09. drama natal

4.8K 399 10
                                    

tanggal dua puluh lima sudah di depan mata, petang ini anna sudah sampai di pastori gereja, pemudi itu tengah siap-siap untuk acara natal nanti malam, keadaan ramai dan lumayan berisik, tapi anna selalu suka perasaan seperti ini, jantungnya berdebar, tangannya semakin dingin seiring jam digelarnya acara menipis, "anna, nanti kostumnya di lemari ini ya, milik haechan juga, nanti beritahu dia, anak itu kemana sampai sekarang belum sampai juga" koordinator drama mengomel cemas sembari berkacak pinggang.

malam pun tiba, acara natal dimulai, anna mengikuti ibadah sampai selesai, saat ini mc tengah menyambut paket natal, gadis itu berlari ke belakang, menyiapkan propertinya. usai berganti baju, anna memasang microphone di balik gaunnya, gadis itu kesulitan memasang namun kepalanya celingak-celinguk, tak dilihatnya batang hidung mark sejak tadi, apa pria itu tak datang? "ann, perlu bantuan?" haechan datang lalu tangannya merebut mic dari anna lantas memasangnya dengan telaten, anna menghela nafas, "makasih, chan"

-

malam natal ini tebak apa yang mark lakukan? ia ada di sekolah, pria itu tak habis pikir, untuk apa dia ada disini pada masa libur. pantatnya tengah terduduk di kayu panjang, anggota lainnya sedang sibuk menyiapkan kegiatan, namun mark sudah tak sejahtera sejak awal, ia ingin pulang. "boleh aku pulang?" izinnya pada senior sekaligus penasehat timnya, jaehyun yang sudah pasti ditolak, "mark, kita sudah rangkai acara untuk pengurus osis, sudah disiapkan bahan untuk barbeque party juga, jangan hilangkan kebersamaan, hargai yang sudah lelah" jelasnya, air muka mark tak senang, "tapi aku bahkan ga ikut memutuskan ini kak, ini berlebihan, aku perlu waktu bersama keluargaku, setidaknya hari ini" mark memberanikan diri bicara, jaehyun menatap mark takjub, tak biasanya mark seperti ini.

mark menunggu jawaban dari sang senior, ia hanya merasa hal ini tak masuk akal, untuk apa dia ada di sekolah pada malam natal, waktu mark di hari-hari lain sudah disita untuk keperluan organisasi. omong kosong tentang kebersamaan, apa orang-orang disini tak punya keluarga? mark juga sudah janji pada anna, dia tak mau gadis itu kecewa padanya lagi. "okay, mark, itu terserah padamu, tapi jika kamu pilih pergi, kamu ga pantas jadi pemimpin, hanya bisa mementingkan kesenangan pribadi" kata jaehyun, mark menatap tak percaya, namun keinginannya untuk pergi malah semakin besar, mark tersenyum kecut, "yeah, kalau begitu aku mundur saja, makasih untuk kepercayaannya sebulan ini kak" ujarnya lalu segera pamit, masa bodoh dengan kedudukan, sejak awal mark bahkan tak mengharapkan itu.

mark segera naik ke motornya lalu tancap gas ke gereja, keluarganya dan anna pasti sudah menunggu di sana. lima belas menit terlewati hingga pria itu tiba di depan gedung gereja, tampilannya agak berantakan karena ia naik sepeda motor dengan kencang tadi, mark mengambil topi dari dalam jok motornya lalu memakainya sembari berlari ke dalam. sudah di pertengahan acara, anna ada di altar saat ini, sedang melakukan skit komedinya, pemuda itu mengambil tempat duduk lalu menyaksikan saksama, dengan senyuman konyol di wajahnya tentunya, anna memang selalu membawa bahagia.

"istriku, coba tebak, alkohol apa yang kalau diminum tidak dicela dan malah membuat tuhan bahagia?" haechan memulai dialognya, "hah? memangnya ada?" anna menjawab, "ada dong! anggur perjamuan kudus, setiap awal bulan diminum pendeta dan seluruh jemaat, minumnya waktu jam ibadah pula, sambil nyemilin roti" jawaban haechan disambut tawa dan tepuk tangan meriah seluruh hadirin, ia sukses menghibur. usai suara mereda, kini anna yang memulai lawakannya, "sudah sudah, suamiku, ayo kita segera naik helikopter mengirim barang ke seluruh dunia, pasti anak-anak sudah menunggu kita malam ini" haechan membalas, "wah, naik helikopter istriku? harusnya kita naik kereta rusa"

"ya ampun, sudah tidak zamannya, suamiku. ah, atau kita kirim pakai aplikasi delivery express saja ya?" kata anna sembari berakting menekan-nekan properti ponsel, seisi gereja kembali dipenuhi gelak tawa, mark ikut terbahak, meski hatinya agak panas, anna kan calon istri mark, bukan haechan, siapa yang menulis dialog ini? mark ingin menuntut, tapi ah sudahlah. akhirnya drama berakhir, anna hanya tampil di sepuluh menit awal dan di closing drama, namun mark sangat bangga, ditatapnya dalam gadis muda yang kini tengah tersenyum gembira menatap kepada grace, sang pemeran utama yang sedang memberi ucapan penutup, raut anna begitu bahagia padahal gadis itu hanya dapat peran sederhana, ia tak diberi spotlight, namun di mata mark, anna begitu bersinar dan mempesona, atensinya tak bisa berpaling dari anna. gadis itu selalu terbiasa memuji orang lain tapi tak pernah sadar ia pun berharga. tugas mark membuat gadis itu merasa dicintai.

kini tatapan anna beradu dengan mark, perempuan itu menyadari kehadirannya, tangan mark melambai kecil dari kejauhan, anna tersenyum lebar, "you did great!" mark berbisik, mencoba melafalkannya sejelas mungkin agar anna mengerti, kedua jempolnya ia arahkan ke gadis itu, "thank you" anna balas berbisik sebelum badannya membungkuk bersama seluruh pemain drama lainnya.

-

"aku kira kamu ga datang" anna dan mark saat ini berdiri bersama di halaman belakang gereja, mark tertawa kecil, "maaf aku terlambat ya, ann" sesalnya, anna menggeleng, "ga apa-apa, aku senang yang penting kamu hadir, tapi bukannya kamu ada acara di sekolah hari ini?" tanya anna. mark menunduk, bingung harus jujur atau tidak, ia takut dipandang cemen oleh anna, "aku- mundur dari osis" akunya, anna melotot, "kok bisa?" tanyanya lagi, mark tertawa gugup, "rasanya sangat ga damai, ann, aku seperti dipaksa melakukan hal yang aku ga suka, maaf aku ga bertanggung jawab sama pilihan awalku, kamu kecewa ya?" katanya was-was.

di luar dugaan, anna malah tertawa kecil, tangannya mengelus sayang surai pekat mark, "lakukan yang bikin kamu senang mark, aku senang apapun pilihannya, rasanya juga sejak kamu masuk osis, kita semakin jauh, dan kamu sering absen ibadah, jarang di rumah juga, kayak bukan kamu, semuanya berubah" anna mencurahkan keluhannya, mark membuang nafas lega, "makasih sudah selalu mengerti aku, ann" tuturnya, anna mengangguk, "ayo pulang, nanti dicari keluargamu, kamu belum ucapkan selamat natal ke mereka kan?"

anna berbalik, ingin melangkah namun dicegat mark, anna menoleh lalu menaikkan alis bertanya, air muka mark khawatir, "uhm-- itu, can i, kiss your forehead?" izinnya terbata-bata, wajahnya memerah, takut anna merasa risih, "but, kalau kamu gak mau juga gak apa, aku cuma--" anna tergelak, "yes, you can" ucapnya akhirnya, mark melongo lalu cengengesan, menampung wajah anna di dua telapak tangannya, membawanya mendekat lalu mengecup kening gadis itu sembari menutup mata.

keduanya begitu agak lama, lalu saat lepas mereka jadi malu-malu, berdiri canggung di bawah pohon dengan tanaman benalu hijau itu, suasana semakin romantis dengan lampu natal yang terang benderang, anna tersipu, memegangi tali tasnya dengan erat sambil menghentak-hentakan kakinya di tumpukan salju, mereka tidak kelewatan batas kan? "jadi, kita pulang?" tanya mark lagi, untuk apa ia bertanya? anna tertawa lagi, sejak tadi gadis itu hanya tertawa berusaha menutupi rasa gugup dan malunya di hadapan mark, kepalanya mengangguk, mark menarik tangan anna lalu keduanya naik ke motor. malam natal tahun ini terasa makin manis dan hangat, anna begitu bersyukur, perdana dalam hidupnya, seseorang begitu peduli padanya, anna merasa aman, setiap mark menatapnya, anna selalu merasa cukup walau tak memiliki seluruh semesta, anna sayang mark.

[1] nerdy love | markTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang