1. Dimensi lain

182 10 3
                                    

Sekelompok remaja sedang melakukan perjalanan menyusuri hutan di pinggir kota mereka bernama Febli,Indra,Bima,berliana,dan Keffin.

"Feb kita ke danau ya"?tanya seorang gadis berambut pajang kulit berwarna kuning langsat

"huu iya emang kenapa"?
Tanya gadis berambut pendek hitam manis.

"lia,febli kalian berdua bisa cepat gak sih jalannya kita udah capek ni"ucap pria berkulit gelap

"iya betul tu bim"sahut pria bernama keffin,

" eh kam-"..

"bisa diam gak sih kalau gak bisa dia jangan salah kan aku bilang ku ceburkan kalian ke danau nanti"sahut seorang pria di depan meraka siapa lagi kalau bukan indra ya si "muka es" namun baik hati itulah panggilan oleh para sahabatnya..

"Iya ndra kami juga jalan kok gak usah marah"ketus berliana atau yang sering di panggil lia..

"..."

Mereka melanjut kan perjalanan sampai tiba-tiba mereka berhenti di sebuah gua, para remaja itu bingung kenapa ada sebuah gua di tengah hutan setau mereka hutan pinggir kota adalah hutan yang tidak memiliki gua sama sekali

"eh kok ada gua sih perasaan waktu itu gak ada deh"tanya febli bingung?

"Entah, mungkin dari dulu udah ada kali kita aja yang gak tau. iya gak guys kalau begitu kita masuk gimana Setuju?" Sahut keffin kepada teman-temanya

" ih gelap tau gimana kalau ada setan"ucap febli dia adalah yang paling takut di antara teman temannya yang lain.

"aku sih setuju aja sama keffin lumayan buat refresing,menurut kamu ndra bagaimana?"tanya bima sambil melirik teman si muka es.
Sedangkan lia dan febli berharap indra tidak setuju dengan usul bima. indra tampak menghembuskan nafas sebelum akhirnya mengangguk setuju..

"Yeey kita harus masuk tapi ingat jangan jauh-jauh"! Yang lainnya hanya mengangguk setuju..

"Bimm aku takut di sini gelap"takut febli,"tenang feb kan ada aku"sahut bima percaya diri..

"Cih sok kuat padahal tidak lebih dari tempe lembek"cibir keffin..

PLETAK!!!

Sebuah jintakan kasar mendarat mulus di dahi keffin."songong lo ketua eskul baket gini di bilang tempe lembek"sahut bima tidak terima di bilang tempe lembek,sedang kan yang lain tertawa melihat aksi sahabat mereka kecuali indra yang sedang jalan di depan.

Tiba-tiba mereka berhenti ketika di sekitar mereka terdapat kabut berwarna hijau bercampur ungu pekat sehingga menggangu penglihatan yang refleks membuat mereka menggengam tangan satu sama lain agar tidak berpisah

"Aduh kok tiba-tiba ada kabut gini sih serem amat kek aura setan aja"ucap febli sambil memeluk tangan kekar bima

"Feb tenang ya mungkin ini hanya gas sisa pembakaran"sahut bima sambil menenangkan febli yang ketakutan

"Ndra ini gimana kok jadi kaya gini aneh banget"tanya lia kepada indra dan hanya di balas acuhan bahu oleh indra sedangkan keffin hanya menggeleng melihat tingkah teman mereka yang bersikap tenang padahal dalam keadaan ketakutan

"Aduh ndra kok kamu tenang-tenang amat sih padahal kita lagi ketakutan nih"cibir keffin
"
Terus? Kalian nyuruh aku buat niup asap ini biar hilang gitu?"balas indra dingin."Ya gak gi-" sahut bima.

"Udah deh gak usah ribut kita lagi dalam masalah lebih baik kita berkerja sama mencari jalan keluarnya" sahut lia menengaahi pertengakaran mereka berdua sebelum bima menyelesaikan kalimat nya.

Selang sekitar sepuluh menit kabut mulai menipis sehingga membuat mereka dapat melihat sekitar lagi . Namun mereka terkejut dengan apa yamg meraka lihat terakhir kali mereka berada dalam gua yang gelap dan pengap dan sekarang berakhir dalam sebuar ruangan yang cukup mewah dengan warna hijau muda dan putih serta ukiran emas dengan hiasan batu permata warna warni di sekitar ruangan serta aksen jendela besar dengan tirai berwarna putih belum lepas sampai di situ keterkejutan mereka tiba-tiba ada suara pintu terbuka indra,bima dan keffin siap-siap memasang kuda-kuda sedangkan lia dan febli di belakang yang ikut wanti-wanti.

 Adventure Of Prince Darkness : Magic WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang