14 . Gadis Burung Hantu

16 2 0
                                    


Gelapnya Dark Forest memang
memberikan sensasi yang berbeda dengan hutan yang lain
pohon-pohon berkulit hitam tumbuh tinggi hingga menutupi cahaya matahari. Sunyinya suara hutan semakin menambah kesan menyeramkan beberapa titik cahaya kecil bersinar redup di tengah hutan. Cahaya dari lentera yang dipakai Aurel dan Indra menjadi cahaya satu-satunya dikegelapan hutan.

Azzela memeluk erat tangan Indra sesekali matanya menatap sekeliling, begitu juga Lia yang bersembunyi dibelakang punggung Arthur dengan tangannya mencengram erat jubah Arthur. Keffin dan Bima sama-sama melindungi sisi Kiri dan Kanan Febli.

"Nama Dark Forest memang sesuai dengan keadaan hutan ini." Gerutu Febli

"Kau betul Feb, hutan ini menjadi hutan yang jarang didatangi oleh Angel. Dikarenaka aura hutan yang gelap tidak sesuai dengan para Angel yang beraura putih"

"Kruu...kruu...."

Semua tiba-tiba terdiam,
Aurel mengalihkan pandangannya ke sebuah pohon besar yang tak jauh dari mereka.
Sekelebat bayangan hitam keluar dari pohon dan bersembunyi dipohon lainya.

Bima dan Keffin mengeluarkan pedang mereka Febli dan Azzela mengeluarkan tongkat sihirnya. Arthur berdiri dihadapan Lia sambil memegang pedang ganda.
Lia berdiri dibelakang Arthur dengan memegang tongkat emas.
Indra dan Aurel berdiri dihadapn yang lainya mereka sama-sama mengeluarkan pedang. Aurel mengeluarkan pedang emas putih sedangkan Indra menggunakan pedang hitam panjang.

"Kruu..Wah apa ini? Petinggi Malaikat?." Semua orang menegang ketika sosok itu mengetahuin keberadaan Aurel sebagai Malaikat

Aurel memicingkan matanya dikala ia melihat sebuah bayangan."Siapa disana! Keluar kau!"

"Kruu..Tidak perlu terburu-buru Malaikat"

"Cahaya bersinar terang, Lightdow". Sebuah bola cahaya muncul dari tongkat Lia dan melayang keatas hingga menyinarin daerah sekitar tempat mereka berada, dan cahaya itu menyinari seorang gadis kecil yang duduk disebuah ranting pohon wajahnya tertutup oleh jubah hitam usang yang dikenakanya. Dia melompat dari atas pohon, kaki putih tanpa alas itu bersentuhan dengan dedaunan yang jatuh berguguran.

"Siapa kau!" Bima berteriak dengan marah. "Aku? Seharusnya aku yang bertanya siapa kalian!"
Balas gadis itu sambil mengdongkakan wajahnya hingga mereka dapat melihat dengan jelas wajah gadis tersebut.

"Kau dari kaum ras Hirbird?"

"Hah?"

Aurel menyipitkan matanya."Benar! kau ras Hirbird"

Keffin menatap bingung gadia yang disebut Aurel sebagai Hirbird itu, selain kulitnya yang putih pucat gadis dihadapanya ini memiliki sesuatu yang besar dibalik jubahnya.

"Paman Aurel, apa itu ras Hirbird?"
Tanya Febli

"Ras Hirbird adalah salah satu dari ras yang hidup dibenua Iblis, mereka manusia setengah burung atau Human-Bird"

"Apa yang kalian lakukan dihutanku! Apakah kalian ingin mencuri Senjata kuno!"

"Apa maksudmu, kami tidak mengetahui ada senjata kuno disin!i." Febli berteriak marah dia tidak suka ada orang yang menganggapnya pencuri. Gadis itu tertegun tanpa aba-aba ia melepaskan jubah yang dikenakanya sehingga terlihat sepasang sayap besar dipunggunya walaupun tidak sebesar milik Lia dan Aurel, sayapnya berwarna coklat keabu-abuan.

"Bohong! Aku tau kalian ingin mengambil senjata kuno kami!
Rasakan ini!"

"Bayang-bayang penjerat, Shadow Affair"

Sulur-sulur hitam muncul dibawah kakinya kemudian mulai menerjang tempat Aurel berada dengan gesit Aurel dapat menghindar dan terbang dengan sayapnya setinggi mungkin. Sulur lainya mencoba menjerat kaki Indra namun dihalau dengan mudah menggunakan pengahalang. Sulur itu juga mencoba menjerat Lia, Lia terbang menyamai Aurel. Tak sampai disitu sulur-sulur juga mengarah pada Febli dan Azzela
dengan sigap mereka berdua sama-sama mengeluarkan sihir. Bima dan keffin membuat lingkaran api dan angin topan untuk melindungi diri.

Melihat sihirnya kalah gadis tersebut mengepakan sayapnya
untuk Indra dengan segera menjerat kedua sayap gadis itu sehingga dia jatuh didaerah rerumputan.

"Lepaskan aku!"

Aurel mengangkat gadis itu dengan sihir awannya hingga melawang sedikir diatas tanah. "Aku akan melepaskanmu asal
kau menunjukakan kami dimana senjata kuno yang kau maksud"

"Pama..." Ucap Azzela terhenti ketika Indra menyuruhnya untuk diam

"Cih...Sampai matipun aku tidak akan sudi memberitahukan senjata itu kepadamu!!"

"Benarkah?" Keffin mengangkat alisnya kemudian dia membuat udara disekitar gadis itu hilang.

"Uhukk...ahhh...Aapaaa..In..."
Gadis itu memegang leher
wajahnya yang putih menjadi semakin putih

"Keffin hentikan!!"
Keffin menghentikan sihirnya. Dengan sigap Febli memberikan sihir penyembuh

"Kau...uhuk..meng..gunakan sih..ir tanpa man..traa?"
Keffin mengendikkan bahunya

"Apakah senjata kuno yang kau maksud adalah Tongkat Ratu Cleopatra dan tanduk Kristal Unicorn?" Tanya Aurel

"Sebelum kau menjawab perkenalkan dulu siapa namamu"

Gadis itu merdehem pelan atmosfer terasa ditipis bila berada didekat Indra dan Aurel. "Perkenalkan namaku Qila Cluria, aku Hirbird tife Burung Hantu. Dan kau benar senjata kuno yang kumaksud adalah Tongkat Ratu Cleopatra dan Tanduk Kristal Unicorn."

"Ratu Cleopatra? Seperti nama perempuan terkenal di Mesir iyakan Fin" Ucap Lia sambil menatap Keffin yang mengangguk

Bima mengerutkan keningnya. "Hei! Siapa itu Ratu Cleopatra?"

"Ratu Cleoptra adalah pemimpin di Kingdom Egypt dibenua Ilathia, Kingdom Egyot adalah Kingdom dengan wilayah padang pasir tandus. Namun sayang
Kingdom itu dikabarkan hilang sekitar 5.000 tahun yang lalu
sekarang menyisakan beberapa beberapa artefak saja seperti Tongkat Ratu Cleopatra, Mahkota kerajaan dan beberapa naskah kuno" Jelas Qila

"Sangat mirip dengan sebuah kerajaan didunia kami, Ratu Cleopatra dikenal sebagai wanita cantik dan anggun dizamannya"
Ucap Bima

"Dunia kalian?"
Beo Qila

"Ah..Ceritanya panjang"

"Sekarang tunjukan jalannya"

***

Qila memimpin jalan mereka
hingga sampailah mereka disebuah tebing yang tinggi.
"Kita sudah sampai"

"Kau tidak berbohongkan?"
Indra melihat seluruh tebing yang terlihat biasa saja
ada bebatuan, tanah dan pohon

"Kalian akan melihatnya nanti!"

Qila menekan sebuah batu yang berbentuk segi lima jika kurang teliti maka itu akan terlihat seperti batu biasa. Tiba-tiba batu besar yang ada disampingnya bergeser sehingga terlihat sebuah gua besar yang mengangga lebar. Qila menyuruh
mereka untuk masuk
setelah masuk batu yang menjadi pintu tertutup dengan sendirinya. Lorong panjang yang diterangi oleh lampu obor.

"Tempat apa ini?"

"Ini jalan yang menghubungkan tempat tinggalku dengan dunia luar"

"Kau tinggal sendiri?"

"Tidak. Aku tinggal dengan ribuan ras Hirbird lain"

Cahaya sudah menunggu diujung lorong. "Ap..a yang terjadi!?"

"It...u"

 Adventure Of Prince Darkness : Magic WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang