"Lo beneran mau nonton?" tanya Jongho sambil mengeluarkan motornya dari barisan motor yang tertumpuk-tumpuk seperti ikan pindang.
"Iya lah, kan kita udah janji juga sama kak Yunho," jawabku.
"Ra, gue peringatin sekali lagi, jangan mudah jatuh cinta," kata Jongho.
Aku menghela nafasku dengan kasar. "Lo kenapa jadi posesif gini sih? Gue juga jarang-jarang kan suka sama orang," ucapku.
"Gue gak ngelarang, Ra. Iya lo jarang suka sama orang, tapi sekalinya jatuh cinta, jangan sampe jatuh cinta sama orang yang salah," balas Jongho.
"Kak Yunho emang salah di mananya? Lo tau sendiri kan dia baik? Kak Seonghwa juga tau kok,"
Di titik ini, aku benar-benar melipat wajahku. Mood-ku seakan runtuh seketika.
"Yaudah, lupain aja omongan gue. Jangan marah ya? Yaa???" pinta Jongho. "Abis ini gue beliin es krim deh, tapi jangan ngambek lagi."
"Gue gak bakal berhenti marah sebelum lo bilang alesan lo ngelarang-larang gue kayak gini," ucapku.
Jongho menghela nafas. "Iya, nanti gue kasih tau. Tapi kalo abis ini lo kenapa-kenapa, bilang bang Seonghwa jangan ngehajar gue."
Dahiku berkerut mendengar ucapan Jongho. Sebenarnya ada apa sih?
"Gak usah dipikirin, ayo berangkat. Nanti kalo telat, lo gak bisa duduk di depan,"
Jongho ternyata sudah memiliki dua tiket masuk. Katanya tiket itu dari kak Yunho.
Kami memilih untuk duduk di tempat biasa aku menonton. Kursi di depan besi penyangga, tempat aku bisa menyenderkan kepalaku dan memperhatikan kak Yunho sepuas hatiku.
Tak lama setelahnya, kedua tim basket muncul di lapangan. Pertandingan akan mulai sekitar satu jam lagi, masih ada banyak waktu bagi kedua tim untuk berlatih dan bersiap-siap. Dari atas sini, aku melihat kak Yunho yang berlari ke arah kami dan naik ke tribun, ke sebelahku.
"Hai!" sapa kak Yunho.
"Semangat kak!" seruku.
Kak Yunho mengangguk. "Mau berapa skor? Gue cetakkin buat lo," kata kak Yunho.
Wow, skor khusus untukku?
"Hmm berapa ya, dua?" jawabku.
"Masa dua, lagi lah," kata kak Yunho.
"Dih sombong bener lo," ucap Jongho.
"Ye kalo dua doang mah gue juga bisa. Mau berapa? Sepuluh? Gue cetakin sini," balas kak Yunho.
Aku tertawa. "Yaudah, empat deh. Kakak mainnya yang semangat ya," ucapku.
"Pasti dong, kan ada lo," ucap kak Yunho. "Gue balik dulu ya, jangan lupa semangatin gue!"
Berlalulah kak Yunho kembali ke timnya. Aku beralih menatap Jongho. Laki-laki itu hanya menatap kak Yunho dengan tatapan datarnya.
Priiiiiitttt!!!
Pertandingan resmi di mulai. Yah, aku memang tidak bisa meremehkan kekuatan tim sekolahku, apalagi dengan komposisi kak Yunho dan kak Mingi sebagai kapten. Baru beberapa menit, dua orang itu sudah mencetak skor.
Skor pertama bagi sekolah kami dicetak oleh kak Yunho. Seperti janjinya, setelah ia mencetak satu gol yang bernilai dua poin itu, kak Yunho menatap ke arahku dan melambaikan tangannya. Astaga, kak Yunho berlari dengan keringat di wajahnya, dengan senyuman indahnya.
Skor kedua dibuat oleh kak Mingi. Sama halnya dengan kak Yunho, kak Mingi membuat selebrasi untuk pacarnya di sisi lain tribun yang diisi oleh siswa kelas 12. Begitulah pertandingan berlangsung, hingga kak Yunho berhasil mencetak 4 gol, lebih dari yang aku minta.
Saat aku fokus memperhatikan langkah kak Yunho, Jongho tiba-tiba menyikut lenganku. "Ra," panggilnya.
"Apa?" jawabku tanpa mengalihkan pandangan dari kak Yunho.
"Gue janji kan mau jelasin? Sini," ucap Jongho.
Aku menegakkan tubuhku dan menatap Jongho. Mengapa rasanya jadi serius sekali, padahal keadaan gedung olahraga ini sangat ramai.
"Gue tau ini bukan waktu yang tepat, tapi lo bakal liat kenyataan kalo gue bilang sekarang," lanjut Jongho. "Alasan gue larang lo suka sama anak basket, apalagi bang Yunho... Liat ke sana."
Jongho menunjuk barisan kelas 12 dengan isyarat matanya.
"Apa sih?" tanyaku.
"Bang Yunho udah punya gebetan. Mantannya bang Yunho, Kak Jungeun. Anak dance," jawabnya.
Aku langsung melempar pandanganku ke barisan kelas 12, mencari sosok kak Jungeun. Ia benar-benar di sana, di sebelah pacar kak Mingi.
Di waktu yang bersamaan, kak Yunho kembali mencetak gol. Aku memperhatikan gerak-geriknya, ia melakukan hal yang sama seperti setelah ia mencetak skor untukku. Aku bahkan bisa melihat sorot mata bahagia kak Yunho saat menatap kak Jungeun.
Tanpa ku sadari, mataku mulai basah. Aku menaruh hatiku pada orang yang salah, itu saja.
Jongho tiba-tiba menggenggam tanganku erat. "Ayo pulang, gue tau lo udah gak mood," ucap Jongho.
Aku mengangguk. Bersama Jongho, aku menembus lautan manusia dengan susah payah hanya untuk mencapai pintu keluar. Ditambah penglihatanku yang agak buram karena air mataku sendiri, perjalanan menuju pintu keluar rasanya berat sekali.
"Nangis aja, Ra. Nangis aja kalo itu bikin lo lega,"
Petang ini, aku duduk di jok belakang motor Jongho sambil memeluk erat sang pemilik motor. Aku menumpakan air mataku di sana, aku harap Jongho tidak keberatan karena aku membasahi jaketnya.
Untuk kak Yunho, terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Kak Yunho ➖ATEEZ
Fiksi PenggemarNamanya kak Yunho. Jika kau berkenalan dengannya, kau akan jatuh cinta. Originally written by Penguanlin, 2019.