19 . Kelurga Baru

18 5 2
                                    

Detik-detik sudah berlalu namun
mereka masih belum bisa menjawab pertanyaan dari Spix.
Bima dan Arthur berubah menjadi emas. Febli mendapatkan ide.

"Kehidupan!"

"Salah!" Spix menyemburkan emas panas dari mulutnya.

"Perisai Abadi, The Gold Barrer"
Sebuah pelindung setengah bundar melindungi Febli

NA:Jenis mantra berubah-ubah tergantung tokoh

Semburan emas panas Spix semakin menekan barrer Febli.
Krekk...Tidak butuh waktu lama retakan muncul dan emas panas mengenai Febli merubahkan menjadi patung emas yang berkilauan.

Lia memikirkan dengan keras. "Tuan Spix apakah saya boleh menggunakan alat sihir?"

"Tentu saja boleh"

Lia menyeringai lalu memusatkan pikirnya tangan dimenghadap depan matanya tertutup.

Ditanganya muncul sebuah buku bersampul coklat usang disana tertulis Book of Angel. Book of Angel sendiri merupakan kumpulan pengetahuan yang telah dicatat Dewi Itara sebelumnya disana ia menulis semua kejadian yang dia alami. Walaupun tidak selengkap
Book of History milik Kaisar Langit ataupun Book of Fate milik Dewi Candra.

Book of Angel termasuk dalam jajaran benda-benda berharga yang tak ternilai harganya. Lia membuka sampul usang buku dibaliknya terdapat catatan dengan ditulis menggunakan huruf Asrez kuno dengan tinta emas. Lia membaca sampai pertengahan buku namun tidak ada yang memuat cerita tentang Spix dan teka-tekinya.

Azzela memposisikan duduknya seperti Buddha, Azzela memiliki kepintaran diatas rata-rata. Matahari hampir terbenam
Spix berdiri dari posisi tidur.

"Waktu kalian hanya sampai matahari tenggelam"

Dengan marah Keffin berkata. "Kau penipu di awal kau tidak memberi tahu kami! Kau sengaja ingin menjebak kami!"

Spix menatap datar Keffin lalu berkata kepada Indra. "Kau sebagai pemimpin harus memberikan jawaban kalian sebelum matahari tenggelam"

Indra menunjuk wajah Spix. Kaisar Huang sendiri juga tidak bisa menjawab pertanyaan Spix "Kau!"

"Ingat waktu kalian sebelum matahari terbenam" Lalu Spix menutup matanya
seluruh tubuhnya terdiam kaku seperti patung.

"Benar!" Azzela mengangkat gaunya lalu berdiri dihadapan Spix seraya berkata. "Spix Yang Agung, jawabanya adalah umur.
Umur akan dimulai sejak kau dilahirkan pertama kalinya sama seperti penciptaan dunia, umur juga bukan bagian dari semesta tapi dia bagian ada takdir.
Umur hanya menunggu ketika takdir berkata berhenti"

Dengan deg-degan Azzela menjelaskan jawabanya, mata emas Spix terbuka lalu berkata. "Benar sekali gadis kecil, jawabanmu memang benar
sesuai janji aku akan membiarkan kalian mengambil Air Surga sepuas kalian".

"Terima kasih Spix Yang Agung, kalau begitu berkenan kah anda membebaskan teman kami yang kau ubah menjadi patung"

"Baiklah"

Lalu emas yang menyelimuti Febli, Bima dan Arthur mencari dari kepala hingga kaki. "Akhirnya aku bebas!" Febli berteriak dengan senang begitu juga Bima dan Arthur sungguh badan mereka terasa kaku.

"Semuanya berkat Azzela"

Febli memeluk senang Azzela. "Terimak kasih Azzela aku tidak akan pernah mau menjadi patung emas lagi"

"Sama-sama Feb"

Indra dan yang lainya berjalan menuju guci putih yang hanya bisa memuat beberapa liter air.
"Oke semuanya kita akan meminum Air Surga satu orang satu cawan"

 Adventure Of Prince Darkness : Magic WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang