Amy dan Daniel sudah ada di ruang jenazah kantor polisi Divisi Los Angeles. Mereka menghabiskan waktu di perjalanan sekitar satu jam dari kampus Cal Tech.
Terdapat jenazah laki-laki yang dibaringkan di atas ranjang besi bewarna silver. Ada luka tembak di dada sebelah kirinya. Tubuhnya yang ditutupi kain putih sampai perutnya, kepalanya yang botak dan wajah yang pucat tak ada darah, membuat Amy meneliti seluruh tubuhnya. Jenazah itu adalah ayah angkat Amy.
Di jalan tadi, Daniel berkata bahwa ayah angkatnya Amy yaitu Peter, telah bunuh diri. Peter ditemukan sudah mati dengan luka tembak dan bersimbah darah di apartemennya. Daniel juga tak tahu lagi siapa keluarga Peter, maka dari itu ia menghampiri Amy untuk memberi tahu dan menginvestigasi mengapa Peter bunuh diri.
"Ya, itu dia, ayahku." Ucap Amy dengan yakin pada Daniel yang ada di hadapannya. Amy tak merasa sedih, ya memang dia tak bisa merasakan itu. ia hanya tidak percaya pada Daniel, Amy yakin bahwa ayah angkatnya telah dibunuh seseorang, bukan bunuh diri.
Daniel menatap Amy, wajah Amy terlihat biasa saja. Biasanya orang-orang akan meminta untuk berduka dan tak mau ada seorangpun yang melihat, "Apa kau butuh waktu sendirian?"
Amy mengernyitkan dahinya, "Hah? Untuk melakukan apa?"
Daniel mulai kebingunan, "Ya... untuk berduaan dengan ayahmu."
Amy menatap kembali wajah dan tubuh ayah angkatnya itu. ia jadi ingat ketika ia masih kecil berumur sembilan tahun.
Saat itu ayah kandungnya dengan tega meninggalkan Amy dan menitipkannya pada Peter. Gadis kecil seperti dia masih membutuhkan seorang ayah, tapi Amy tak bisa mendapatkan perhatian penuh dari ayahnya. Saat itu ayahnya sedang berjalan menuju taxi kuning dan membawa koper berbentuk persegi bewarna hitam. Amy tak tahu ayahnya akan pergi ke mana.
"Ayah, kembalilah." Ucapan lembut dari seorang gadis kecil yang sedang memandangi ayahnya lewat jendela. Jeritan kecil itu membuat Peter merasa iba. Ia berusaha untuk menenangkan Amy dengan cara mengusap pundak Amy, tapi Amy menggubris tangan Peter itu.
Saat itu Peter berpikir, mungkin Amy tak mau diganggu dan ingin sendiri saja. Tak lama, ia meninggalkan Amy yang masih memandangi ayahnya hingga pergi berlalu.
Mengingat kenangan itu, Amy jadi berpikir bahwa Peter adalah orang yang baik. Bahkan Peter rela menghabiskan hidupnya demi membesarkan Amy. Sebenarnya Peter dan istrinya sangat menyayangi Amy seperti pada anaknya sendiri, tapi Amy tak bisa merasakan hal itu.
Akhirnya ia memutuskan itu tak berlarut pada kenangan yang sangat menyakitkan dalam hidupnya. Ia mulai fokus kembali pada apa yang ia teliti. Ngomong-ngomong, Amy orang yang cerdas dan pandai meneliti sesuatu dengan logikanya. Maka dari itu, ia tak yakin dengan apa yang dikatakan Daniel.
"Tak usah, aku tak butuh berduaan dengannya," Amy menyilangkan tangannya dan menatap Daniel dengan serius.
"Kami akan menyediakan konselor, jika kau ingin berbicara pada seseorang."
Amy tak menjawab penawaran dari Daniel, ia masih tetap mengeryitkan dahinya, tetap merasa tak mungkin Peter bunuh diri, "Apa kau yakin dia bunuh diri?"
"Ya." Tegas Daniel.
Dari sinilah Amy merasa janggal, dan ia harus tahu apa yang terjadi pada Peter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hacker
Science FictionAmy, wanita yang tak pandai dalam bersosialisasi dengan orang lain, memasuki dunia yang memang tak pernah terbayangkan olehnya. Ketidaksengajaan masuk ke dalam pekerjaan misterius dan sangat rahasia, membuat dia memaksakan diri untuk mengorbankan se...