sejak kejadian di rumah anna kemarin, kini sepasang remaja itu makin dekat, sudah beberapa bulan berlalu, anna dan mark makin sering berbincang dan tertawa bersama, sudah tidak canggung seperti dulu lagi, malah ivy merasa menjadi orang ketiga. ini bulan kesebelas di tahun ini, sebentar lagi semester keempat akan berakhir pula, organisasi siswa kekosongan kursi pemimpin, biasanya para siswa kelas dua yang mencalonkan akan mengadakan kampanye sebulan ini, lalu bulan pertama tahun depan akan diselenggarakan pemilihan.
pujian dari anna kemarin mendorong semangat mark lee, anak itu memilih ikut berorganisasi untuk semester depan. awalnya ia mendaftar sebagai anggota, namun setelah didiskusikan, senior memilihnya menjadi salah satu calon ketua organisasi. mark ingin menolak, namun sudah kubilang ia ingin selalu tampak hebat di mata anna, setelah pikir-pikir singkat, mark menyetujuinya. siang ini dua anak muda itu sedang duduk di bus, perjalanan kembali dari sekolah. hubungan yang semakin erat membuat mark berani mengambil bangku di samping anna. pemuda tampan itu menatapi anna yang sedang memperhatikan jalanan dari jendela kaca bus diam-diam.
ciiiiiit~
bunyi rem mendadak dari bus, anna yang tadinya melamun melebarkan mata, hampir saja dahinya menghantam kursi depan, syukurlah ada tangan mark yang menahan memegangi dahi anna, "terimakasih" ucapnya dibalas anggukan oleh mark, bus kembali berjalan mulus namun telapak mark tak juga dilepasnya dari kepala anna. "mr. mark lee, sorry?" panggil anna, mark tersadar lalu melepaskan telapaknya yang menempel, anna tertawa kecil, mark ikut tertawa, memandangi anna lagi, terlihat jelas seperti tengah kasmaran, "gimana rencana kampanyemu?" tanya anna membuka pembicaraan, "entahlah, sepertinya aku harus belajar banyak dari senior, kamu tahu, aku ga pernah ikut organisasi dari dulu" jelas mark, anna mengangguk.
"kamu kelihatan tambah ganteng sudah ga selalu pakai kacamata. tapi agak aneh, karena dulu kamu kacamataan terus" anna bicara lagi, "hahaha, iya, aku juga harus menyesuaikan diri tanpa kacamata. kalau pakai terus yang ada mataku jadi menciut" ucapannya dibalas kekehan anna. pembicaraan terus mengalir, namun kali ini didominasi suara mark. anna menyadari sesuatu, "tapi kamu cerewet juga ya, haha, aku kira gak banyak bicara" ucap anna tiba-tiba, ekspresi terkejut terlihat jelas di wajah mark, bibir pria itu segera terkatup rapat, anna terkekeh lagi, lalu tangannya bergerak mengelus surai gelap mark gemas, kini mark mengulum bibirnya, jantungnya deg-degan.
tak lama anna menekan bel bus di sebelahnya, lalu kendaraan besar itu berhenti, mark mengernyitkan dahi saat anna bangkit berdiri, "kamu mau kemana? belum sampai rumah" tanyanya bingung, "aku harus ke gereja, ada latihan drama untuk natal, aku dapat peran!" anna memberitahu dengan semangat, "kok kamu ga cerita?" tanya mark lagi. "iya, belum sempat bilang, akhir-akhir ini kan kamu sibuk urusin kampanye, nanti aku pasti cerita, sekarang aku pergi dulu" anna pamit lalu hendak berjalan, namun pergelangan tangannya ditahan mark. "apalagi mark lee? nanti supirnya marah" anna mulai kesal, bibir mark mengerucut tanpa disadarinya, mark ingin jujur bahwa dia tak mau ditinggalkan, mark ingin selalu dengan anna. akhirnya pegangannya pada tangan anna ia lepas, "hati-hati" pesannya dengan suara pelan, anna mengangguk kecil lalu segera turun dari bus.
-
hari lainnya berlalu, bel pulang sekolah berbunyi, anna mengemasi barang-barang bawaannya, "aku duluan ya, ann" anna mengangguk lalu melambai pada ivy. kepala anna menoleh ke belakang, melihat mark yang masih sibuk dengan beberapa formulir yang diisinya sejak tadi, "mark? masih lama?" tanyanya, "sebentar lagi selesai" balasnya tanpa mengalihkan fokus, anna mengangguk mengerti lalu duduk menunggu. dua puluh menit berlalu, lalu mark segera menyimpan kertas-kertas itu ke dalam kantung tas, tangannya meraih tangan anna, "ayo pulang" ajaknya, keduanya mulai melangkah namun dicegat oleh kelly, siswi cantik yang akan menjadi sekretaris di tim osis mark, "hey, mark, aku baru saja dari ruang rapat, kamu dipanggil kak jaehyun" beritahunya, mark menaikkan alis, lalu segera mengalihkan pandangan pada anna, seakan meminta izin.
anna tersenyum, "ya sudah, sana" suruhnya, "i'm so sorry, ann, you okay?" tanya mark memastikan anna baik-baik saja, gadis itu mengangguk yakin, "no need to sorry, markie" ucap anna, mark mengelus punggung tangan anna sebelum melepaskan genggamannya, lalu pria muda itu segera meninggalkan ruang kelas. anna menatap punggung mark yang menjauh, "hey, anna, jangan sedih dong" oh ya, anna lupa masih ada kelly disini, bibir anna melukis senyum terpaksa, "i'm not" jawab anna santai, kelly tertawa meledek, "yes, you are, apa kamu beneran berharap mark mau sama kamu? haha" ledeknya ambigu lalu pergi. alis anna bertaut, kenapa kelly selalu datang tiba-tiba dan merusak harinya? bahu anna terangkat, lalu kakinya melangkah meninggalkan kelas.
-
anna mengistirahatkan tubuhnya di kasur, sudah setengah sepuluh malam, anna siap tidur dengan piyama birunya, gadis itu termenung sambil menatap langit-langit kamarnya, tak dapat dipungkiri, ia memikirkan kata-kata kelly tadi, apa yang dia harapkan? apa selama ini dia menunggu mark jadi kekasihnya? entahlah, anna sendiri kebingungan.
tok tok tok~
suara ketukan pada pintu kayu kamarnya membuyarkan lamunan gadis belia itu, tatapannya kini beralih pada pintu, "masuk" sahutnya lalu pandangannya beralih kembali pada plafon kamar, pasti itu hanya ibunya yang ingin memberi kecupan selamat malam. omong-omong, kondisi ibunya semakin membaik setelah dioperasi, namun harus selalu jaga stamina, tak boleh kerja terlalu berat. pintu tertutup, kasurnya berderit tanda seseorang duduk di atasnya, anna masih termenung, nafasnya beraturan, lalu mata gadis itu tertutup, ia putuskan untuk cerita pada ibunya, gadis itu tengkurap, bersiap untuk bercerita, namun yang bisa matanya temui hanyalah seorang-- mark lee?
anna tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya, "what are you doing here?" tanyanya dengan nada agak keras, "who did you think would be here?" mark dengan hoodie abu-abunya balas bertanya, anna mendengus malas, lalu badannya telentang lagi, kenapa mark ada disini? anna sedang tidak ingin ketemu mark, hatinya malah tambah sedih. "uh, look what i've found, a guitar!" kata mark bersemangat lalu mengambil gitar di atas lemari pakaian anna, itu gitar kakak anna. mark mulai memetik gitarnya, bersenandung asal namun menghasilkan suara yang asik, anna memejamkan mata lagi, kakinya bergerak di udara seiring ketukan lagu mark, namun tiba-tiba lagu mark terhenti, anna membuka mata, lalu memandang mark dengan tatapan bertanya.
"are you mad at me?" tanya mark, bibir kanan anna naik, menciptakan ekspresi konyol, "buat apa aku marah padamu? kenapa pula?" anna balik bertanya, mark mendengus sambil memeluk gitar, "i'm so sorry untuk tadi siang, kamu udah nunggu tapi malah aku tinggalin" sesalnya, anna meringis, "dude, it's really fine, aku bahkan ga ingat" jawab anna, sudah pasti bohong. "for real?" mark memastikan, anna mengangguk, "okay, i'll just leave then, tadi hatiku ga tenang, jadi susah tidur" kata mark sembari tertawa malu, ekspresi konyol kembali terlihat di wajah anna, "dih?" ejeknya lalu ikut tertawa, "aku pulang ya, anna, good night, jangan lupa berdoa" ucap mark pamit, tangannya mengacak rambut anna sebelum benar-benar meninggalkan kamar. pintu tertutup, anna membuang nafasnya berat, ada apa dengannya? anna bingung pada dirinya sendiri, kenapa dia sedih saat mark pergi? kenapa rasanya aneh saat mark mengacak rambutnya tadi? kenapa jantungnya berdebar? gadis muda itu menggigit bibir bawahnya lalu menarik selimut, mencoba menutup mata dengan seribu pertanyaan tentang mark di benaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] nerdy love | mark
Fiksi Penggemarjurnal asmara milik anna si hobi insecure dan tetangganya, si gitaris gereja mark lee. complete, dec 2020 - jan 2021 the spin off story, rumah is launched!