria itu merangkul Jisoo dan memberikan sebuah kecupan ringan dipucuk kepala gadis itu.
Ada rasa sesak yang menjalar dari dadanya menuju tenggorakannya. Ia tahu, ia hanya dijodohkan dengan gadis itu. Tapi, ia akui bahwa ia sudah mencintai gadis itu, sejak lama.
"Aku harap, suatu saat nanti aku yang ada diposisi itu." gumam Seokjin
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hehehe maaf gaje:') jangan lupa vote atuh ya okehh:)

KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT FIANCE
FanfictionTentang Jisoo si gadis pemberontak yang dijodohkan dengan pria dewasa berumur 25 tahun Tentang Seokjin yang selalu sabar menghadapi sikap Jisoo Tentang Seokjin yang selalu mengalah pada Jisoo Tentang Seokjin yang berusaha untuk membuat Jisoo jatuh c...