08. reunited

1.6K 264 10
                                    

memasuki tanggal pertengahan bulan dua belas, ujian semester telah usai, sekolah sudah tenang dan santai, sudah banyak murid yang tak masuk sekolah lagi karena daftar hadir tahun ini sudah ditutup. anna sendiri menyesal datang ke sekolah hari ini, ia hampir mati kebosanan, malah ia tak boleh pulang sampai bel berbunyi, syukurlah ada ivy di sini mendampingi anna.

"huft" anna mendengus bosan, ia menyandarkan seluruh tubuhnya ke meja belajar, ivy yang tadinya fokus pada ponselnya mengalihkan pandangan, "sudah lima kali kamu menghela nafas, ann, bosan ya?" tanyanya perhatian, anna mengangguk cepat. "banget, vy, yaampun, aku menyesal datang hari ini" rengeknya dengan wajah masam, ivy tergelak, "kabar baiknya, diadakan turnamen basket di lapangan sebentar lagi! mark ikut di lapangan pertama kali!" beritahu ivy berharap wajah teman dekatnya itu berubah cerah, namun yang ia temukan hanya senyuman terpaksa dari gadis itu.

"hey, kok gak semangat? kamu ga mau nonton mark?" tanyanya lagi, anna menggeleng, ivy menautkan alis bingung, "kenapa? kamu bilang kamu bosan" ucapnya, "just- no?" tolak anna, ivy mulai curiga, yang ia tahu anna selalu mengeluh merindukan mark setiap hari, atau apakah mereka sedang bertengkar? tak mau bertanya lagi, ivy malah menyeret anna menuju lapangan. "vy! aku gak mau!" anna berusaha melepaskan genggaman ivy yang tak digubris si pelaku, "vy, please" bicara anna melemah, ivy berhenti menarik anna, "hey!" sebutnya saat mereka berdua berhenti, anna tak menjawab, remaja itu hanya menunduk, ivy merasa tak enak, namun ivy yakin sudah pasti anna dan mark bertengkar, ia tak ingin anna sedih terlalu lama, gadis lugu itu harus selalu diarahkan, "tapi, ann, aku sangat ingin menonton pertandingan" tutur ivy di luar dugaan, ivy memang selalu independen.

anna mendongak, tak bisakah ivy mengerti situasinya? biasanya ivy selalu paham keadaan anna, kapan ia tak nyaman dan butuh bantuan. lamunannya seketika membuat anna tersadar, dia selalu ingin dimengerti, mungkin ia perlu mengalah untuk ivy juga. perempuan muda itu mencoba berbesar hati, lagipula mark tak akan melihatnya di kerumunan penonton yang ramai, masih dengan hati yang gundah anna berucap, "ya sudah" ivy tersenyum menang, "yeay! thank you, ann" katanya bersemangat lalu kembali menarik tangan anna yang pasrah.

dua teman dekat itu kini sudah tiba di lapangan, namun keduanya tak tahu ingin duduk dimana, hanya tersisa bangku di tribun belakang, kesulitan melihat ke lapangan, "tuh kan, anna, kalau tadi kita cepat pasti dapat bangku depan" rengek ivy, sok menyalahkan anna, padahal ivy tak ada hasrat untuk menonton, anna menggigit bibir, merasa bersalah, "sorry" cicitnya hampir tak terdengar. akhirnya keduanya mendudukkan diri disana. pertandingan akhirnya dimulai, mark dan timnya memasuki lapangan, anna fokus menatap pria itu dari cela-cela kepala orang di depannya, anna takjub, mark memang benar-benar luar biasa tampan dengan jersey basket, auranya berbeda, kini mark terlihat layaknya bocah keren. anna ikut bahagia, lomba basket adalah salah satu mimpi mark, hati anna luluh, lalu matanya tertuju kepada mark yang sedang berlarian di bawah sana.

kegiatan itu terus berlanjut, anna terhanyut dalam permainan, jantungnya berdebar tiap kali tim mark gagal mencetak gol, rasanya ingin anna memasukkan bola langsung ke dalam ring itu. ivy malah sibuk bermain dengan ponselnya, dalam hati ivy mencibir anna, siapa yang tadi katanya tak mau menonton pertandingan? ivy tersenyum sumringah, membiarkan anna bersemangat dengan suara-suara kecil penuh ekspresi yang ia keluarkan selama permainan. kadang ivy takjub juga, mark dan anna sama-sama jatuh cinta di level yang tinggi, yang bahkan tak bisa disembunyikan, namun yang mengherankan adalah hingga detik ini mereka belum bersama, entah benar-benar lugu atau bodoh.

tak lama akhirnya pertandingan berakhir, dimenangkan oleh tim mark, senyuman puas di wajah mark bisa anna lihat dari kejauhan, wanita muda itu ikut tersenyum, ia ingin berisik juga seperti gadis lainnya, namun anna mengurungkan niatnya, tetap saja dia dan mark belum berdamai. netra keduanya bertemu, dahi anna berkedut saat dilihatnya bibir mark melafalkan sesuatu, "anna, i love you" mark mengaku, bibir anna membulat terkejut, "me?" bibirnya ikut bergerak sembari menunjuk diri sendiri, anna sendiri masih tak yakin, lalu dilihatnya mark mengangguk, pemuda itu tersenyum malu, bahu anna menurun seiring senyum haru tercipta di wajahnya.

seluruh rasa kecewa di hati anna sirna, rasa bahagia naik sampai ke ujung rambut, kupu-kupu seakan berterbangan di perutnya, sejak awal anna tak bisa membenci mark, "i love you too" bisiknya, membuka bibir selebar-lebarnya sembari heboh memeragakan kalimatnya dengan bahasa isyarat, mark tertawa kecil dari sana, anna ikut tertawa, "ann?" panggil ivy menyadarkan anna, pandangan anna masih melekat bahkan saat mark sudah meninggalkan lapangan, "ada apa?" tanya ivy dibalas gelengan anna yang cengengesan, ivy menaikkan bibir bingung, gadis ini benar-benar aneh.

-

mark dan anna saat ini sedang duduk berhadapan di tempat makan dekat rumah, sehabis makan keduanya hanya saling tatap, sangat kelihatan tengah kasmaran, usai bertatapan keduanya akan tertawa malu, begitu melulu sejak tadi, "so, uhm, kita sudah lama ga cerita, aku rindu dengar suaramu" mark membuka pembicaraan, anna mengangguk kecil, "jadi, kamu mau cerita apa?" tanya anna, mark menggeleng, "hari-hariku sibuk dengan tugas osis, hanya bikin kangen padamu" ucapnya jujur lalu keduanya tertawa lagi, "kamu yang harusnya cerita" lanjut mark.

"okey" anna memulai, "banyak hal terjadi bulan ini, soal dramaku kemarin, aku dapat peran jadi ibu santa haha, jadi dramanya tentang kelahiran tuhan diiringi skit komedi, agak random sih tapi aku yakin orang akan terhibur, yang jadi maria itu grace, astaga grace memang pemudi paling cantik di gereja, jisung yang jadi yusuf" anna bercerita penuh energi, tangannya ikut bergerak kesana kemari, matanya berbinar sangat antusias, mark menatap anna sambil tersenyum, berusaha mendengar seluruh celotehan wanita itu dan menampung semampunya.

"kamu tau yang jadi santa alias suamiku siapa? haechan hahaha, seru banget, haechan memang yang dibutuhkan di skit komedi, idenya banyak sekali, oh iya, dia juga ajak aku ikut paduan suara, karena aku ingin sibuk juga seperti kamu, yasudah aku setuju, tadinya aku malu tapi haechan meyakinkan aku" anna lanjut berbicara, mark memicingkan mata, ingin protes pada anna bahwa ia cemburu, tapi usai mengingat dialognya dan anna di lapangan tadi percaya diri mark kembali, anna tak akan diambil siapapun.

pemuda itu memindahkan helai rambut yang menutupi mata anna ke belakang daun telinganya, "aku senang kalau kamu senang, kamu juga harus makin berani, ann, kamu hebat" kata mark menguatkan, anna tersenyum tulus, "thank you" ucapnya, mark tersenyum untuk kesekian kalinya, lalu tangannya meraih tangan anna yang menganggur di meja, digenggamnya lalu dielusnya penuh cinta. dua sejoli yang sedang dimabuk asmara itu melanjutkan cerita mereka. ah, hari yang melelahkan namun betapa indah.

[1] nerdy love | markTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang