Tentang Jisoo si gadis pemberontak yang dijodohkan dengan pria dewasa berumur 25 tahun
Tentang Seokjin yang selalu sabar menghadapi sikap Jisoo
Tentang Seokjin yang selalu mengalah pada Jisoo
Tentang Seokjin yang berusaha untuk membuat Jisoo jatuh c...
Jisoo menatap teman sekelasnya yang baru saja memasuki kelasnya.
"Dimana?" tanya Jisoo
"Taman belakang" jawab Jisung
"Emm... ngomong-ngomong kenapa harus kau yang dipanggil? Jika ada tugas yang harus diberikan kan bisa ketua kelas saja yang dia panggil, kenapa harus kau?" tanya Jisung
Jisoo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia bingung harus menjawab apa kali ini, karena Seokjin memanggilnya pasti bukan karena ada tugas yang harus dia berikan, melainkan ada hal lain.
"Aku tidak tau, tanya saja padanya" ucap Jisoo dan berlalu pergi meninggalkan kelas. Lisa yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka hanya menahan tawa melihat wajah Jisoo yang sudah memerah bak kepiting rebus.
Jisoo segera berlari menuju taman belakang. Ia menatap sekitar taman, sepi, sunyi. Tidak ada satu orang pun disana.
Dimana Seokjin?
"Apa Jisung sedang mengerjaiku ya?" pikir Jisoo
Ddrrrrtt... Drrtttt
Jisoo menatap ponselnya yang tengah ia genggam saat ini. Tertera nama Seokjin disana dan dengan segera ia menggeser tombol hijau dan meletakannya tepat ditelinga kirinya.
"Kau dimana?" tanya Jisoo
"Lihat kebelakang, dan masuk keruangan itu"
Jisoo dengan segera melangkahkan kakinya menuju sebuah bangunan sederhana yang berada tepat 5 meter dari tempatnya berdiri saat ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jisoo membuka pintu rumah tersebut dengan perlahan. Selama ia bersekolah disini, ia tidak tau jika bangunan ini adalah tempat Seokjin. Yang ia ketahui bahwa bangunan ini adalah sebuah gudang.
Ia tidak tau persis sih, hanya saja para siswa menyebutnya jika ini adalah sebuah gudang tempat menyimpan dokumen-dokumen penting.
"Kau terlambat Kim Jisoo" ucap Seokjin yang masih berkutat dengan kertas-kertas dihadapannya.
Jisoo tidak mengubris perkataan Seokjin, ia kini malah terfokus pada design ruangan milik Seokjin ini. Bahkan ia terkejut jika ada sebuah kasur kecil diruangan ini, ada juga lemari pendingin, bahkan yang ia lihat ada dapur kecil disudut ruangan.
"Sejak kapan kau punya ruangan seperti ini?" Tanya Jisoo
"Sejak aku berada disini" jawab Seokjin
"Woahh!! Keren sekali!!" ucap Jisoo
"Aku pasti akan selalu datang kesini jika ruangannya seperti ini!" ucap Jisoo antusias
"Tidak boleh! Kau boleh datang kesini hanya sesekali, jangan terlalu sering" ucap Seokjin