05 - korban

2K 487 62
                                    

jangan lupa vomment ❤️

***

• yeji - hyunjin •

"gue mau kita saling menjaga."

hyunjin memeluk saudaranya, kemudian membuang kertas yang mereka dapat.

yeji menangis dalam pelukan hyunjin, gak kebayang gimana perasaanya kalo harus membunuh saudara kembarnya sendiri.

"gue mau pulang, jin."

hyunjin mengusap bahu yeji, berusaha menenangkan saudara perempuannya itu.

"udah diem, kita ga boleh berisik. terlalu berisiko, gue gak mau lo kenapa-kenapa."

hyunjin yang memang dasarnya mengerti apa maksud dari kode hsssttt.... itu berusaha mengingatkan yeji.

"sekarang kita masuk ke ruangan yang ditunjuk tadi. ambil senjata masing-masing, tapi jangan saling bunuh satu sama lain."

yeji menatap hyunjin sendu, "lo janji kan gak akan bunuh gue?"

"iya, janji."

"kalo pun dalam permainan ini gue harus ngotorin tangan gue dengan cara membunuh, gue pastikan lo bakal baik-baik aja disamping gue."

yeji mengangguk, berusaha menetralkan pikirannya dan segera mengikuti hyunjin untuk mengambil senjata mereka.

***

• heejin - baejin •

keduanya saling terdiam satu sama lain, melangkahkan kakinya untuk menyusuri koridor sekolah.

dalam tas heejin terdapat pistol, pemberian dari sang moderator. sedangkan baejin mendapatkan senjata celurit.

entah, sekarang pikiran keduanya seakan melayang entah kemana. seumur hidup mereka, mereka ga pernah membunuh manusia.

"j,jin.."

baejun berdehem dingin, membuat heejin semakin takut.

melihat heejin seperti itu tentu membuat baejin merasa tak enak hati, dia pun segera tersenyum pada heejin.

"takut?" tanyanya,

heejin memggeleng pelan, membuat baejin semakin gak tega.

"tadi kertas lo isinya apa?" tanya baejin.

heejin tercengang sebentar, sebelum akhirnya mengigit bibirnya sendiri.

"disuruh b-bunuh, nancy." bohong heejin, ga mungkin dia bilang kalau tugasnya adalah membunuh baejin.

baejin membulatkan matanya kaget. kenapa dia dapat tugas membunuh heejin, sedangkan heejin malah harus membunuh nancy?

"kalo isi kertas lo apa?" tanya heejin balik.

"nunggu di bunuh..




s,sama shuhua."



***

mereka semua berkumpul dilapangan, walaupun masih kurang empat orang yaitu hwall, siyeon, eric, dan nancy.

"hape kalian ada sinyal ga?" tanya haechan,

mereka semua menggeleng serempak, sepertinya sambungan internet sengaja dimatikan supaya mereka ga bisa macem-macem.

shuhua keliatan gelisah, dia terus celingak-celinguk mencari eric.

"ini mereka lama banget sih?" gerutu kim kesal.

jaemin yang baru saja mendengar suara kim sedikit tersentak. ga bohong, jaemin masih shock atas perintah yang dia dapat.

jaemin harus bunuh kim hyunjin.

yiren menatap awan gelap, kemudian tangannya berusaha untuk memeluk dirinya sendiri. dingin, udara malam ini benar-benar menusuk.

"jam berapa sih?" tanya lia

"jam dua malem." jawab jeno.

lia terkejut mendapati jeno yang menjawabnya. mereka semua sama, selalu gugup ketika masing-masing korbannya mengeluarkan suara.



"h-hwall?"

mereka semua menoleh pada hwalk yang berjalan lemas dengan tangan yang berlumuran darah.

"hwall, lo kenapa?" tanya yeji panik,

hwall dengan mata sembabnya hanya terdiam kaku, pandangannya begitu kosong seolah mencari jawaban atas pertanyaan teman-temannya.

"t-tangan lo.." lirih kim saat melihat tangan hwall.

laki-laki itu menatap nanar kedua tangannya yang masih berlumuran darah siyeon karena sempat meraba-raba lantai waktu lampu padam.

"siyeon kemana?" tanya jeno.

hwall menggeleng lemah,

"jangan becanda!" felix memegang kedua bahu hwall, lalu memberikan tatapan tajamnya.

hwall meringis. "apa gue keliatan lagi becanda, lee felix?"

"lampu di daerah tangga sempet padam. saat itu gue denger siyeon teriak, tapi keadaannya terlalu gelap sampe gue ga bisa liat dia."

jaemin berdecak, "terus? kan ada hape!"

"yang ga ada cuma sinyal, hwall. flash dihape lo masih berfungsikan?"

hwall merutuki kebodohannya. jaemin benar, seharusnya dia kepikiran menggunakan flash nya.

"yaudah, intinya siyeon mana? jangan bilang lo ningg-"

"meninggal."

baejin yang belum menyelesaikan ucapannya langsung bungkam begitu saja.

semua anak perempuan menutup mulutnya gak percaya, sedangkan heejin dan yiren udah nangis lebih dulu.

"waktu lampunya nyala, gue liat siyeon udah tergeletak dibawah dengan keadaan leher yang robek dan lidah yang menjulur."

mereka semua shock, mau ga mau mereka harus mempercayai jebakan ini. siyeon menjadi korban pertama, bisa jadi kan salah satu dari mereka akan jadi korban selanjutnya?




"bukan lo kan yang bunuh siyeon?"


jeno bertanya dengan nada dinginnya, sambil menatap sinis pada tangan hwall yang masih berlumuran darah siyeon.

dead or killed | 00line✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang