Vote dulu ya sayang
Start
Yoonbin menatap Hana yang terlihat tidak senang akan kehadirian dirinya. Bukan salahnya juga dia sekarang ada disini. Sayangnya, tatapan mata Hana yang terlihat menyeramkan itu membuat Yoonbin ingin pergi saja dari tempat makan ini.
"Ahjumma, maaf saya lupa ada urusan keluarga. Saya harus pergi."
Hana yang memang berharap Yoonbin segera pergi, tatapan matanya melunak. Dia hanya menatap biasa pada Yoonbin. Kalau saja laki-laki itu tidak kunjung peka, Hana mungkin akan mengatakan sesuatu yang jelas untuk mengusirnya.
"Ah, baiklah. Hati-hati dijalan nak Yoonbin."
Yoonbin mengangguk lalu berjalan menuju pintu keluar tempat makan di dekat kos Hana.
Setelah Hana menemui ibunya, entah secara tiba-tiba ibunya itu menyeret dirinya ke tempat makan di ujung jalan kosnya. Yang paling menyebalkan, ibunya itu mengajak Yoonbin. Untung saja laki-laki menyebalkan itu sudah pergi. Hana menjadi lebih tenang.
"Dia senior kamu kan?"
"Siapa? Kak Yoonbin?" Tanya Hana dengan sedikit memberikan kode apakah laku-laku yang barusan pergi.
"Iya. Anak pemilik kos kamu."
"Ah. Iya senior. Memangnya kenapa?"
"Ganteng."
Hana mendengus kesal. Ibunya tidak tahu saja bagaimana menyebalkan orang itu. Bagaimana orang itu selalu mengajak Hana beradu mulut. Mulut Yoonbin itu pasti dulu tertukar. Karena mulutnya sama pedasnya dengan mulut-mulut perempuan disana.
"Sudah punya pacar belum dia?"
Hana mendelik tidak suka. Pertanyaan macam apa yang ibunya tanyakan. "Mana Hana tahu. Hm"
"Kalau belum kan bisa jadi calon menantu ibu."
"Emang dia mau sama Junghwan?"
"Kok sama Junghwan. Ya sama kamu lah."
"Hm. Hana maunya cowok seganteng Sehun EXO. Kalau yang lain gak mau."
Ibunya Hana berganti mendelikkan matanya. Beliau tahu bagaimana cepatnya penularan wabah penyakit ini di kalangan penggemar kpop. Penyakit Halu ini sudah menjangkit hampir setengah populasi penggemar kpop.
"Terserah kamu."
Hana hanya memberikan cengiran pada ibunya. Untung saja dia bisa membelokkan bahasan tentang Yoonbin. Malas sekali dia harus membahas si mulut pedas itu.
"Ibu kenapa ke Seoul? Bukannya ibu bilang ada acara."
"Acara ibu di Seoul, Hana."
"Oh."
Selanjutnya hanya perbincangan antara ibu dan anak yang seperti biasanya. Tetapi lebih banyak diisi sesi curhat dari ibu Hana tentang bagaimana ayahnya, Junghwan, tetangga, anak anjing, dan apapun itu.
***
Hana menatap kertas ujiannya sudah hampir lebih dari 5 menit. Dia tidak habis pikir dengan dosen Jung. Kasus yang diberikan pada ujian kali ini sungguh diluar dugaan Hana. Dia sudah belajar semalaman, karena dosen Jung memang terkenal dengan soalnya yang susah. Tapi, tidak menyangka akan sesusah ini soalnya.
Hana menghela nafas lalu mulai menuliskan karangan jawaban yang ada diotaknya. Bagi Hana, mengarang jawaban itu mudah. Otak dia akan bekerja denvan cepat jika memang diperlukan untuk mengarang. Sayangnya, apa yang dikarang Hana sekarang tidak relevan dengan soal yang ditanyakan. Jangan salahkan dosen Jung kalau Hana mendapatkan nilai D untuk mata kuliah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] BEN - Ha Yoonbin
FanfictionPedas sih kalau ngomong, tapi bikin kangen terus. Gimana dong?