Logika yang ada di otak Amy, kali ini menolak apa yang dijelaskan oleh Bellamy. Semua pekerjaan yang ada di Lab Hacker bawah tanah ini sangat tidak masuk akal. Kali ini ia lebih memilih menatap mayat laki-laki yang sedang dimasukkan ke dalam tabung Kulkas oleh Richard. "Siapa dia?"
Bellamy mengangkat kedua alisnya, ia menyadari bahwa ia juga harus menjelaskan semuanya hingga ke akar-akarnya mengenai pekerjaan yang akan Amy geluti, tapi ia mencoba menjelaskan dari hal yang mudah, "Kau dengar kejadian pengeboman? Kemarin dan hari ini?"
Amy mengangguk sedikit. Ia ingat berita di televisi saat di kantor Detektif Daniel---saat Amy memotret ID username milik detektif Daniel.
"Dialah pelakunya," lanjut Bellamy, ia menyentuh layar yang berada di tutup Kulkas itu, tepatnya berada di bagian alumuniumnya. Layar itu memunculkan foto lelaki yang sudah menjadi mayat ini, "Buck Brendt, umurnya tigapuluh dua tahun, dia lulusan dari Universitas Santa Monica dari program rekayasa kimia. Dengan gelar master Penelitian Molekuler Energenetik. Bahan peledak."
Amy mengangguk sedikit dengan tatapan sama sekali tak tersanjung dengan semua penjelasan Bellamy, padahal Bellamy sangat bersemangat untuk memperlihatkan bahwa Amy tak lebih pintar darinya. Amy menatap mayat Buck Brendt itu, "Lalu?"
"Kau sungguh belum mengerti?" Tanya Bellamy, memastikan bahwa Amy benar-benar Ratu Kebodohan, "Dia berada di sini untuk berbagi ingatannya dengan kita."
"Tapi kan dia sudah mati?" Tanya Amy.
Bellamy tersenyum sumringah, bersiap menjelaskan, "Fakta menyenangkan, setelah mati, kesadaran tetap hidup selama tiga puluh detik. Setelah sepuluh menit, otak mulai menurun. Jika kita mendapatkan sampelnya dengan cepat, kita bisa memulai protokol yang akan memperlambat kerusakan lebih lanjut selama beberapa hari."
"Sampel? Maksudmu mayat?"
"Yap begitulah."
"Kau punya mayat pria ini, otaknya mulai menurun, lalu untuk bicara padamu bagaimana caranya?" Tanya Amy.
"Dengan menghubungkan otakmu yang masih hidup ke dalam memorinya," Bellamy menyeringai, bangga karena merasa sukses menjadi ketua di Lab Hacker ini, "Maka dari itu kami menyebutnya Hacking. Kau tahu, kami semua-lah yang meretas otakmu dan otak sampel itu, dan kau yang masuk ke dalam memorinya."
Amy tetap menolak, tak percaya otaknya akan diretas oleh kru Lab Hacker ini, "Itu mustahil."
Bellamy terkekeh sedikit, "Apakah begitu? Dr. Aku-belum-pernah-mempelajari-ilmu syaraf-seperti-Bellamy?"
Amy tak peduli dengan sindiran Bellamy, ia hanya mematung dan mendengarkan Bellamy. Tak tertarik untuk melawan Bellamy lagi karena pria yang ada di hadapannya memang sombong dan menyebalkan.
"Otak adalah bioelektrik, di dalamnya seperti listrik. Nah, setelah mati, kabel-kabel listrik itu masih ada di sana untuk sementara. Dan begitu juga memorinya. Tapi membutuhkan kesadaran yang hidup untuk mengakses dan menafsirkannya. Dan di situlah kau masuk." Lanjut Bellamy.
Kemudian Bellamy berjalan ke Akuarium dan melihat Richard dan Kevin sedang memasukkan dua keyboard di kanan dan di kiri tempat setengah berbaring itu. keyboard tersebut transparan seperti terbuat dari kaca dan terbagi dua. Di bawah keyboard itu terdapat tiang agar berdiri sejajar dengan kedua tangan yang direntangkan.
Amy masih memperhatikan sembari melangkahkan kakinya agar tetap bisa mendengar suara Bellamy, "Jadi kau ingin memasukkan kesadaranku ke dalam otak ini?"
Bellamy memutar bola matanya, ia mulai lelah menjelaskan, padahal apa yang ditanyakan Amy sudah terjawab, atau memang Amy hanya membuat Bellamy kesal, "Kedengarannya menjijikkan kau berkata seperti itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hacker
Научная фантастикаAmy, wanita yang tak pandai dalam bersosialisasi dengan orang lain, memasuki dunia yang memang tak pernah terbayangkan olehnya. Ketidaksengajaan masuk ke dalam pekerjaan misterius dan sangat rahasia, membuat dia memaksakan diri untuk mengorbankan se...