Aaaaakkkkkhhhhh
Rintihan,teriakan, dan kesakitan kini bercampur aduk di sebuah gang yang lumayan jauh dari wilayah masyarakat. Tempatnya terpencil dan jarang sekali ada orang yang lewat,jeritan kematian seakan menjadi alunan musik ternyaman sepanjang masa.
"Ck, lo lucu deh pasang muka datar melulu,nikmatin elah~" tawa Caca yang melihat Lia temannya itu hanya berwajah datar sambil menyiksa pria nya. Lia menyipitkan matanya tajam menyuruh Caca untuk diam.
Caca berdecih sembari ikut menyiksa mangsanya. Caca menggeliat mesra sampai duduk di paha sang mangsa,ia alunkan pisau yang amat tajam di area muka pria. Caca berdecak tertawa melihat mangsanya amat ketakutan hingga keringat dingin bercucuran.
"Si..siapa sebenernya kalian!" teriak mangsa Lia dengan gugup,Lia mengacuhkannya dan mulai mengiris iris kulit sang mangsa. Batin Lia ia seperti hanya mengiris iris sayuran. Ia menyeringai lalu..
PATSSSS
Lia memotong kedua kaki sang pria dengan amat kejam menggunakan gergaji mesin yang sedari tadi di letakkan di dekat sang pria. Sang pria menjerit kesakitan, hingga napas terakhirnya sudah akan menghilang. Lia merasa belum puas dengan apa yang ia tonton,tanpa aba aba di belahnya sang tubuh hingga terbelah menjadi 2 bagian. Organ organ berceceran sekaligus darah mengalir deras mengenai seluruh badan Lia, ia hanya tersenyum smirk lalu menyeret badan sang pria ke depan. Dilihatnya ada beberapa anjing liar mencium aroma lezat sebuah daging yang diimpikan. Dengan senang hati Lia memberikannya,bukan diseret ataupun di berikan dengan layak namun ia menendangnya ke arah para anjing.
Kraukk kraukk
Para anjing segera memakannya penuh nafsu yang membuat hati Lia menjadi senang lalu menemani mereka makan. Jujur,Lia sangat menyukai kucing n anjing. "Sepertinya kau sangat lapar tuan anjing,bagaimana kalau kau menjadi peliharaanku? Akan kuberi makanan yg spesial untukmu" baru kali ini Lia tersenyum tanpa ada paksaan sama sekali sambil mengelus elus bulu hitam sang tuan anjing,tanpa disangka sang anjing terlihat menyukai tuannya(?) .
"Lia!" suara yang amat familiar di telinga Lia,hanya diacuhkan oleh Lia karena ia selalu berpikir masa bodo.. Ah,ternyata itu Levan dan kedua temannya menghampiri GF mereka.
"Sudah selesai?" tanya Stev kepada Lia yang hanya dijawab dengan deheman saja. Stev menatap kesal lalu menerobos masuk ke dalam melihat GF nya. Sementara Levan hanya duduk diam bersama sang pacar,Lia.
Levan dan Lia menghabiskan waktunya hanya dengan berdiam diri satu sama lain.
"Lia.."
"Apa?"
"Hm, gue mau tanya apa lo beneran cinta sama gue? atau lo cuman sekedar suka sama gue? Dengar, cinta dan suka tuh beda Lia.." tanya Levan menatap kosong langit malam dengan nada sendu dan nafas yang berat.
Lia hanya terdiam seribu bahasa,meski sebenarnya dia telah menjawab semua pertanyaan Levan dalam hati. Levan tau bahwa Lia telah menjawabnya hanya tersenyum lembut ke Lia, Lia tampak blush melihat wajah Levan namun ia dengan kuat menyembunyikannya di balik wajah datarnya.
"Yo bro, udah kah kencan lo?" tanya Kris dari belakang sembari melingkarkan tangannya di leher Caca dengan mesra. Sebagai sepasang kekasih memang harus begitukan? Sedangkan Stev melingkarkan kedua tangannya di perut Kyn sambil menyandarkan kepalanya di bahu sang GF. Levan dan Lia merasa iri karena tak bisa berbuat bebas seperti para teman temannya.
Kedua pasangan mesra itu saling bertatap muka lalu dengan berat hati melepaskannya dan mulai bersifat biasa seolah hanya teman,sama seperti perjalanan cinta Levan dan Lia. Kyn dan Caca berjalan menuju ke arah Lia lalu menepuk pelan bahunya,seakan berharap kepada Lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
✩Bloody Party✩
RastgeleSebuah geng psycopath berisikan 6 orang yang saling berpasangan membuat sebuah dunia diambang kematian. Bahkan agen kepolisian kalah dengan mereka semua. Mereka akan terus menerjang dan membuat nyawa melayang jika dendam mereka belum diselesaikan. "...