[Tiga]
Seandainya Katrina tidak mementingkan rasa ego diatas segalanya, mungkin kini ia akan berada dalam dekapan seorang Gandi Arkana, yang mampu membuatnya nyaman dan aman, mengungkapkan semua yang ia rasa yang selama ini ia pendam sendirian,yang membuatnya tersiksa setiap hari.
Namun, ternyata sangat sulit merendahkan ego nya itu, Sejak kemarin saat Gandi menjenguknya Katrina ingin sekali menemui Gandi untuk melihat wajah tampan nan rupawannya yang sangat ia rindukan, mencurahkan segala isi hatinya, namun sekali lagi ego nya menutupi semua hal itu terjadi.
"Haah...." Katrina mengacak surai panjangnya dengan frustasi ia sangat merindukan Gandi Arkana saat ini sungguh, ia rindu Gandi yang selalu membuat dirinya tertawa, Gandi yang berbuat usil yang membuat tekanan darahnya naik, ia rindu ketika melihat seorang Gandi Arkana tertawa yang menunjukan gigi kelincinya, yang membuatnya begitu candu.
Berbagai macam pikiran berkecamuk dalam otak Katrina, apakah ia harus menemui Gandi terlebih dahulu dan menurunkan ego nya atau menunggu Gandi menemuinya dan ego nya tetap terjaga utuh. Jika bisa Katrina akan memilih opsi kedua yaitu menunggu Gandi menemui dirinya dan ego nya terjaga dengan utuh. Namu dari kemarin setelah Gandi menjenguk dirinya lelaki itu sama sekali tak menumui dirinya ataupun mengabarinya yang membuat Katrina kalang kabut setengah mati di buatnya.
Oh shit!, katrina tak bisa lagi menahan rasa rindu nya kali ini, biarkan saja rasa ego nya kini dia abaikan, meskipun itu melukai harga dirinya sebagai seorang wanita yang menjungjung tinggi egoisme. Hanya demi Gandi Arkana, Katrina rela menurunkan rasa ego nya untuk kali ini. Pengaruh seorang Gandi Arkana memang tak terkalahkan, dan Katrina mengakui itu walau dalam hati ia mengumpat bagaimana dia bisa mempunyai pengaruh yang begitu kuat pada lingkungan sekelilingnya, seaka seorang Gandi Arkana adalah matahari yang menjadi pusat dari tatanan galaksi bima sakti, yang mempunyai pengaruh yang begitu kuat yang tak terbantahkan.
Katrina kini turun dari kamarnya yang ada di lantai dua menuju ruang tengah yang biasa di pakai keluarganya untuk bersantai, saat ia sudah sampai ia mendapati sang ayah dan sang bunda yang tengah saling tindih dan bercumbu dengan mesra, seakan tak menyadari kehadirannya yang berada di belakang mereka. Wajah Katrina kini memerah padam, oh ayolah kenapa orang tuanya itu selalu bermesraan di tempat yang arghh susah di jelaskan oleh Katrina, dengan sedikit keberanian yang ia kumpulkan ia segera berjalan mendekati sang ayah dan bunda tercintanya. Catat! , hanya demi seorang Gandi Arkana ia rela mengganggu aktivitas panas kedua orang tuanya, hanya demi Gandi Arkana.
"Ekhem...." Katrina berdehem membuat kedua orang tuanya menghentikan aktivitas mereka yang panas itu. "Eh, sayang kamu kok ada di dini sih, itu juga kenapa pakaiannya rapi gitu mau kemana?" Tanya sang bunda yang kini membenarkan posisinya beserta bajunya yang berantakan. Sang ayah hanya mendengus kesaln karena kegiatannya di ganggu oleh putri tercintanya.
Katrian hanya menunduk malu sambil menjawab "Mau ketemu Gandi bun, ke apartnya bolehkan bun?"
Sang bunda hanya tersenyum melihat tingkah putrinya yang malu-malu persis sama seperti sang suaminya dulu. "Boleh kok, hati-hati di jalannya ya?"
"Iya, kan yah?" Tanya bunda Katrina pada sang suami yang kini tengah menahan sesuatu yang ingin dikeluarkan.
"Iya." Setuju sang ayah karena ia ingin kembali melanjutkan kegiatannya bersama istri tercintanya ini. Lagi pula ia sudah percaya pada Katrina, juga Gandi yang akan menjaga Katrina dari apapun yang membahayakan putri semata wayangnya ini.
"Yaudah bun, yah Katrina pergi dulu, oh iya kalo mau lanjutin jangan sampe Katrina punya adek ya, Katrina gak mau." Ucap Katrina dengan muka yang memerah padam akibat malu atas perkataanya, tapi sungguh Katrina tidak ingin mempunyai adik lagi pula dirinya sudah berumur 18 tahun, sangat jauh sekali nantinya perbandingan umur mereka.
Katrina dengan terburu-buru keluar dari ruang tengah dengan kecepatan yang ia punya. Saat di halaman rumahnya Katrina memutuskan untuk membawa motor matic kesayanganya kali ini, karena saat seperti ini adalah jam sibuknya jalanan jakarta. Oleh karena itu agar tak membuang waktu Katrina akan membawa motor kesayangannya ini bersama dirinya.
***
Kini Katrina sudah ada di depan pintu apartemen Gandi Arkana, sang kekasih yang sangat ia rindukan, Katrina saat ini ragu apakah ia akan memencet bel atau masuk begitu saja ke dalam, karena Katrina tau password apartemen kekasihnya ini.Setelah lima menit berdiri di depan pintu kini Katrina memilih untuk untuk langsung masuk ke dalam saja, kini Katrina di hadapkan oleh sampah yang berserakan di lantai , piring dan gelas yang menumpuk bagaikan gunung, oh astaga Katrina lupa bahwa kekasihnya ini adalah seorang pemalas, yang bertolak belakang dengan image nya.
Netra hitam Katrina menulusuri setiap sudut apartemen Gandi namun ia tak menemukan tanda-tanda ia ada disini, akhirnya Katrina mengecek ke ruangan terakhir yaitu kamar Gandi, saat masuk Katrina disuguhkan dengan pemandangan sang kekasih yang sedang tertidur pulas, yang menampakan wajah inocentnya, yang membuat Katrina meneguk ludahnya sendiri.
"Hahh...." Katrina bernafas lega saat mengetahui Gandi sedang tertidur, Katrina mendudukan dirinya di tepian ranjang, menatap wajah Gandi dengan lekat, wajah yang ia rindukam selama beberapa hari ini.
Sungguh, Katrina sangat rindu. Katrina kini mengelus rambut Gandi dengan lembut yang membuat Gandi mengeratkan pelukannya pada guling putihnya, menandakan bahwa Gandi nyaman dengan sentuhan Katrina, Katrina hanya tersenyum melihat tingkah Gandi saat ini, oh sungguh menggemaskan.Katrina melirik jam yang bertengger indah di dinding sang kekasih, ternyata waktu makan malam sebentar lagi Katrina berniat akan membuatkan Gandi makan malam, sekaligus membereskan apartemen Gandi yang mirip sarang burung milik tetangganya, yang sangat berantakan.
Satu jam setengah Katrina berkutat dengan kegiatannya akhirnya ia selesai juga, Katrina melangkahkan kakinya menuju kamar Gandi, saat ini Gandinya itu masih bergelung dalam alam mimipinya, Katrina sesunguhnya tak ingin membangunkan Gandi, namun Katrina lebih peduli pada kesehatan kekasihnya ini yang jarang makan dengan benar.
"Gandi bangun...." seru Katrina seraya mengguncang bahu Gandi dengan lembut, beberapa kali Katrina melakunnya akhirnya Netra kelam Gandi terbuka, oh sangat lucu sekali saat Gandi mengerjapkan matanya, mirip seperti seekor kelinci, sangat manis.
Gandi kini tengah melihat siapa sosok yang berani membangunkan tidurnya, Gandi saat ini benar-benar lelah akibat latihan basket yang menguras tenaganya beberapa hari ini. Saat melihat sosok Katrina yang kini berada duduk di sampingnya, Gandi langsung menghamburkan diri dalam dekapan Katrina sungguh Gandi sangat rindu dengan gadisnya ini, ia juga tak menyangka bahwa Katrina akan datang menemuinya mengetahui bahwa Katrina termasuk jajaran orang yang menganut rasa ego diatas segalanya kini membalas pelukannya. Hati Gandi menghangat menyadari katrinanya akhirnya dapat menurunkan rasa ego nya demi lelaki brengsek seperti dirinya ini.
'sungguh moment yang membahagiakan batin Gandi.'
![](https://img.wattpad.com/cover/177414313-288-k174856.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EGOTISTIC
Random[Slow update] "You are the last." -Gandi Arkana "And, you are the cause my euphoria." -Katrina Darmadhya