Sepuluh: "Ini baru awal"

1K 160 56
                                    

KRIIIING

Suara bel berakhir pelajaran berbunyi, Soobin begitu mendengarnya langsung membereskan barang-barangnya mengingat ayahnya sebelumnya mau bicara dengannya dan Yeonjun. Soobin membawa tas di punggungnya kemudian keluar dari kelasnya untuk melalui lorong dan pulang. Namun, ketika ia baru mau melangkah keluar gedung, seseorang memanggilnya.

"Choi Soobin!" panggilnya. "Hangout yuk!"

"Hangout?" tanya Soobin mengulangi kalimat Yeji. "Maaf, Yeji, tapi aku nggak bisa."

"Kenapa? Waktu kuajak hangout di Paris Baguette itu juga kau tidak datang." ucap Yeji mengingatkan akan waktu dimana Soobin lupa akan ajakannya. "Ayolah!"

"Maaf, tapi aku nggak bisa beneran." ucap Soobin mencoba meyakinkan Yeji lagi, "Soal yang ajakanmu ke Paris Baguette itu, aku juga minta maaf." Soobin mengusap tengkuknya merasa bersalah.

"Hmm, padahal ada sesuatu yang ingin kubicarakan." Yeji memegang kedua pegangan tasnya lalu menepuk bahu Soobin. "Yaudah, lain kali aja. Sampai ketemu besok, Choi Soobin."

Yeji berjalan melewati Soobin dan meninggalkan gedung itu duluan, Soobin begitu Yeji sudah agak jauh membalikkan badannya. Untuk seseorang yang memiliki kemampuan seperti Kai, Yeji sama sekali tidak memiliki sebuah ciri khas, atau Soobin saja yang tidak menyadarinya?

"Halo?" Soobin mengangkat telepon yang masuk ke ponselnya. "Aih,... iya iya, Yah. Maaf ada kendala sebentar."

Suara ayahnya di jaringan telepon sudah marah, jadi Soobin langsung cepat-cepat pulang untuk membicarakan masalah yang masih misteri dengan keluarganya. Sesampainya di rumah, Soobin langsung duduk di sebelah Yeonjun yang sudah menunggu hampir satu jam begitu juga dengan ayah mereka yang duduk di hadapan mereka.

"Maaf tadi ada yang mengajakku hangout." ucap Soobin setelah mengatur napasnya, "Maaf jadi membuat kalian menunggu, Yah, hyung."

"Kita mulai aja langsung." ucap ayah mereka setelah Soobin menjelaskan kesalahannya. "Jadi rencananya Ayah mau menyekolahkan kalian keluar Korea, tapi..."

"Tapi?"

"Tapi Ayah cuma punya satu beasiswa ini buat salah satu dari kalian sekolah ke Australia." jelas ayahnya yang lalu mengeluarkan amplop ke meja. "Yeonjun?"

"Ayah, mungkin Yeonjun hyung belum siap kalau mau ke Australia... Jadi,..."

"Hush shush, biar Yeonjun yang jawab, Soobin." Soobin cuma mengangguk pelan lalu mendengarkan jawaban Yeonjun sendiri.

"Iya, Yah. Setelah lulus nanti, aku akan ambil beasiswa itu." balas Yeonjun sembari menatap Soobin setelah ke ayah mereka. "Karena Soobin cinta negara dan sekolahnya, jadi Soobin bilang pernah bilang kalau ingin melanjutkan sekolahnya di Korea saja."

"Dan kau percaya, Yeonjun? Anak itu sukanya ngibul." tunjuk ayah mereka pada Soobin.

"Yah!"

Ayah mereka dan Yeonjun sama-sama tertawa. Setelah pembicaraan itu selesai, Soobin berniat untuk keluar sejenak dan mungkin ke tempat Kai, namun ketika baru keluar dari gerbang rumahnya ia mendengar ibunya menggosip bersama ibu-ibu tetangga. Dari tempatnya berdiri, Soobin dapat mendengar,...

"Memang tidak tahu malu."

"Iya. Harusnya kau menceraikannya saja."

"Iya! Istri pertamanya saja dia campakkan dengan anaknya, bagaimana kalau dia mengulanginya lagi?"

"Benar. Aku juga tidak tahan tinggal seatap dengan anak hasilnya dengan istrinya yang sudah mati kemarin." ucap ibunya Soobin dengan begitu jelasnya.

☑️ Something About U [SooKai][Soobin X Hueningkai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang