Suck Day

266 12 1
                                    

-10 Jam Sebelumnya-

Amy menuju kelasnya rasanya malas sekali untuk melangkahkan kakinya ke sana, pasti Allison mengomeliku, gerutunya dalam hati.

Di sana, ternyata ada Allison dan Pak Ryan sedang menunggu, Amy menghampiri mereka. Pak Riyan berada didepan meja dosen, Allison berada di depannya.

"Nah ini dia orangnya." Sambut Allison, menyindir temannya yang sama sekali masih tidak mempedulikan apapun yang Allison katakan atau lakukan.

Sungguh, Amy adalah orang yang aneh menurut Allison. Amy tak bisa merasakan ketika orang lain kesal padanya. Buktinya, Amy tak punya banyak teman, karena ia juga tak memerdulikan itu. Yang terpenting adalah ia bisa makan, mengerjakan tugas-tugas dan tidur.

Allison jadi ingat ketika ia berbicara dalam hati; Membosankan sekali bagi manusia biasa, tapi bagi Amy, entahlah, dia memang punya penyakit jiwa.

Tak seperti Amy, Allison justru orang yang cerewet, ceria dan banyak teman. Bahkan dia bisa bergonta-ganti pasangan. Hidupnya cukup bewarna, sedih, bahagia, dan yang lainnya.

Tapi tetap, Amy tak memerdulikan kehidupannya.

"Halo Pak Ryan," kalimat pertama yang keluar dari mulut Amy kepada Pak Ryan yang sudah ada di hadapannya, tidak menganggap bahwa Allison ada di sampingnya, "apa temanku membuat masalah?"

Allison mengerutkan dahinya, "Serius? Kau yang membuat masalah, sudah menyabotase tugasku." Protes Allison dengan nada yang cukup tinggi.

Amy mengeluarkan handphonenya, lalu membuka berkas tugas Allison yang berisikan kode-kode angka. Mereka belajar di kampus Cal Tech, yang artinya mereka bergelut dengan teknologi komputer dan sejenisnya.

Tugas Allison sudah dikumpulkan kepada Pak Ryan, diliahat dari laptop Pak Riyan yang berada disampingnya, tugas itu tak bisa dibuka dan kalimat "GAGAL" bewarna merah muncul diikuti suara bip-bip-bip.

Amy sudah mengetahui, pasti untuk mengakses tugas itu akan gagal, karena Amy tahu, Allison ceroboh dalam mengerjakan tugasnya, sehingga gagal diakses.

"Ini adalah tuduhan yang serius bagimu, Nona Amy," Ucap Pak Ryan dengan lembut.

"Aku sudah tahu semenjak awal kau mengatakan itu, Pak Riyan." Jawab ketus Amy, lalu ia kembali mengalihkan pandangannya ke ponselnya.

"Apa kau tak keberatan untuk menyimpan benda itu?" Mendengar sindiran dari Pak Riyan, Amy langsung menekan kata "KONFIRMASI" di ponselnya dan langsung menatap wajah Pak Ryan. "Terima kasih Nona Amylee Clark, apa kau ada tanggapan atas tuduhan yang dikatakan Allison?" Tanya Pak Riyan dengan serius.

"Ya," Amy menyahut dengan semangat, ia tak terima dituduh seperti itu, "Kenapa aku harus menyabotase penelitiannya? padahal dia yang mengacaukan penelitiannya sendiri." Ucapnya dengan wajah datar.

Allison membelalak, "Lihat kan?" Dengan nada kesalnya, Allison mengadu perilaku Amy yang menyebalkan itu pada Pak Riyan, "inilah omong kosong yang aku dapatkan darinya setahun ini."

"Aku tidak mengatakan ini keji," potong Amy, "ini karena hasil kerja Allison yang jelek. Aku yakin nilai-nilainya mencerminkan itu."

HackerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang