Introducing

138 8 4
                                    

"Apa ini?" Tanya Amy pada Lidya, ia memandangi alat tabung besar yang ada air di dalamnya. Ia tersanjung dengan alat ini.

"Kami menyebutnya akuarium."

"Haha sungguh?" Amy terkekeh, "Kukira kalian orang yang cerdas dalam menentukan nama sebuah alat."

Lidya melengos begitu saja. Saat sedang berjalan untuk menaiki tangga yang hanya ada untuk lima langkah saja, ada seorang pria menyambut Lidya dengan nada cerianya.

"Kukira kita akan menunggu dia melakukan tes psikologi," Sahut pria itu.

"Tidak ada waktu. Wawancarai kalau kau rasa perlu," Ketus Lidya sambil terus melangkahkan kakinya ke arah ruangan pribadinya, "Aku ingin dia siap dalam dua puluh menit."

Saat di lift menuju Lab Hacker ini, Lidya mengatakan bahwa Amy harus mempesiapkan dirinya untuk melakukan pekerjaannya. Amy akan dibantu oleh anak buahnya Lidya yaitu Bellamy untuk mempersiapkan dirinya, katanya Amy harus mengganti bajunya. Ia tak penasaran sama sekali kenapa harus mengganti bajunya.

Ya, mungkin itu yang namanya Bellamy. Pria itu masih berdiri, menunggu langkah Amy untuk mendekat padanya. Saat sudah mendekat, Amy dan Bellamy berdiri di tangga yang sama, Amy memperlihatkan wajah sinisnya, "Siap untuk apa?"

Bellamy mendongakkan kepalanya ke belakang, "Apa masalahmu sehingga kau tak punya teman?"

Amy mengernyitkan dahinya, terheran ke sekian kalinya mengapa orang-orang di sini mengetahui kehidupan Amy. Ia jadi ingat ketika Lidya mengatakan bahwa Lidya tau kehidupan Amy karena ada akses catatan kepolisian mengenai Amy. Tapi mana mungkin dalam catatan itu, ada kalimat Amylee Clark tak punya teman?

Dan oh, Amy mencium bau daging yang bersumber dari badan Bellamy. Bukan hanya otaknya saja yang tajam dalam meneliti sesuatu, tapi hidungnya juga. "Mengapa kau bau daging?" rasanya gatal sekali mulut Amy ingin berbicara mengenai hal itu.

Bellamy membalikkan badannya dan berjalan menuju suatu ruangan, Amy mengikutinya dari belakang.

"Aku sarapan dengan daging sapi goreng." Jawab Bellamy, menurutnya itu pertanyaan yang sangat tak penting.

"Daging sapi goreng?" saat dekat pintu ruangan, Amy melihat komputer canggih yang membuat ia tertarik lagi, "Apakah itu Komputer Kuantum?"

"Itu seperti daging asap tapi dibuat dengan daging sapi," Jawab Bellamy, tanpa menjawab pertanyaan kedua dari Amy. Ia juga lebih tertarik memperhatikan berkas-berkas yang berserakan di atas meja.

Berkas-berkas itu berada di atas meja kaca berukuran panjang. Ruangan ini berdinding kaca dengan tirai garis-garis. Ada juga komputer cangging yang menggantung di sebelah utaranya Amy berdiri.

"Kau ini apa, Muslim?" Tanya Amy, dengan tak sopan. Ia menanyakan agama seseorang yang memang belum betul-betul dikenalnya. Ya inilah cara Amy berkenalan, tak peduli sopan atau tidak. Yang pasti, dibalik pertanyaan itu, Amy dapat menyimpulkan bagaimana sifat orang itu.

"Bukan, aku seorang Kristen." Jawab Bellamy sambil menoleh ke arah Amy.

"Kristen tak suka makan daging babi?"

"Tidak, jika itu membuat neneknya sedih."

"Nenekmu muslim?"

"Kristen juga." Bellamy mulai kesal. "Apa kau akan membuntuti nenekku di website?"

"Aku cuma bertanya."

"Tidak, kau mengoceh." Ucap Bellamy dengan dinginnya, ia mulai risih dengan semua pertanyaan Amy. Bellamy mengalihkan padangannya lagi pada berkas yang berserakan itu. ia mulai memindahkan langkahnya ke seberang dimana ia berada. "Apa kau pernah didiagnosis? Mungkin kau emosional."

HackerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang