Part-24 "Loving you was a sacrifice"

14 2 0
                                    

🌹Happy for Reading🌹

Sebenarnya annisa mengetahui apa maksud dari tatapan Rain pada Radit tapi jourdan tidak mengetahui ada sesuatu di antara mereka..semua terlihat biasa seperti seorang sahabat laki laki yang memberikan kasih sayang nya kepada seorang sahabat perempuan. "heh joe. lo ga ngerasa aneh apa ngeliat mereka berdua kaya gitu?" tanya annisa pada jourdan yang sedang memperhatikan mereka sedari tadi. "engga,emang nya apa yang ada dipikiran lo tentang mereka?" tanya jourdan penasaran sambil menyantap 1 buah pizza ditangan nya. "serius ga ngerasain apa apa?mereka berdua kaya ada something gitu" ujar annisa. membuat jourdan kaget tenggorokan nya tersedak segera ia mengambil menegukkan air minum yang dipegangnya "nih ya lo jangan pernah mikir macem macem. besok adalah hari ulang tahun mereka berdua dan kita tuh seharusnya mikirin besok mau bikin kejutan seperti apa biar mereka tuh seneng..bukan malah mikir yang engga engga" balasnya setelah berbicara seperti itu jourdan pergi meninggalkan meja makan dan langsung menghampiri Radit yang sedang menyiuapi Rain,annisa kesal melihat jourdan yang seperti itu.

"boss gue pulang ya" ujar jordan
"loh kok buru buru banget..mau kmna" jawab radit.
"gue abis ini mau ada acara dirumah,jadi ga bisa lama lama..yang penting kan Rain udah pulang kerumah"
"gue juga pulang yaa..kita pulang bareng kan joe" tanya annisa padanya.
"boleh kok boleh"

"Makasih yaa buat semuanya..maaf gue bisa nya cuma ngerepotin kalian" ujar Rain pada annisa dan jourdan.
"no no no jangan bilang seperti itu disini ga ada yang merasa direpotkan sedikitpun" ujar jourdan.
"iya Rain semoga lo cepet sembuh yaa" peluk annisa padanyaa.
"oke next time kalian besok harus dateng ke party gue sama Rain dicafe yah"
"Ashiyappp boss" ujar mereka berdua.

setelah mereka berdua pulang Rain berniat untuk beristirahat Radit mengantarkan nya dan membawa Rain ke tempat tidur..saat Radit menarik selimutnya Rain tiba tiba dia menyentuh tangan nya.."Radit.." panggil Rain. Radit pun langsung duduk disamping Rain yang sedang tertidur  "iyah..Ada apa Rain?" jawab nya sambil mengelus dahi Rain. "gue masih punya dua permintaan bukan waktu gue memenangkan tournamen itu. lo masih ingatkan?" tanya Rain.

"iyah lalu..apa yang lo mau?"
"lo janji dulu sama gue akan melakukan nya dengan hati yang ikhlas" ujar Rain sambil menggenggam tangan Radit.

Radit penasaran melihat tangan Rain menggengam tangan nya. apa yang sebenarnya yang ingin Rain katakan?kenapa tiba tiba gue jadi deg deg kan seperti ini. "yaudah bilang aja apa yang lo mau?"

"lo masih mencintai annisa bukan?" tanya Rain sambil menteskan air mata dipipinya.
"engga.lo ini kenapa sih suka banget bahas dia,kan gue udah bilang jangan pernah omongin soal ini lagi" ujar Radit sambil melepaskan genggaman tangan nya dari Rain

"jangan bohong sama gue. gue tau semua nya dari tatapan mata lo,saat lo berbicara sama gue di tenda uks waktu itu lo gamau natap gue sedikir pun. sebenernya apa yang lo pikirin sampai lo harus  ngehindar dari rasa sakit ini terus menerus?" Radit hanya diam tak berkutik ia hanya memikirkan kenapa Rain seolah olah tau semua nya..tentangnya dan tentang annisa. "tuhkan lo diem..itu tandanya lo masih cinta sama annisa. Radit coba deh jangan jadi pengecut padahal lo masih cinta sama dia tapi lo bilang sama seluruh dunia kalo lo udah ga cinta sama dia. lo bukan cuma ngebohongin orang orang disekitar lo tapi lo juga udah ngebohongin hati lo sendiri tanpa lo sadar" Rain berbicara sambil menangis sebenarnya ia tak ingin mengatakan bahwa radit adalah seorang pengecut tapi yang Radit hancurkan itu bukan cuma hati Rain tapi hatinya sendiri juga..

Radit merundukan wajahnya ke tangan Rain sambil meneteskan air matanya dia berbicara sedikit demi sedikit "iya lo benar..gue cuma seorang pengecut yang selalu lari dari masalah. sampai gue ga bisa buat memperjuangkan kebahagiaan gue sendiri" ujarnya sambil menangis.

tangan Rain menghapus air mata yang keluar dari mata Radit "udah cukup lo nyakitin diri lo sendiri. sekarang saat nya lo untuk bahagia. ini permintaan gue yang ke dua..besok adalah ulang tahun lo..ulang tahun kita juga dan gue mau lo bicara terus terang sama annisa. lo keluarin semua uneg uneg lo sejujur jujurnya dan setelah itu terserah kalo lo mau balikan lagi atau engga itu hak lo dan juga keputusan dia"

"Rain gue mau coba hal itu dari dulu tapi ga bisa setelah berbulan bulan putus gue masih ngerasa kaku kalo ngomong sama dia"

"engga!! percaya deh sama gue lo pasti bisa gue juga percaya pasti annisa masih sayang sama lo..lo mau kan lakuin hal itu demi permintaan gue"

Radit menatap wajah Rain sambil menghapus air matanya Radit segera memeluknyaa "apa lo tau?ini untuk kedua kalinya gue nangis depan lo dan gue malu karna sikap gue yang cengeng. iya Rain gue mau coba kok demi elo" ucap Radit sambil memeluk Rain.

Rain tersenyum sambil menangis sesekali ia mengelus punggung itu sebenarnya berat Rain mengucapkan nya karna Rain sendiri pun masih mencintai Radit "apapun yang membuat lo bahagia pasti gue lakuin meskipun itu nyakitin diri gue sendiri" batinnya. Rain memeluk erat Radit ia tak kuat menahan air matanya menahan sakit yang begitu sesak di dada.

"udah udah jangan nangis terus. udah sana lo pulang pasti besok lo sibuk buat persiapan acara ulang tahun" ucap Rain sambil tersenyum padahal matanya masih berkaca kaca.

"okey gue pulang yaa.makasih gue berasa sedikit lebih lega nih hehe" ujarnya sambil berjalan ke arah pintu. setelah itu Radit melambaikan tangan nya "dah goodnight cinderella" ujarnya Rain hanya membalasnya dengan tersenyum dan perlahan lahan Radit menutup pintu kamar nya Rain.

sementara Radit pulang Rain mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri tapi tidak bisa Rain mengambil foto mereka berdua dari meja rias disampingnya.."Radit seandainya kamu tau apa yang aku rasain..kamu mungkin ga akan ngelakuin hal itu..tapi aku juga ga bisa memaksa kamu untuk suka sama aku" ucap Rain sambil menangis memegang foto tersebut. Rain mencoba untuk tenang dan biasa biasa saja Rain memutuskan untuk menyimpan foto kenangan mereka di laci meja rias nya.

-

-

-

-

Rain pun tertidur pulas dikamarnya.

Radit pov~

Beberapa menit Radit meninggalkan rumah rain dia selalu saja memikirkan kata demi kata yang dikatakan oleh rain. Banyak pertanyaan pertanyaan yang timbu diotaknya "tumben sekali Rain berbicara seperti itu,apakah itu tidak berlebihan?". "Cara bicara rain seperti orang yang ingin pergi jauh. Memangnya rain akan pergi kemana?aku jadi bingung.. semoga tidak terjadi apa apa ahsudah lah".

.


.

.

Pukul menunjukan 16:30 sore Radit sangat sibuk karna harus menyiapkan semua nya sendirian dari pagi, mulai mendekor cafe,membuat kejutan untuk Rain,membersihkan semua piring dan barang barang yang ada di tempat itu semuaaa nya seperfect mungkin.

Saat Radit ingin memajang fotonya dengan rain tiba tiba ada yang mengagetinya "woyy Bos!!!" Foto nya terlempar ke atas lalu ditangkap oleh radit dan hampir saja pecah bingkainya "astaga Jourdan Lo bisa ga sih ga ngagetin kaya gitu,Lo pikir lucu apa kalo sampe foto ini jatuh!!" Teriaknya.

"Maap bos maap ga sengaja hehe".

"Lo gatau apa ini foto kenangan gue sama rain terakhir waktu kita masih kecil. Dan ini sangat berharga buat gue" ujarnya sambil mengelus foto itu.

"Ah lebay Lo bos. Kan nnti mlm masih bisa foto foto berdua yakan?udah deh bos mending Lo mandi sana,biar ini semua karyawan Lo dan gue yang urus"

Radit langsung memasang fotonya sambil tersenyum "udah selesai gue,gaperlu dibantuin. Dah ah gue mandi dulu yaa byeee"

Radit pun langsung pergi meninggalkan Jourdan.. Jourdan beserta karyawan karyawannya Raditya memasak menu terenak untuk tamu dan juga keluarga nya Rain.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang