Who?✨9

1.4K 124 11
                                    

Pemuda bermarga Min itu melemparkan barang barang dikamarnya. Membuang benda-benda yang ada diatas kasurnya.

Ia menatap dirinya dalam kaca. Dengan beberapa lebam yang ada pada pipi kirinya dan luka di bibirnya itu berhasil membuat eommanya berteriak saat ia datang.

Perkelahian memang bukan hal baru bagi Yoongi. Tapi kali ini, ia tak bisa merasa kalah.

Lee Taeyong.

Pemuda itu yang membuat Yoongi seperti ini. Membuat dirinya hancur. Pemuda itu merebut segalanya dari Yoongi. Ayahnya, Sahabat, dan sekarang...



























Jihyo-nya.



...

Shin Ji-eun memasuki kamar putra semata wayangnya sambil membawa kotak obat. Lalu duduk di ranjang besar milik anaknya.

"Yoongi-ya, kemarilah" Ji-eun menepuk-nepuk kasur agar Yoongi duduk disebelahnya.

Pemuda itu tak bisa membantah ibunya. Hanya ibunya yang ia punya. Tak ingin jika pemuda bermarga Lee itu merenggut ibunya. Cukup ayahnya yang meninggalkan ia.

Yoongi berjalan perlahan ke arah ibunya. Mendudukkan dirinya tepat disamping tubuh ibunya.

"Eomma~" Yoongi berucap lirih. Ia masih bisa menahan sakit di tubuhnya. Tapi tidak dengan hatinya.

Ibunya mengusap lembut puncak kepala putranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ibunya mengusap lembut puncak kepala putranya. Tersenyum getir. Tak kuasa menahan air mata melihat anaknya seperti ini.

"Ada apa lagi Yoon? Apa yang dia perbuat hingga kau seperti ini?" Yoongi memeluk tubuh ibunya. Menangis dipelukannya. Ia lemah sekarang.

"Eomma..... Dia merebut kembali apa yang kumiliki~" Yoongi menangis tersedu.

Tak ada yang bisa Ji-eun lakukan. Ia hanya mengusap penuh kasih sayang punggung putranya.

"Eomma.... Aku tak mau dia merebut apa yang kumiliki sekarang" Yoongi menempatkan dahinya di pundak milik Malaikatnya.

"Yoon"

"Ne eomma"

"Jagalah apa yang kau miliki sekarang dan jangan biarkan siapapun merebut nya"

...

"Permisi Tuan"

"Ada apa?"

"Ibu Yoongi ada disini. Dia ingin menemui mu"

Ia tersenyum sinis.

"Suruh dia masuk"

"Baik Tuan"

Ceklek

Wanita paruh baya itu berdiri didepan sang mahasiswa fakultas ekonomi tingkat akhir. Menatap datar sang pemuda yang terduduk di kursi kebesaran milik ayahnya.

Who? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang