Satu;1

529 55 19
                                    

'''123'''

Nara memperbaiki tali sepatunya yang lepas dari kaki jenjangnya, lalu menyeret koper berodanya menuju pintu keluar. Akhirnya Nara untuk pertama kalinya menginjakkan kakinya di Korea Selatan. Kalau bukan karena paksaan Nara kepada Ayahnya, mungkin Nara tidak akan tau bentuk Negara yang paling ia sukai ini. Nara menghela nafas lega.

📍📍📍

Narasya Paramita andriana, 19 tahun asal Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Narasya Paramita andriana, 19 tahun asal Indonesia.


📍📍📍


Nara gadis cantik asal Indonesia yang merantau ke Negri orang hanya untuk melanjutkan sekolahnya, Nara sendiri memang dari lama ingin tinggal di Korea, tapi karna Nara menyayangi Ayahnya jadi terpaksa dia tidak sekolah di Korea disaat umurnya 12 tahun. Sebenarnya dari dulu Nara memang punya mimpi untuk bersekolah di Korea, karena dia suka Nuansa Korea, apalagi dunia musiknya. Seperti Korean pop atau Kpop, dan Drama dramanya yang sukses membuat Nara kecanduan akan budaya Korea, Nara menyukai korea dari umur 12 tahun pertama kali Nara menyukai fandom perempuan SNSD dan fandom laki laki Suju(Super Junior)
Ahhh....oppa:).

📍📍📍

Dari balik jendela kaca, Nara melihat kerumunan orang berdiri di balik pagar pembatas. Mata Nara bergerak resah mencari wajah Tania diantara para penjemput, tetapi dia tidak menemukan sepupu perempuannya itu. Ia menyeret koper melewati ambang pintu, berharap dapat lebih menemukan Tania. Namun hingga ia melewati pagar pembatas, dan kerumunan orang semakin menipis, ia tidak juga dapat menemukan Tania. Nara mendengus kesal.

"Tania memang keterlaluan." umpat Nara kesal.

Nara menghampiri bangku terdekat, meminta ibu ibu menggeser duduknya sedikit untuk memberi tempat kepadanya, lalu Nara duduk dengan menaikkan paha kanannya bertumpu pada paha kirinya. Lalu ia membuka tas tangan mengaduk ngaduk isinya, mengeluarkan IPhone dan sebuah Novel. Tak ada gunanya menelpon Tania dan mengomel panjang lebar mengenai keterlambatannya. Hanya menguras emosi tanpa hasil. Terlalu melelahkan dan merusak moodnya. Lebih baik ia menyibukkan diri sambil menunggu makhluk menyebalkan itu datang.

📍📍📍

Hingga Nara tiba pada halaman terakhir novel, Tania tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Nara menutup novelnya dengan kesal, lalu Nara melirik jam tangan. Matanya terkejut saat menyadari sudah 1 jam lebih ia menunggu disini. Kali ini Tania memang sudah kelewatan! Tega teganya Tania menelantarkannya di Bandara seperti ini! Nara mengalihkan pandangannya ke arah jalan di depan Bandara, memperhatikan mobil mobil yang berhenti dan kesibukan orang orang yang memasukkan barang barang mereka ke bagasi. Tak ada satu pun mobil yang Nara kenal. Bahkan, tak ada wajah yang dinantinya. Nara mendengus kesal. Ia sudah tak sanggup menunggu lebih lama lagi. Lebih baik, ia mencari taksi. Toh Nara tidak lupa dengan rumah pamannya, karna Nara pernah mengunjungi rumahnya 6 tahun yang lalu, mungkin rumahnya masih disana. Ia bisa pulang sendiri! Gusar, Nara memasukkan Novel dan iPhone ke tas, lalu beranjak. Tangannya meraih pegangan koper dan bersiap menariknya, ketika.....

"Nara...?" Suara seorang lelaki menyapa ragu, membuat Nara batal melangkah. Cepat, Nara memutar tubuhnya ke arah datangnya suara. Tubuhnya membeku seketika, mendapati sosok tinggi menggunakan jaket hitam, masker berwarna hitam, dan berkaca mata hitam dihadapannya. Matanya terbeliak, tak percaya. Dan, mulutnya terganga lebar.

"Nara...?" lelaki itu kembali memanggil namanya, seakan ingin meyakinkan diri bahwa ia tidak salah orang. Pandangannya ragu.

Nara mengerjapkan mata, masih tak terlalu yakin bahwa sosok dihadapannya ini benar benar lelaki yang dilihatnya di televisi. Cepat, ia melihat lelaki itu dengan matanya. Dari ujung rambut hingga kaki. Walaupun hanya alis yang terlihat tapi Nara mengenali orang ini, tubuh jangkungnya pun sama, dengan dada bidang dan pundak lebarnya. Hanya saja... tertutup oleh jaket hitamnya.

Nara kembali mengangkat pandangannya, membalas tatapan lelaki itu. Benarkah yang berdiri di hadapannya ini adalah Oppa oppa korea yang selalu hadir dalam mimpinya? Atau mungkin penerbangan yang panjang, ditambah Nara lama menunggu, telah membuatnya berhalusinasi??

"T-Tae O-oppa..?"

Kalo mau hujat gpp:), soalnya baru bikin ehe.
Makasi kakak dan abang" yang udah baca, jangan lupa vote dan komen... Thx uuu:v

 Only You; Cha Eun Woo.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang