12. sneak peak familee - final

1.6K 262 6
                                    

mark membuka matanya perlahan, mencoba menyesuaikan silau cahaya lampu kamar yang sudah dihidupkan. sehabis doa pagi mark tepar lagi di kasur, sedangkan sang istri yang sudah dinikahinya lima tahun lalu, anna, tak sempat rebah lagi karena bayi mereka sangat rewel. ini hari minggu, dua sejoli ini bisa bersantai dahulu sampai jam sepuluh sebelum pergi beribadah. kepala mark mengarah ke kiri, memperhatikan istrinya dengan rambut yang dicepol berantakan tengah mengganti popok putri mereka, emma namanya. keranjang bayi emma diletakkan di samping kasur. mark menutup mata sebentar, lalu mencoba mengumpulkan niat bangkit dari tempat tidur, pria dewasa itu mengerang usai berhasil berdiri tegak, mark meregangkan otot-ototnya.

"ada yang bisa kubantu, ma?" tawarnya, meski sebenarnya mark malas beraktivitas, ia tak tega melihat istrinya repot sendiri, anna mengangguk, masih fokus pada emma, "bantu aku angkat kain ke kamar cuci, hari ini toko laundry tutup, pakaian sudah aku masukkan ke mesin cuci tapi baju formal dan pakaian dalam kita harus disikat manual" jelasnya yang disanggupi mark, pria itu keluar dari kamar mereka lalu mengangkut sekeranjang pakaian kotor itu ke kamar cuci, pria itu berdiri menunggu disana, bersandar sambil menguap, lalu tak lama anna datang menyusul, wanita itu merendam kain ke dalam air yang sudah diberi bubuk deterjen lalu mulai berjongkok, mengucek dan menyikat satu persatu. mark hanya berdiri melongo.

anna mendongak, menatap suaminya lalu menirukan ekspresi wajah melongonya, "kain yang sudah aku bersihkan kamu bilas di ember dengan air mengalir" anna mengarahkan, mark mengangguk patuh lalu melakukannya tepat seperti yang anna minta. keduanya melanjutkan cucian dalam hening, hanya terdengar suara deras air dihiasi suara yang dihasilkan sikatan anna. cipratan air dari ember mark mengenai wajah anna, "pa!" kata wanita itu kesal, mark terkekeh, "ups, sorry" ucapnya lalu keduanya bisu lagi. ruang cuci mereka sempit karena nyaris tak pernah difungsikan, posisi anna berjongkok dengan mark di hadapannya yang sejak tadi bolak-balik tegak lalu membungkuk untuk membilas pakaian. anna berhenti menyikat baju, memperhatikan pekerjaan mark, "mark, peras yang benar, biar nanti ga berat diangkat untuk dijemur" pesannya dibalas anggukan, wanita itu kembali mengerjakan kegiatannya lalu tak lama mencoba mengomel lagi, "mark, pelan-pelan nanti kainnya rusak-" omelan wanita itu terhenti karena bibirnya dikecup mark, "siap laksanakan, baginda ratu, jangan bawel"

-

setelah lelah mencuci pakaian, anna bergegas mandi, ia menuangkan sampo secukupnya di tangannya lalu memindahkannya ke rambut, menggosoknya sampai berbusa, "baby?" anna mematikan shower saat mendengar ketukan pintu diiringi panggilan mark, "ya?" jawabnya, "maafkan aku, sungguh, tapi boleh kita mandi bersama? aku baru ingat ini minggu kedua, jadwalku melayani musik" terangnya, "ga boleh, tunggu saja aku selesai sebentar lagi" anna segera menolak, meski sudah menikah wanita itu belum terbiasa, geli harus berdiri di hadapan mark tanpa pakaian, membayangkannya saja sudah membuatnya ngeri, pasti sangat canggung. mark merengek di depan pintu, "baby, please" kini badannya melendot, bersandar penuh di daun pintu namun tetap tak digubris anna, "babe--"

bruk!

pintu yang malang itu tak sanggup menahan bobot mark yang terus-menerus mendobrak, lalu akhirnya roboh menghantarkan mark masuk ke dalam kamar mandi, mengekspos anna yang sedang asik membasuh diri. anna melongo mencoba mencerna situasi, mark juga melongo, menatap istrinya yang masih penuh busa dan-- tidak berpakaian, "AAAAAA!" meski bereaksi terlambat, ibu satu anak itu berusaha menutup bagian privatnya dengan kedua tangan agar tak dilihat mark apabila masih memungkinkan, yang tentu saja tak berguna, "mark lee!" anna berteriak kencang lalu melempar botol sabun ke arah mark dengan penuh emosi, "aw!" mark meringis kesakitan.

-

usai opera sabun mandi tadi pagi, dua sejoli itu kini sudah berada di dalam mobil, bersiap berangkat ke gereja, karena kejadian tak terduga tadi, banyak waktu terbuang percuma. sekarang sudah jam sepuluh lewat sepuluh, tentu saja mark terlambat, pria itu akhirnya pasrah, duduk anteng di jok samping sambil menggendong putri sulung mereka yang kini terlelap. justru anna yang duduk di hadapan stir mobil, istri mark itu baru lulus kursus mengemudi kemarin, jadi hari-hari ini mark selalu meminta anna menyetir agar wanita itu terbiasa. anna membuang nafas gugup, "okay, anna, don't be nervous, you got this" ucapnya menguatkan diri sendiri, "aku hanya perlu menginjak pedal gas, memutar stir, lalu aku--"

[1] nerdy love | markTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang