DONT FORGET FOR VOTE !!
Happy Reading...
Saat ini Fira, Silfa, dan Maura tengah duduk membentuk sebuah kelompok belajar di meja milik Fira. Ibu Zahra berpesan agar anggotanya lebih kurang sekitar empat orang. Dan kini mereka bertiga tengah melirik-lirik seseorang yang belum kebagian kelompok.
Silfa bangun dari duduknya, melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke depan lalu menghadap ke murid-murid lainnya.
Melihat Silfa yang berdiri di depan kelas membuat aktivitas siswa siswi kelas X-IPA 2 terhenti sejenak, memilih untuk memperhatikan Silfa yang mendadak ada dihadapannya.
"Woyy yang belum kebagian kelompok masuk kelompok gua aja" teriak Silfa membuat siswa siswi mendengus kesal lalu memutarkan bola mata nya malas. Karena mereka mengira akan ada berita yang penting Silfa sampaikan, ternyata ia hanya sedang mencari anggota kelompok belajarnya. Buang buang waktu saja decak salah satu di antaranya.
"Gue" ucap cowok yang ada di hadapan Silfa.
"Lo?" Tanya Silfa.
Cowok itu mendesah pelan lalu balik berbicara lagi "gue masuk kelompok lo" ucapnya.
Silfa mengernyit mengerti "oh yaudah" ucapnya lalu mengajak cowok itu bergabung dengan kelompoknya.
Membutuhkan beberapa menit untuk berdiskusi tentang menentukan jawaban yang benar. Sedari tadi Rangga hanya berdiam diri. Jangan kan berdiskusi, mengeluarkan sepatah kata pun tidak.
"Lo kenapa diam aja" tanya Silfa.
"Tau ni, ngak tau apa otak kita lagi mumet mikirin ni jawaban" timpal Maura.
Rangga menaikan sebelah alisnya namun tak lama kemudian dia bersikap tak acuh lagi.
"Kalo mau masuk ni kelompok lo bantu kerjain kek ini malah benggong, kesambet setan baru tau rasa" lagi lagi Maura berdecak karena tidak terima dengan sikap Rangga yang semaunya saja.
"Bodo ah, tinggal hapus aja namanya kok susah" Silfa meraih lembaran kertasnya berniat menghapus nama cowok itu namun dicekalnya.
"Eitttt jangan!" Ucapnya.
Rangga menghela nafasnya pelan.
"Mana kertasnya biar gue yang kerjain" cowok itu mengambil alih kertas yang berada di tangan Silfa."Yalord, akhirnya dapat juga jawabannya" decak Fira membuat ketiga orang yang bersamanya melirih aneh.
Fira menyengir mendapatkan pelototan dari ketiga temannya.
"Gue udah dapet jawaban nomor tujuh" ucapnya lagi.
"Yaelah itu mah udah selesai dari tadi Fira" Maura merotasikan bola matanya membuat Fira melongoh tak percaya padahal dirinya sudah susah payah untuk menghitung dan membuat kepalanya di pusingkan oleh sebuah angka.
Tiba-tiba ponsel Rangga dan Fira bergetar secara bersamaan menandakan adanya notifikasi pesan dari seseorang.
Mereka berdua membuka ponselnya masing-masing lalu melihat pesan dari "Grup Osis".
KAMU SEDANG MEMBACA
Firayhan
Teen FictionFira POV Mencintai sahabat sendiri secara diam diam walaupun dulu aku pernah memberinya pengungkapan bahwa aku mencintainya lalu dia pergi begitu saja tanpa sepengetahuanku. Miris tidak? Setelah dia menghilang bertahun lamanya kini dia kembali, ent...