"taeil kemana? sudah mau mulai ibadah, kebiasaan ga pernah tepat waktu!" pemimpin paduan suara mereka, johnny mengomel gusar, jam sudah mengarah ke angka delapan, doa para pelayan sudah selesai, para jemaat sudah duduk anteng menunggu ibadah tahun baru dimulai, namun taeil, pianis mereka belum tiba, padahal ia yang paling diperlukan, "atau kita nyanyi saja tanpa musik?" usulnya ragu, anggota choir diam tak berkutik, johnny terlalu menakutkan kalau sedang marah.
anna memperhatikan mark yang sedang duduk memangku gitarnya, "psst" kodenya dengan suara nyaris tak terdengar, syukurlah mark mendengar, pria itu menoleh ke arahnya dengan wajah bertanya, "can't you just do that?" bisiknya, melafalkan kalimat dengan bibir dilebarkan seperti biasa, alis mark bertaut, "do what?" tanyanya, kini duduknya condong ke depan, agar lebih mudah berkomunikasi dengan kekasihnya, jari telunjuk anna mengarah pada piano, mark segera menggeleng, "no, aku ga bisa" tolaknya tak percaya diri, anna memutar bola mata, apa maksudnya tak bisa? mark sudah diajari ibunya bermain piano sejak kecil.
"do that, now! udah telat!" anna mendesak, memaksa mark segera berpindah tempat ke bangku piano, tatapan mark memohon dengan bibir maju sok manja, namun gadis itu kerap menyuruh mark pindah, mark mendengus pasrah, bahunya menurun, lalu pria itu bangkit berdiri ke hadapan piano, jemarinya mulai menekan tuts satu persatu, tanpa banyak bicara, koordinator mendahului naik ke altar, disusul seluruh anggota paduan suara yang segera menyusun posisi mereka, "kau tuhan yang kudus~ di tahta sucimu kami menyembah~" vokal utama, erika, mulai bernyanyi diiringi musik mark dan dua pemusik lainnya saat tangan johnny bergerak lincah sesuai ketukan. sambil bernyanyi anna diam-diam curi pandang ke arah mark yang serius pada pianonya, gadis itu menahan senyuman, mark bisa melakukannya.
-
ibadah telah usai, sesi pujian berjalan mulus dengan mark sebagai pianis dadakan, kini dua sejoli itu duduk bersama di belakang gereja, entah sejak kapan tempat itu jadi markas (atau apapun sebutannya) mereka berdua. "kamu paksa aku" mark merengek bak anak kecil, pria itu menunduk, kakinya memainkan salju di bawah bangku panjang yang mereka duduki, anna meringis, "maafkan aku, tapi kamu keren kok tadi! kalau tadi kamu ga pegang pianonya, kita ibadah gimana coba? tega kamu lihat kak johnny pusing?" gadis itu menaut tangan mark lalu mengayunkannya di udara, "aku keren?" tanya mark, wajahnya jadi cerah, anna mengangguk, "sangat keren"
mark tersenyum bangga, "oh jelas dong, aku memang keren" pria itu menyombongkan diri, cepat sekali berubah emosi, anna terkekeh, mark seperti anak kecil, ia ingin mencibir namun pacarnya itu sangat jarang percaya diri seperti ini, jadi anna mengurungkan niatnya dan hanya mengelus lembut surai hitam mark berulang kali. "papa sama mama ada urusan ke luar kota, kakakku pasti sudah tidur sejak tadi, mama bahkan belum sempat beli kue tahun baru, ah, ga seru, membosankan, bahkan di tahun baru aku kesepian" eluh pria itu persis bocah sekolah dasar, anna terkekeh lagi, akhir-akhir ini mark manja sekali, "ya sudah, aku yang temani" kata anna berusaha menghibur.
mark memicingkan mata, ia sudah tahu gadis itu punya acara keluarga, tradisi mereka setiap pergantian tahun, tapi mark ingin mencoba jadi egois, "pokoknya kamu sudah bilang mau temani aku! harus ditepati ya, ga boleh ditarik, awas saja" ancamnya, belum sempat menjawab, ponsel anna berbunyi, gadis itu mengangkat, "halo, ma" sapanya yang langsung dihadiahi omelan dari sang ibu, anna meringis, "iya, aku pulang" ujarnya sebelum menyudahi panggilan, sekarang sudah setengah dua belas malam, dan gadis itu belum kembali ke rumah, ibadah bahkan baru selesai jam sebelas tadi, apa daya ibunya terlalu protektif. bibir mark manyun usai mendengar pembicaraan ibu dan anak itu, anna nyengir, "maafkan aku lagi, aku janji akan habiskan banyak waktu denganmu besok, sekarang antarkan aku pulang ya?" gadis itu mencoba membujuk mark, pemuda itu mengangguk putus asa, lalu keduanya bangkit berdiri dan segera meluncur kembali ke rumah.
setelah menempuh jarak, pasangan itu sampai di depan rumah anna, gadis itu segera turun dan melepas helmnya, menyerahkan pada mark yang masih tak rela ditinggalkan, anna tersenyum, "langsung istirahat ya, besok kita ketemu lagi, tinggal buka pintu rumahmu, kamu akan lihat aku" pesannya sambil menepuk-nepuk pelan pipi pria itu, mark mengangguk saja, masih tak rela. anna merasa bersalah, gadis itu inisiatif menjepit kedua pipi mark mendekat dengan telunjuk dan ibu jarinya, lalu mengecup pipi kanan mark kilat lantas segera berbalik membuka pagar dan masuk ke dalam rumah tanpa menoleh ke belakang lagi, anna malu.
mata mark melotot, masih mencoba memproses apa yang sedang terjadi, lalu tak lama ia tersenyum konyol sendirian, rasanya bagai sekujur tubuhnya terbang. mark mengintip ke jendela kaca besar rumah anna, gadis itu saat ini sudah duduk lesehan bersama empat anggota keluarga lainnya, mereka tengah berdoa bersama, posisinya duduk membentuk lingkaran, syukurlah mark bisa melihat wajah anna yang matanya sedang terpejam karena tubuh kekasihnya menghadap ke arah jendela. senyum mark semakin lebar, ia malu-malu sendirian, lalu ia mondar-mandir menancap gas motornya sambil mengeluarkan teriakan kecil sesekali.
saat ini ayahnya sedang berdoa berkat untuk kakak laki-laki anna, suara motor yang lewat berulang kali di depan rumah mereka memecah konsentrasi gadis itu, ia mencoba mengintip, disuguhi pemandangan mark yang berkeliaran dengan motornya, apa yang sedang mark lakukan? padahal salju sedang turun, syukurlah jalanan sudah sepi malam ini, gadis itu menahan senyuman. matanya yang tadi terbuka kecil kini terbelalak, dilihatnya motor mark mogok. fakta yang belum kuberitahu, motor yang digunakan mark adalah motor tua ayahnya yang sudah lama tersimpan di bagasi, sejak melihat anna dibonceng haechan waktu itu, mark jadi sok jago ingin terlihat paten juga, ia pergi memperbaikinya ke bengkel dan mulai mengoperasikan motor jadul itu, syukurlah anna tak malu dibonceng di atasnya.
kini mark terlihat frustasi mendorong motornya sambil garuk kepala, anna tak bisa menahan tawanya lagi, ia bahkan tak bisa tutup mulut karena tangannya bergandengan dengan kedua kakaknya, gadis itu berusaha bisu namun suara cekikikan tetap keluar dari bibirnya, gadis itu segera menahan nafas dan menutup mata saat diberi tatapan tajam oleh ibunya. kepala anna menunduk, ia tersenyum kecil lagi, tingkah apapun yang coba ditunjukannya, mark selalu jadi sumber bahagia anna.
-
sudah jam dua belas malam, tahun berganti, rangkaian doa keluarganya sudah selesai, anna sudah naik ke lantai atas, masuk ke kamarnya setelah dimarahi ibunya panjang lebar tadi, anna memang yang paling sering kena omel di rumah, ibunya selalu ingin ia menjaga sikap, lama-lama anna sampai kebal. suara letusan kembang api membuat gadis itu cepat-cepat berjalan ke jendela untuk menyaksikan api warna-warni yang indah itu, anna berdecak kagum, matanya berbinar menunjukkan rasa tertariknya. merasa sedang ada yang memperhatikan, mata anna beralih menatap lurus, didapatinya kekasihnya di depan jendela kamarnya yang tengah memandangi gadis itu tanpa ia sadari sejak tadi. anna tertawa kecil mengingat kejadian motor mark yang mogok tadi. sontak perempuan itu mengeluh bingung saat mark menghilang dari jendela. tak lama manusia konyol itu kembali, menunjukkan kertas dengan tulisan tak rapi yang ia buat besar-besar memakai spidol hitam, 'happy new year, anna, i love you'
anna membacanya sambil tersenyum geli, lalu gadis itu membuka kaca jendela, "happy new year juga, sayang" teriaknya, bibir mark membulat, lalu tak lama kacanya ikut terbuka, "aku lupa kacanya bisa dibuka" jelasnya lugu, anna lagi-lagi tertawa, pasangan muda itu saling menatap sayang sembari tersenyum malu di bawah letusan kembang api yang berisik di langit. bibir anna menguap, tangannya melambai pada mark yang masih asik menatapnya, sepertinya pria itu tak mau ditinggalkan, anna tertawa untuk kesekian kali sebelum menutup kaca jendela dan beranjak ke kasurnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/181484870-288-k553258.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] nerdy love | mark
Fanfictionjurnal asmara milik anna si hobi insecure dan tetangganya, si gitaris gereja mark lee. complete, dec 2020 - jan 2021 the spin off story, rumah is launched!