Meskipun napasnya masih tersenggal dan rasa sesak yang amat sangat, tapi Amy tetap berusaha membuka matanya. Penglihatannya kali ini seperti ia sedang berputar-putar. Namun apa yang dilihatnya sekarang adalah sebuah ruangan, tepatnya ia sedang berada di suatu apartemen.
"Bernapaslah dengan perlahan." Tiba-tiba Amy mendengar suara Bellamy, seperti hantu. Hanya ada suaranya tanpa terlihat badannya.
"Dimana... aku?" Dengan suara berat Amy mencoba untuk mencari tahu sedang apa dan di mana ia. Karena sesak yang di dadanya membuat Amy lupa bahwa ia sedang melakukan Hacking.
Penglihatan Amy masih tetap berputar dan membuat kepala Amy sangat pusing, ditambah lagi sesak di dadanya tak kunjung reda.
"Di apartemen Buck Brendt, pasti ada semacam petunjuk di mana dia menaruh dua bom sisanya." Jawab Bellamy dengan nada sedikit bergetar, khawatir karena terlihat dalam Akuarium, Amy terengah-engah, tak bisa mengatur napasnya.
Tak hanya sesak dan pusing, Amy juga merasakan dingin yang menusuk kulitnya. Padahal di apartemen ini Amy merasa badannya tak basah sama sekali, "Aku... kedinginan. Aku kedinginan. Aku sangat... kedinginan."
Sementara Bellamy langsung menoleh ke arah Angela, "Bagaimana Angela?"
"Suhu tubuhnya tiga puluh enam koma sembilan celcius, stabil." Angela mengangguk yakin bahwa Amy tak kedinginan.
Dalam akuarium itu, Amy terengah kasar dan napas pendeknya terus terdengar nyaring. Tapi kru Hacker tetap tenang—kecuali Bellamy. Itu karena Amy masih belum terbiasa dan syok pertama kali melakukan Hacking.
"Kau tak kedinginan," Singkat Bellamy dengan sedikit nada kesal. Ia kesal pada Lidya, yang tak melakukan tes psikologi pada Amy. Buktinya sekarang, Amy tak bisa mengendalikan dirinya melakukan Hacking, yang berarti Amy belum siap dengan baik.
Rajan yang berkutat dengan komputernya mulai tegang, "Dia akan mengalami syok."
Kekesalan Bellamy mulai memuncak pada Lidya ketika Rajan berkata seperti itu, "Ini sebabnya kita harus melakukan tes psikologis." Gumam Bellamy dengan nada kesal pada Lidya yang berada di sampingnya.
"Ya, itu bekerja dengan baik pada Marta. Amylee tak memerlukan tes itu." Lidya menjawab dengan nada tegas.
Khawatir dengan Amy, Bellamy ingin sekali membatalkan Hacking kali ini, "Aku akan mengeluarkannya."
Saat Bellamy sedang menyentuh setir Hacking untuk menariknya dan mengeluarkan memori Amy dengan sampel itu, Lidya meneriakki Bellamy, "Kita harus tahu di mana dua bom itu!"
Bellamy tersontak dan mendengus kesal. Akhirnya ia mengurungkan niat untuk menekan setir Hacking ke dalam, ia terpaksa menuruti Lidya dan terpaksa juga menuntun Anak Baru itu dengan sabar. Akhirnya Bellamy memfokuskan pandangannya lagi kepada Amy yang masih tak bisa mengatur napasnya dengan baik di Akuarium itu, "Amylee, bernapaslah dengan perlahan. Usahakanlah, kalau tidak kita akan mengeluarkanmu."
"Ku... Kurasa aku harus keluar." Sahut Amy yang masih mengatur napasnya. Amy merasa ia tak sanggup melakukan Hacking jika hanya membuatnya sesak dan pusing seperti ini.
Kali ini Amy masih merasa berputar-putar, tapi ditambah dengan melihat pasangan suami istri yang sedang bermesraan di meja makan bewarna coklat muda. Mereka sangat mesra. Ya, pasangan yang bermesraan itu Buck Brendt bersama istrinya. Dalam penglihatan Amy, Buck sedang memeluk istrinya dari belakang, tapi dua detik kemudian Buck berpindah tempat menjadi duduk di samping kiri istrinya.
"Jika kau mau keluar, kita bisa malakukannya pada awal menit ke dua," Ucap Bellamy lembut, "tapi setelah itu, kau sendiri yang harus mengeluarkanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hacker
Science FictionAmy, wanita yang tak pandai dalam bersosialisasi dengan orang lain, memasuki dunia yang memang tak pernah terbayangkan olehnya. Ketidaksengajaan masuk ke dalam pekerjaan misterius dan sangat rahasia, membuat dia memaksakan diri untuk mengorbankan se...