19. End?

6K 825 137
                                    

"Bisa antar saya ketemu Saint?"

Mean dan yang lain diam.

"Saya memang kecewa dengan fakta kalau Saint sudah tunangan dengan orang lain, apalagi dia masih mendekati Tuan Muda. Parahnya, membuat teman saya pergi dari rumah ini. Tapi, sepertinya saya harus bicara dengannya."

Kimmon sedikit bingung.

"Ini sudah keterlaluan. Saya harus hentikan Saint, Tuan."

Mean pejamin matanya. Hela nafas.

Setelah ngangguk, Mean permisi sebentar ke kamarnya. Dia mau dinginin kepalanya dulu.

Besok, dia bakal anter Perth nemuin Saint. Pun setelahnya, dia mau cari Plan dengan langkahnya sendiri. Dia harus nemuin Plan, dia harus jaga Plan dan anaknya.

Yang terpenting, dia harus menikah dengan Plan. Pun persiapan pernikahan mereka sudah 70% di tangan Kimmon.

Ini pertama kalinya bagi Mean, merasa bagian dari hidupnya pergi. Sakit. Sakit sekali. Mean yang ga gampang nangis, hari ini terlihat cengeng hanya karena Plan pergi.

———

Mean siap-siap pergi. Hari kedua dia ga masuk kantor. Dia ga terlalu peduli, pikirannya hanya tertuju pada Plan.

Merasa selesai, dia turun ke bawah. Sudah ada Perth nungguin dia. Mainin jarinya, macem orang bingung mau ngapain.

"Perth."

"Tuan. A-ayo."

Mean ngangguk. Suasana rumah jadi ga kayak biasanya. Terlalu senyap kayak ga ada orang. Cuma ada suara barang yang dipake pelayan kerja. Mereka ga bersuara, mereka juga shock dengan perginya Plan, calon Nyonya mereka.

Mean lajuin mobilnya. Dia ga tidur semaleman. Dia juga ga makan sejak kemarin. Mean hanya butuh Plan.

"Tuan.." Panggil Perth ditengah perjalanan.

"Hm."

"Saya ga yakin apa saya bisa hentikan Saint. Dan.. Kalau memang dia masih keras kepala dengan kejahatannya, lebih baik— Tuan lapor ke polisi."

Mean kaget pasti. Kalau dia di posisi Perth pun, bakal mikir dua kali mau relain pacarnya di penjara.

"Gimana sama lo? Lo jauh-jauh dateng kesini buat nyari dia, kan?"

"Ga apa-apa, Tuan. Yang dia lakuin udah tindak kejahatan. Apalagi, Plan lagi hamil. Kalau terjadi sesuatu dengan Plan dan bayinya, Saint sudah pasti tersangkanya."

Mean telan ludahnya, terasa berat. Omongan Perth makin buat Mean khawatir dengan keadaan Plan sekarang.

"Thanks, Perth." ucap Mean akhirnya. Dibalas anggukan lemah dari Perth.

Sampe didepan rumah Saint, Mean dan Perth ngeliat ibunya baru aja keluar. Di antar supir pribadinya. Well, semakin mempermudah mereka bicara dengan Saint.

Karena Ibu Saint, bisa jadi penghalang mereka meluruskan semuanya.

Mean dan Perth turun. Melangkah ke depan pintu rumah Saint.

Ketuk pintu dengan sopan. Perth atur nafasnya.

Ga berapa lama, terdengar langkah mendekati pintu. Saint muncul begitu pintu dibuka.

"Mean? Cari aku lagi?" Suara halus Saint menyapa telinga Perth.

Perth rindu. Sangat rindu.

"Ada yang mau ketemu sama lo." Bales Mean dingin.

Saint mengernyit. Hingga Perth muncul didepannya.

Kaki Saint melemas. Jantungnya berdebar kencang. Saint kaget, jelas. Laki-laki yang sebenarnya dia rindukan sejak dulu, kini ada didepannya.

Tuan Muda Mean ; MEANPLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang