Lima: Penyihir

1.2K 210 61
                                    

"Ah, jangan asal ngomong, hyung." respon Soobin atas pernyataan Yeonjun. "Udah modern masa masih ada penyihir?"

"Lho, justru itu!" Yeonjun meletakkan cangkir tehnya, "Dengan zaman semakin maju, malah makin merajalela."

"Mana ada, hyung. Aku nggak percaya."

"Heh, sebenarnya aku juga nggak percaya." sahut Yeonjun, "Tapi, itu hot news di grup chat kelasku."

"Hari gini, hyung, hoax cepet nyebarnya." ungkap Soobin yang memilih tidak mempercayai apapun soal Kai yang dia kenal adalah seorang penyihir.

Mana ada penyihir berpenampilan rapih, pikir Soobin. Selama hidupnya, penyihir yang dia tahu itu kotor dan lusuh, cuma mementingkan kelangsungan hidupnya, dan punya peliharaan naga. Hari gini mana ada naga, ya, kan?

Tak lama setelah membicarakan keanehan musim, Hueningkai, dan sekolah, Yeonjun tidur di kasur milik Soobin dan si tuan rumah sendiri jadi bingung mau melakukan apa. Sebuah ide muncul di otak Soobin, ia berniat untuk mengambil makanan ringan di kulkas. Soobin berjalan ke dapur dimana kulkas berada, di sana ia mengambil beberapa makanan ringan untuk dibawa ke kamarnya, tapi ketika ia melewati pintu kamar kedua orangtuanya langkahnya terhenti.

"Ayah? Ibu?" gumamnya sembari mendekatkan telinganya pada pintu kamar orangtuanya itu.

Suara teriakan terdengar dari sana, tidak terlalu jelas sebenarnya tapi Soobin tetap mencoba. Fokus, Soobin akhirnya dapat menangkap beberapa kalimat yang diteriakkan orangtuanya.

"...kau harus tenang, kalau begini nanti terbongkar semua!"

"...dia teman Soobin, bagaimana bisa aku tenang?!!"

Soobin semakin memfokuskan pendengarannya, karena sepertinya mereka membicarakan temannya.

"...lalu, kenapa kau meninggalkannya dan,..."

Suara kedua orangtua Soobin berhenti, seakan tahu perdebatan mereka didengar, Soobin langsung kabur ke kamarnya dengan langkah jinjit. Sesampainya di kamar, ia bernapas lega tapi pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan...

"Apa maksudnya,... temanku,...?"

"Yeonjun hyung? Apa hubungannya?"

Soobin membuka makanannya dan masih memikirkan pertanyaan yang muncul di kepalanya sambil memakan makanan ringannya. Tak lama setelahnya, Yeonjun bangun dari hibernasinya dan langsung pamit pulang. Melihat kesempatannya, Soobin membuat alasan dia mau mengantar Yeonjun mendapatkan taksi karena bis tidak beroperasi akibat badai salju yang sekarang telah mereda. Kedua orangtuanya mengiyakan, membiarkan anaknya itu mengantarkan temannya tanpa wajah mencurigakan sama sekali.

"Oke, hati-hati, Soobin!"

Soobin dan Yeonjun berjalan menuju halte, dalam perjalanan Soobin memulai percakapan. Awalnya basa-basi, tapi kemudian ia mulai masuk ke topik.

"Hyung, apa ibunya hyung,..."

"Ibuku masih sehat di rumah, Soobin. Kenapa tiba-tiba menanyakannya?" tanya Yeonjun bingung.

"Tadi aku dengar orangtuaku bertengkar... aku tidak tahu pasti, tapi kurasa menyangkut dirimu, hyung." ungkap Soobin dengan wajah ragunya, "Karena mereka bilang temanku,...?"

"Dan kau mengira temanmu ini adalah aku?" Soobin mengangguk, Yeonjun meresponnya dengan tawa kecil. "Temanmu banyak, bahkan ada Yeji dan Hueningkai."

"Tapi yang mereka tau teman dekatku kau, hyung." ucap Soobin tetap meyakinkan Yeonjun. Setelah itu juga, Yeonjun menghadang sebuah taksi ia lalu pamit dengan masih tidak mempercayai soal omongan Soobin.

☑️ Something About U [SooKai][Soobin X Hueningkai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang