2. PERHATIAN SEDERHANA

17 3 2
                                    

[Dua]

"Hoam....." Gandi dengan setengah sadar bangun dari kasur dan melirik jam yang berada di sebelahnya, 06:00.
Masih pagi ternyata, dengan enggan Gandi melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Ia berniat untuk menjemput Katrina pagi ini, Gandi sungguh rindu dengan Katrina, Sejak kejadian 3 hari yang lalu Gandi tak pernah bertemu dengan Katrina. Gandi terus menghubungi Katrina namun wanita itu tak pernah menghiraukan semua telpon atau chat dari nya.

Tak pernah berubah. Batin Gandi.

Selama ini Gandi hanya bermain-main dengan wanita itu. Ia hanya ingin melihat perubahan ekspresi Katrina, karna katrina selalu menunjukan ekspresi datar, wanita itu jarang sekali tersenyum. Meski begitu...

Bagi Gandi, Katrina adalah wanita paling special setelah ibunya. Walau Karina selalu bersikap dingin padanya itu tak masalah bagi Gandi, karna Gandi tau bahwa Katrina hanya sulit mengungkapkan apa yang ia rasakan. Katrina punya caranya sendiri untuk menunjukan kasih sayangnya pada Gandi.

***

Gandi telah sampai di depan rumah Katrina, ia pun kini masuk ke dalam rumah Katrina. Gandi memang sudah di perbolehkan keluar masuk rumah Katrina dengan bebas tanpa perlu di buka kan pintu terlebih dahulu oleh sang pemilik rumah.

Saat sudah berada di ruang makan keluarga Katrina ia di suguhkan pemandangan sepasang suami istri yang sedang bersenda gurau, yang tak menyadari kehadiran Gandi sama sekali. Melihat itu Gandi ingin sekali seperti mereka namun dengan sikap Katrina yang seperti kulkas berjalan membuat angan-angan nya sirna seketika.

Gandi segera menghampiri orang tua Katrina. "Pagi bunda, ayah." sapa Gandi dengan lembut tak lupa dengan senyuman manis nya yang membuat siapa saja terkesima dengan senyuman seorang Gandi Arkana. Bagaimana tidak? Wajah yang bak dewa juga sepasang gigi kelinci menambah kesan manis Gandi, ia terlihat seperti kelinci manis bila tersenyum seperti ini.

"Eh, anak bunda udah dateng. Sini nak duduk kita sarapan dulu ya?" sahut Dinda ibu Katrina. Sang ayah hanya tersenyum melihat Gandi, ayah Katrina ini semodel Katrina yang irit bicara jadi Gandi sudah terbiasa dengan sikapnya. Gandi juga tau kenapa Katrina begitu dingin dan irit bicara, ternyata memang benar buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya.

"Hehehe iya bun. Tapi Katrina nya mana ya bun kok gak ikut sarapan? Katrina kan gak biasanya absen saat sarapan? Apa Katrina sakit ya bun?." tanya gandi bertubi-tubi sambil mendudukan dirinya di kursi yang berhadapan degan orang tua Katrina.

Dinda tersenyum melihat Gandi yang sangat khawatir terhadap putrinya, memang ia tak salah pilih untuk merestui hubungan mereka.

"Katrina sedang deman dari kemarin malam, tapi kamu tenang aja ia sudah agak baikan sekarang."

Gandi yang mendengar hal itu sangat syok. Kekasih macam apa ia sampai tak tau kekasih nya sedang sakit? Bukan Gandi Arkana sekali.

"Kalo gitu Gandi mau jenguk Katrina boleh yah, bun?"

"Boleh." Kali ini Arjuna ayah Katrina yang menjawab dengan suara bass nya.

"Makasih yah, bun. Gandi langsung ke kamar Katrina ya." Pamit Gandi dengan tergesa ia melangkah kan kakinya menuju lantai dua karena disanalah kamar gadis tersebut berada tepat di ujung pintu berwarna putih. Gandi kini sudah berada di depan kamar Katrina dengan perlahan ia membuka pintu kamar Katrina.

Ia pun melangkahkan kakinya mendekati Katrina yang sedang terlelap dengan damai dalam alam mimpi nya. Gandi mendudukan diri di ranjang Katrina ia menilisik wajah yang sudah di rindukan nya selama 3 hari ini. Katrina nya masih tetap cantik walau dengan wajah nya yang kini agak sedikit pucat karena efek sakit.

Sudah 30 menit lamanya Gandi menemani Katrina yang terlelap, Gandi memutuskan untuk berangkat sekolah bagaimanapun Gandi itu termasuk siswa teladan- selalu telat dan pulang duluan. Ia adalah peringkat pertama setiap semester tak pernah bergeser. Dan di susul oleh Katrina di peringkat dua.

"Selamat istirahat sayang, lekas sembuh" ucap Gandi sembari mengecup kening Katrina. Kemudian setelah itu Gandi keluar dari kamar Katrina. Saat berada di ruang tengah Gandi menghampiri bunda Katrina "Bun, Gandi berangkat sekolah dulu ya udah siang, nanti kalo Katrina udah bangun bilangin pacarnya yang ganteng ini jenguk ya" pinta Gandi pada bunda Katrina sembari cengengesan.

"Iya,iya udah cepet sana udah siang nih." Balas bunda Katrina yang tersenyum sembari menggelengkan kepalanya yang melihat sikap Gandi yang seperti anak-anak.

"Yaudah bun , Gandi berngkat. Assalamulaikum." Ucap gandi sambi mengecup tangan bunda Katrina. Setelah itu Gandi segera bergegas ke sekolah dengan motor kesayangannya.

"Lekas sembuh kulkasku." Batin Gandi.

🥀🥀🥀

"Hm...." guman Katrina yang kini terbangun dari tidurnya, barusan ia merasa ada seseorang yang mengecup keningnya. Katrina menengok kanan kiri namun ia tak menemukan apapun di kamarnya, masih sama seperti sebelum ia tidur.

Saat Katrina tengah berbaring di tempat tidurnya, sang bunda menghampiri dirinya yang tengah berbaring.

"Udah baikan Kat?." Tanya sang bunda sambil mengusap kening Katrina penuh dengan kasih sayang.

"Udah, kok bun, tapi bun kenapa Katrina ngerasa ada yang nemenin Katrina tadi yah? " tanya Katrina penasaran,karena memang seperti yang ada menemani dirinya ketika ia tertidur.

Sang bunda hanya tersenyum,kemudian ia menjawab.
"Itu Gandi, dia tadi pagi nemenin kamu sebelum ia berangkat ke sekolah."

Katrina tertegun saat mendengar perkataan sang bunda, dia tak menyangka Gandi melakukan hal ini. Hati Katrina mulai menghangat ternyata Gandinya masih memperhatikan dirinya.

"Thank's my bunny."

TBC

Note:

Maaf bila masih kurang. Karena saya masih tahap belajar,

Jangan lupa vote dan komen

Terimakasih

EGOTISTICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang