Who?✨8

1.3K 131 10
                                    

Jihyo mendudukkan dirinya dihalte bersama Mina. Katanya badannya sedikit lemas dan kepalanya pusing. Jihyo yang tak tega, akhirnya menolak tawaran Jungkook untuk mengantarnya. Alhasil mereka sekarang berada di halte bus sekolah mereka.

'Tin..Tin'

Jihyo dan Mina serentak menolehkan pandangannya pada sebuah Mobil sedan didepan mereka. Kaca mobil penumpang sebelah pengemudi perlahan terbuka. Menampakkan seorang pemuda yang tak asing.

"Mina-sshi, ikutlah. Lebih baik kau ku antar saja. Tidak baik untukmu menaiki angkutan umum" Jimin mengajak sang gadis yang tadi jatuh pingsan dihadapannya.

"Mmm..., Ani. Tak perlu Jimin-oppa. Aku masih bisa naik kendaraan umum. Lagi pula nanti Jihyo akan pulang dengan siapa?" Mina mencoba untuk menolak tawaran Jimin.

"Mina-ya, lebih baik kau ikut dengan Jimin oppa saja. Aku tak apa. Jangan khawatirkan diriku" Jihyo mengelak. Dia membiarkan Mina diantar Jimin.

"Baiklah. Aku ikut denganmu oppa" Jimin tersenyum. Akhirnya ia berhasil membuat gadis itu pulang bersamanya.

"Masuklah" Jimin membukakan pintu mobil dari dalam.

Mina memasuki mobil Jimin lalu segera menutup pintunya. Melambaikan tangan pada Jihyo. Dan perlahan menutup jendela mobil milik Jimin.

"Sekarang aku harus bagaimana?" Jihyo memainkan kedua kakinya. Sebentar lagi pasti akan turun hujan. Ia rupanya lupa membawa payung. Padahal biasanya ia selalu membawanya. Menurut eomma-nya payung itu wajib ada di dalam tas Jihyo.

Jihyo menunduk. Tunggu bis berikut nya saja lah. Ia pasrah. Sedikit menyesal menolak tawaran Jungkook. Seharusnya sekarang ia sudah memeluk boneka beruang berwarna pink kesayangannya. Tapi sekarang ia malah terjebak di halte.

"Kau Jihyo?" Jihyo mendelik ke arah gadis disampingnya. Ah, dia kenal. Seniornya disekolah. Satu angkatan dengan Yoongi.

"Kenapa?" Jihyo membalas pertanyaan sarkas yang keluar dari mulut Umji.

"Jauhi Yoongi" Jihyo membulatkan matanya. Kenapa dia harus menuruti perintah seniornya menjauhi Yoongi?.

"Memang nya kenapa? Lagi pula untuk apa kau menyuruhku menjauhi Yoongi-oppa?" Umji terkejut. Membuat gadis itu bangun dari duduknya dengan menarik kerah baju seragam miliknya.

"Lepaskan eonni!" Jihyo melepaskan pegangan tangan umji di kerah bajunya.

"Yak! Kau ini kenapa sih? Apa salahku hingga kau menyuruhku menjauhi Yoongi-oppa?!" Jihyo membentak seniornya hingga membuat seniornya itu naik pitam.

"Plak"

Sebuah tamparan keras mendarat pada pipi mulus milik Jihyo. Meninggalkan bekas jejak kemerah-merahan di pipinya. Jihyo ingin menangis. Ia tak pernah diperlakukan kasar oleh siapapun. Bahkan ayah ataupun ibunya. Tapi kali ini, seorang wanita yang hanya berstatus sebagai seniornya berani menampar pipinya itu. Ia tak terima kenapa seperti ini?.

"Jihyo-sshi sebaiknya kau harus menjauhi Yoongi. Atau kau akan tahu sendiri apa yang akan terjadi dengan dirimu" Umji berbalik lalu meninggalkan Jihyo dihalte bus. Ia berjalan ke arah teman-teman nya yang sudah menungggunya sejak tadi.

'Ottokkhe eomma?' dalam hati Jihyo berteriak. Fisiknya tak pernah merasa sesakit ini. Langit sudah sangat gelap. Beberapa kali terdengar suara gemuruh dari langit. 'Oh God aku ingin pulang' Jihyo kebingungan. Bus berikut nya akan datang dalam 15 menit. Apa ia masih sanggup menunggu nya?

"Heol, aku hanya berharap ada seseorang yang mau mengantar ku" Jihyo menyederkan punggungnya di senderan tempat duduk. Malam ini ia ingat, ada jadwal makan malam bersama temen bisnis ayahnya. Ia harus cepat-cepat sampai dirumah. Tapi bagaimana caranya?.

Who? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang