[Tujuh]
Katrina sedang asik-asiknya membaca buku di tempat favoritnya yang bahkan Gandi tak tau, yaitu taman belakang sekolah.
Lagi pula kalau di sekolah Katrina jarang bersama Gandi. Lebih tepatnya Gandi terlalu sibuk bersama teman-temannya. Dan Katrina tak mau merusak moment mereka, ia sadar bahwa Gandi juga butuh bersosialisasi.
Tak seperti dirinya yang tak mempunyai teman akrab seperti Gandi. Dulu, mungkin ada Sella. Namun sejak kejadian ia memergoki Sella bersama Gandi, Katrina enggan lagi berdekatan dengan Sella.
Jadi ia putuskan untuk ke tempat ini,
Saat ini adalah jam istirahat dan Katrina memutuskan untuk membaca novel-nya yang belum selesai di sini. Selain jarang ada orang tempat ini juga asri.Ada danau buatan juga pohon di sisinya, yang Katrina jadikan tempat bersandar sekarang.
Karena Katrina sedang terlarut dalam isi novel yang ia baca, Katrina sampai tak sadar bahwa ada seseorang yang kini tengah duduk bersandar di sampingnya.
"Ternyata dari deket pun lo tetep cantik nya." Katrina tersentak mendengar celetukan itu, ia menoleh kepada sumber suara tersebut.
Katrina menghela nafas lega, ternyata itu Renjun, teman sekelasnya sejak kelas 10 yang tak pernah menyapanya.
Katrina menatap Renjun dingin. " Tumben mau nyapa gue. Kesambet ya lo?" Sarkas Katrina.
"Hahah.... gak lah lo kira gue apa." Sanggah Renjun.
"Pergi. Gue mau sendiri. " titah Katrina.
Renjun tersenyum mendengar pengusiran Katrina. Ternyata Katrina memang dingin terhadap orang baru, sejak mereka kelas 10, bukannya Renjun tak ingin menyapa Katrina.
Namun sikap gadis itu lah yang membuat Renjun mengurungkan diri untuk sekedar basa-basi pada gadis ini. Katrina seakan mempunyai tembok besar yang menghalanginya untuk mendekati Katrina.
"Malah senyum. Sana pergi."
"Yaudah gue pergi. Tapi kalo lo mau punya temen ngobrol, hubungi aja gue. Nomor gue ada di grup kelas. Gue kayak gini karena pengen lo punya temen, lagi pula lo kan sekarang sama Sella gak akur."
Perkataan Renjun membuat Katrina termenung, apa ia semenyedihkan itu kah? Karena tak mempunyai teman? Hingga lelaki yang dari dula tak pernah berbicara padanya ini menawarkan sebuah pertemanan.
Katrina tertawa miris dalam hati.
Ia benar dia memang semenyedihkan itu.
***
Katrina saat ini sedang berjalan menuju ke rumahnya. Lagi, lagi Gandi tak bisa mengantarnya pulang. Boro-boro mengantar menjemput saja pun tidak. Gandi selalu mempunyai banyak alasan, Katrina hanya bisa diam.Dia tak bisa marah-marah pada Gandi. Itu terlalu gegabah, terlalu banyak resiko yang akan dia dapat bila ia bertindak salah langkah.
Katrina adalah tipe orang yang akan tetap diam bila ia belum taun apa-apa. Tipe orang yang berpikir sebelum bertindak. Karena munurutnya itu sangat efisien.
Katrina menghela nafas, perjalan menuju rumahnya memang tak terlalu jauh, 30 menit berjalan kaki pun ia sudah sampai rumah. Bukannya Katrina tidak mau mengendarai kendaraan umum, atau di jemput supirnya. hanya saja ia sedang ingin sendiri.
Katrina menaikan penutup hoodie yang ia kenakan ke atas kepalanya, menutupi sebagian wajah cantiknya. Ia tak ingin di perhatikan orang-orang.
Namun langkahnya terhenti saat melihat Gandi bersama seorang gadis cantik yang tak ia kenali sedang duduk berada di cafe , mereka saling merangkul dan tertawa bersama.
Katrina membatin.
Jadi ini alasannya?
Katrina memejamkan matanya, lalu kembali melanjutkan perjalanannya. Ia sudah tau kenapa Gandi belakangan ini berubah. Dan Katrina hanya perlu diam sampai Gandi sendiri yang mengatakannya.
Katrina terlalu malas untuk bertengkar, itu sangat tidak efisien menurutnya. Hanya buang-buang tenaga dan menguras emosi.
Ia juga harus berfikir positif. Mungkin saja gadis itu kerabat Gandi?
Note:
Taraaa jeng...jeng...
Double update.
Huang Renjun as Renjun Adinata
Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
EGOTISTIC
Random[Slow update] "You are the last." -Gandi Arkana "And, you are the cause my euphoria." -Katrina Darmadhya