Benar kata Umji, Jihyo memang cerewet. Sekarang saja Jihyo masih bisa mengoceh tak jelas dihadapan nya. Walaupun keadaan ramai, suara Jihyo masih terdengar keras.
"Oppa! Kenapa kau membawa ku naik ke bus?Aku kan belum selesai berdebat dengan Umji-eonni"
"Jika kau tak kubawa naik ke bus, maka tidak akan ada kata selesai bagi perdebatan mu"
"Ck, kau memang menyebalkan" Jihyo menatap kesal kearah pemuda itu.
Dengan keadaan yang berdesakkan saja Jihyo masih bisa menggerutu tak jelas.
Posisi mereka kali ini berdiri berdampingan. Dengan tangan kanan Jihyo menggantungkan tangan nya ditempat pegangan yang telah disediakan. Dan tangan kiri Yoongi memegang pegangan tangan.
Terlihat seorang pemuda dibelakang Jihyo yang sedikit 'usil' terhadap gadis itu. Sehingga beberapa kali ia memajukan badannya agar pemuda itu tak lagi 'menyentuhnya'. Yoongi yang sadar akan pergerakan Jihyo memindahkan tempat Jihyo. Menarik pelan tangan Jihyo untuk menghadap ke arahnya. Memeluk mesra pinggang gadis itu dengan tangan kanan nya agar tak ada lagi yang menyentuh nya.
Jihyo terkejut atas tindakan oppa-nya itu. Ia tak habis fikir. Mengapa Yoongi bisa bersikap semanis ini? Oh God, Jihyo tak percaya jika sekarang ini Yoongi sedang memeluknya. Seolah tak ingin melepaskan gadis itu.
Yoongi sendiri tak mengerti, entah ia memang melakukan nya spontan atau sengaja melakukan hal itu. Memeluk pinggang gadis yang tengah dekat dengannya. Tak ada hubungan yang jelas antar mereka. Ia juga tak faham, mengapa ia bisa sedekat ini dengan seorang gadis? Dengan 'mantan' nya saja ia tak pernah peduli. Mengapa dekat dengan seorang gadis polos yang mengaku menjadi 'teman' lamanya itu terasa begitu nyaman bahkan ia mencari-cari ketika gadis itu tak ada? Entahlah Yoongi bingung.
...
Jihyo menapaki jalanan dekat rumahnya. Memasuki komplek perumahan mewah dengan berjalan kaki. Kedua orang tuanya memang sudah menyuruh seorang sopir untuk menjemput dan mengantar Jihyo beserta kedua adiknya. Tetapi Jihyo menolak itu, ia lebih ingin naik angkutan umum dan berjalan kaki untuk menuju rumahnya. Memang jarak dari halte tempat Jihyo turun tak jauh untuk menuju rumahnya. Jadi Jihyo memilih untuk berjalan kaki. Agar sehat ia bilang.
Jihyo berjalan santai, sepertinya ia menikmati pemandangan disekitar tempat ia berjalan. Ada sebuah taman yang memiliki banyak mainan anak-anak. Pepohonan yang masih rindang dan sedap untuk dipandang. Tak sadar akan sesuatu hal. Sesuatu yang bisa saja mencelakakan nya.
Seorang pemuda berjalan agak jauh dibelakang Jihyo. Menggunakan Hoodie Hitam serta topi hitam yang membalut rambut hitam miliknya. Mengikuti gadis polos nan lugu yang berjalan riang.
Jihyo sepertinya sadar akan sesuatu yang mengikuti nya. Ia berhenti lalu menengok ke arah belakang untuk mengecek, apa hanya perasaan nya saja atau memang benar ada yang mengikutinya. Shitt tak ada siapapun. Hanya perasaanmu Jihyo. Ia mencoba menenangkan hatinya. Takut jika memang ada yang mengikutinya dari belakang.
Satu...
Dua....
Tiga......
Jihyo berlari sebisa mungkin. Mencoba untuk cepat-cepat sampai dirumahnya. Dengan tas ransel berwarna birunya dan sepatu full white nya ia berlari. Satu rumah lagi ia akan sampai pada rumahnya. Rumah mewah yang dihuni 5 anggota keluarga Park.
Ia sampai didepan pagar rumahnya. Mencoba membuka pagar tersebut dengan tergesa-gesa. Lalu masuk melalui pagar dan segera berlari menuju pintu utama rumahnya. Masuk dan segera berlindung ia hanya memikirkan itu.
Jihyo masuk kerumahnya tanpa melepas sepatu yang ia kenakan dan membuat seorang wanita berkepala 3 meneriaki Jihyo.
"YAK! JIHYO-YA LEPAS SEPATUMU DULU!"
Jihyo menolehkan pandangannya nya pada seorang wanita yang tengah terduduk pada kursi ruang makan nya. Wah, eomma-nya kali ini tengah menatap Jihyo dengan pandangan yang tak menyenangkan. Jihyo lalu memandang kebawah, sepatu yang ia kenakan belum ia lepas. Tentu itu membuat beberapa jejak kaki di depan pintu rumahnya.
Jihyo memunculkan senyuman tak berdosa kepada seorang Jung Dara, eomma-nya. Tetap dalam tempat nya, ia melepaskan sepatu yang ia kenakan. Lalu menempatkan nya di rak sepatu didekat pintu rumahnya.
Lalu berlari ke arah eomma-nya dan segera memeluk kencang pinggang eomma-nya. Menempatkan kepalanya pada leher sang bidadari appa-nya.
"Eomma, tadi aku diikuti oleh seseorang. Aku tak mengenal nya. Makanya aku berlari hingga lupa mencopot sepatu ku. Mianhe" Jihyo melepaskan pelukannya.
"Sudah, tak apa. Biar imo yang membersihkan nya. Benar kau tak mengenal nya? Coba ingat-ingat lagi" Wanita itu mengelus puncak kepala putri satu-satunya.
"Aku benar-benar tak mengenal nya eomma" Jihyo meyakinkan kalau memang ia tak mengenal pemuda yang membuntuti nya itu.
'Tok tok tok'
"Pergilah, buka pintunya dan lihat siapa yang datang" Dara menyuruh putrinya itu untuk melihat siapa yang ada dibalik pintu.
"Ne eomma" Jihyo bergegas menuju ke arah pintu tanpa meninggalkan tas kesayangan nya itu.
"Nugu?"
'ceklek'
"Eh?" Jihyo tak menemukan ada orang. Yang ia lihat hanya secarik kertas yang dilipat.
Ia membuka perlahan suratnya.
AKU MENUNGGUMU NONA PARK.
-LTY-
T
B
C
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Who? ✅
Teen FictionWho? -Park Jihyo -Min Yoongi [END] cover by : izaaxxhyo © by : izaaxxhyo 2019