Hola, salam Hola
Kembali lagi sama dedek author yang gemesinnya ngalahin si park monyong, yang cantiknya ngalahin Jennie black²an.Gini loh ders, dedek cuma pengen kasih tempe yang di tahuin. Bahwa di cerita ini dedek gak pake figur apa-apa sebagai penggambaran tokohnya.
Kenapa?
Karena menurut pengalaman membaca dedek yang khatamnya ngalahin Al-Ghazali, tak semua figur yang ditunjukkan akan sesuai dengan selera ataupun harapan para pembaca tercintah.
Mungkin buat authornya udah bagus dan cocok banget. Tapi ternyata buat para pembaca yang sempat berhalusinasi belum tentu memiliki selera dan penggambaran yang sama. Betul apa betul???
Jadi jalan terbaiknya adalah tidak memberikan figur. Karena dedek author yang imut ini percaya banget bahwa para readers kesayangan paling jago yang namanya menghayal. So, come back to my lapak story WisH?
-Selamat Membaca-
Mungkin kebanyakan orang menganggap dunia adalah harta berharga dalam hidupnya
Tapi bagiku dunia tak lebih dari sebuah penjara yang begitu menyakitkan
-Bella. C. Frederick-Azmi - Pernah
Author
Hari masih sama, tak ada yang berbeda. Ya, untuk sebagian orang tepatnya. Waktu telah terus berlalu berganti menjadi terik fajar yang mengusik kebisuan malam.
Lelaki paruh baya yang baru selesai mandi dan sudah rapi, segera berlalu menuruni tangga. Beberapa kali dia menghela nafas, entah apa yang akan dia alami untuk hari ini. Terutama mengingat kejadian kemarin, membuatnya sedikit tempramental.
Lelaki itu tidak menyadari bahwa iblis mulai bersarang di sekitarnya. Uang yang sudah lama ia tabung untuk membeli rumah yang lebih besar, ternyata hanya tertinggal tidak lebih dari setengahnya. Entah iblis macam apa yang telah berani mengambilnya tanpa ijinnya.
Tapi mau bagaimana lagi. Semuanya tidak hanya berhenti pada titik itu. Lelaki paruh baya yang sedang terbatuk sekilas itu juga mendapat masalah serius di kantornya. Dia harus rela gaji bulan ini dipotong karena kerugian yang diakibatkan kelalaiannya.
Bagaimana tidak lalai, akhir-akhir ini terlalu banyak masalah yang harus ia tanggung sendiri. Seminggu yang lalu, wanita masa lalu menelponnya untuk meminta sesuatu yang tidak pernah ia setujui. Terlalu rugi untuk menyerahkan sesuatu yang bisa dimanfaatkan hanya untuk wanita yang bahkan telah mengusik hidupnya.
Tak terasa karena lamunannya, kakinya sudah menapak di anak lantai pertama. Istrinya belum bangun jam segini. Dan itu bukan sekali atau dua kali tetapi sudah kebiasaan. Tiap pagi hanya gadis itu yang menyiapkan sarapan untuknya. Tanpa bantuan siapapun tentunya.
Tapi semenjak mulai melangkah menyusuri arah menuju dapur, dahinya mulai berkerut. Terlalu bingung untuk keadaan ini. Aneh. Itulah kiranya satu kata yang terdefinisi untuk saat ini. Karena penasaran yang mulai bergejolak, langkah lelaki paruh baya itu semakin dipercepat.
Dan......
Ternyata benar. Tepat seperti dugaannya. Dapur ataupun ruang makan sepi tak bertuan. Tak ada makanan apapun yang tersaji di meja makan. Hanya keheningan yang mengisi setiap sudutnya.Oke, mungkin keadaan ini salah. Mengajak seseorang yang sedang tempramental untuk berperang. Dengan emosi yang membumbung, tanpa memikirkan apapun, ia melangkahkan kedua kakinya. Ke suatu tempat untuk suatu alasan. Mungkin emosi atau yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What is Happy?
Ficción GeneralPrivat Acak√ Don't copy~paste Inilah kisah pilu dimana seorang gadis yang hampir putus asa akan hidupnya sendiri. Dan seorang malaikat tampan yang datang mengubah akhir kisahnya. Akankah gadis itu menyerah ? Ataukah tetap berjuang...